Show simple item record

dc.contributor.advisorRiani, Etty
dc.contributor.advisorEffendi, Hefni
dc.contributor.authorZulfa, Nely
dc.date.accessioned2016-02-22T06:03:07Z
dc.date.available2016-02-22T06:03:07Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78538
dc.description.abstractPelabuhan perikanan merupakan kawasan pengembangan industri perikanan yang merupakan embrio pembangunan perekonomian di suatu daerah. Keberadaan pelabuhan perikanan juga merupakan salah satu upaya dalam rangka mempercepat kemajuan kawasan pesisir, dengan mengoptimalkan sumberdaya pantai, melalui peningkatan sarana dan prasarana di bidang perikanan. Bahan limbah yang berada di wilayah pesisir sebagian besar dibuang ke laut. Aktivitas rutin yang terjadi di pelabuhan perikanan berpotensi sebagai sumber pencemar. Hal tersebut karena limbah yang berasal dari aktivitas perikanan berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan perairan diantaranya sampah yang merupakan salah satu bahan utama yang terkandung dalam buangan limbah domestik. Sampah organik merupakan sampah yang dalam proses penguraian memerlukan oksigen. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Analisis kualitas air diwilayah perairan PPP Tasikagung sebagai dasar untuk penilaian mutu lingkungan perairan akibat aktivitas pelabuhan perikanan; 2) Mengidentifikasi dan mendapatkan gambaran mengenai aktivitas pelabuhan dan pengelolaan limbah organik yang dihasilkan di PPP Tasikagung; 3) Menganalisis persepsi masyarakat terhadap keberadaan PPP Tasikagung serta dampak yang ditimbulkan dari keberadaan PPP Tasikagung; 4) Merancang strategi pengendalian pencemaran organik terhadap keberadaan PPP Tasikagung. Untuk memperoleh metode tersebut yang digunakan adalah metode purposive sampling melalui observasi langsung, wawancara mendalam dengan pelaku aktivitas pelabuhan, studi pustaka terkait, dokumentasi serta analisis strategi yang digunakan adalah dengan AHP. Hasil analisis laboratorium terhadap parameter kualitas air laut pada 13 titik sampling (lima stasiun) sesuai Keputusan Menteri LH No 5 Tahun 2004 memperlihatkan besar nilai beberapa parameter yang sudah melebihi nilai ambang batas baku mutu pada masing-masing titik pengambilan sampel. Diantaranya parameter fisika dan kimia tidak memenuhi baku mutu lingkungan tersebut. Indeks keanekaragaman makrozoobenthos pada titik sampling 2 tercemar sedang (1,277), titik sampling 3 tercemar berat (0,637), sedangkan pada titik sampling 13 masih tercemar ringan (1,05). Sumber pencemaran laut dan pantai secara umum berasal dari berbagai kegiatan baik di darat maupun di laut. Namun demikian sumber pencemaran laut dapat berasal dari limbah industri, limbah pemukiman, dan limbah alami. sumber pencemar perairan pelabuhan secara garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu limbah di luar kawasan dan kegiatan dalam kawasan pelabuhan yang menghasilkan limbah. Sumber antropogenik yang paling banyak memberikan kontribusi kontaminasi ke lingkungan laut diantaranya limbah domestik karena di PPP Tasikagung berada dekat dengan pemukiman padat penduduk. Oleh sebab itu, pengolahan limbah harus dilakukan dengan baik dan benar agar tidak berdampak terhadap perairan tersebut. Sementara itu, persepsi mengenai lingkungan di PPP Tasikagung sangat penting karena biasanya keputusan atau pilihan perencanaan ditentukan oleh persepsi lingkungan dari perencana. Apabila perencana tidak mencoba memahami persepsi lingkungan masyarakat kemungkinan besar kualitas lingkungan baik tidak akan tercipta. Persepsi penilaian keberadaan PPP Tasikagung dapat meliputi kualitas air, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Jumlah responden secara keseluruhan memberi tanggapan terhadap keberadaan PPP Tasikagung setuju (85%), sangat setuju (10%), sangat setuju (5%) dan sangat tidak setuju, tidak setuju (0%) artinya masyarakat Tasikagung sangat beranggapan positif terhadap keberadaan PPP Tasikagung. Adanya PPP Tasikagung hal ini sangat berpengaruh terhadap sektor perekonomian masyarakat Rembang dan sekitarnya. Pembangunan pelabuhan perikanan pantai memiliki tujuan untuk membangun masyarat pesisir guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat nelayan. Pendekatan analisis hierarki proses (AHP) untuk mendapatkan skenario optimal dalam pengendalian pencemaran organik di PPP Tasikagung Rembang. Alternatif pengendalian pencemaran organik di PPP Tasikagung diurutkan sesuai prioritasnya adalah penyadaran masyarakat tentang sanitasi lingkungan (0,437), prioritas kedua adalah pengadaan IPAL di pelabuhan (0,328), prioritas ketiga adalah penegakan hukum lingkungan (0,167) dan urutan ke empat adalah pembersihan laut dari sampah (0,068) dengan inconsistency 0,08.id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcEnviromental scienceid
dc.subject.ddcWaste treatmentid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcRembang-Jawa Tengahid
dc.titleStrategi Pengendalian Pencemaran Organik Di Pelabuhan Perikanan Pantai (Ppp) Tasikagung Rembang Jawa Tengahid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPelabuhan perikananid
dc.subject.keywordlimbahid
dc.subject.keywordanalisis hierarki prosesid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record