Show simple item record

dc.contributor.advisorAmin, Akhmad Arif
dc.contributor.advisorHariyadi
dc.contributor.advisorTuasikal, Boky Jeanne
dc.contributor.authorSatria, Beny Maulana
dc.date.accessioned2016-02-25T04:16:01Z
dc.date.available2016-02-25T04:16:01Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78712
dc.description.abstractJawa Tengah merupakan salah satu provinsi penghasil utama bawang merah di Indonesia. Sentra produksi bawang merah di Jawa Tengah antaranya di Kawasan Brebes, karena didukung oleh agroklimat yang mendukung. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan untuk ekspor diperlukan produk yang mempunyai kualitas baik dan aman konsumsi. Namun seiring dengan target yang harus tercapai maka penggunaan pupuk dan pestisida dilakukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan pencemaran. Pencemaran lingkungan yang terjadi di lingkungan pertanian itu sendiri yaitu pemberian pestisida yang berlebihan sehingga mengakibatkan rusaknya fungsi tanah. Banyaknya pestisida yang masuk ke dalam tanah juga menyebabkan terakumulasinya logam berat yang ada pada pestisida. Tujuan peelitian ini untuk mengevaluasi kemampuan Aspergillus niger terpapar iradiasi gamma dosis rendah sebagai pengendali reduksi agrokimia pada tanaman bawang merah dan tanah serta melihat kelayakan ekonomi penggunaan aspergillus niger yang diradiasi dan tidak diradiasi. Data hasil analisis menyebutkan bahwa reduksi Pb yang diberikan perlakuan A.niger yang diradiasi dan tidak diradiasi tidak terlihat banyak pada bawang merah tetapi pada lindi dan tanah tertahan lebih kuat. Menurut kriteria Ditjen POM Depkes, nilai ambang batas logam berat Pb adalah 0,24 ppm. Dengan mengacu pada Dit-jen POM Depkes, bawang merah yang diradiasi ataupun tidak diradiasi masih berada diatas ambang batas namun sudah mengalami penurunan dari kajian bawang deptan tahun 2013 yaitu 26 ppm. Dari hasil pengujian di laboratorium diketahui untuk kadar residu pestisida kelompok organophosphat (triazofos), semuanya masih di bawah BMR yang ditetapkan oleh SNI 7313:2008 dan Limit Of Detection (LOD), artinya kadar residu pestisida tidak terukur Berdasarkan perbandingan analisis biaya dapat diketahui bahwa perlakuan Aspergillus niger yang tidak diradiasi (A) memiliki nilai B/C ratio yang tertinggi yaitu sebesar 5,53 dan keuntungan yang tertinggi pula yaitu sebesar Rp.172.677.500 per hektar(ha) per 1 kali tanam. Selain menguntungkan secara ekonomi, penggunaan Aspergillus niger ini baik yang diradiasi ataupun tidak diradiasi juga lebih efektif karena tenaga kerja yang dibutuhkan dapat ditekan seminimal mungkin dan lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan Kontrol (K). Jika perlakuan Aspergillus niger yang tidak diradiasi (A) dibandingkan dengan perlakuan Apergillus niger yang diradiasi (B) memiliki nilai B/C Ratio yang tidak terpaut jauh dengan perlakuan (A) yaitu sebesar 5,40 dan keuntungannya juga lumayan besar yaitu Rp.168.467.500 per hektar(ha) per 1 kali musim tanam. Berdasarkan analisis usahatani budidaya bawang merah dengan perlakuan Aspergilus niger yang diradiasi dengan yang tidak diradiasi menunjukkan bahwa lebih menguntungkan dari segi ekonomi dan mampu menjaga lingkungan tetap baik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcVegetableid
dc.subject.ddcOnionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcJawa Tengahid
dc.titlePenggunaan Aspergillus Niger Yang Diradiasi Gamma Sebagai Bioremedian Residu Triazofos Dan Logam Berat Pada Bawang Merah (Allium Cepa. L).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAspergillus nigerid
dc.subject.keywordradiasi gammaid
dc.subject.keywordbioremedianid
dc.subject.keywordpestisidaid
dc.subject.keywordbawang merahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record