dc.description.abstract | Elaeis guineensis Jacq. atau dikenal dengan kelapa sawit merupakan salah satu komoditas penting yang digunakan secara luas dalam industri makanan, kosmetik dan farmasi. Sebagai negara tropis, Indonesia diberkahi iklim dan kondisi yang tepat bagi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit, sekaligus daratan luas yang memungkinkan perkebunan dalam skala besar. Sejak tahun 2007, Indonesia merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Meskipun demikian, perkebunan kelapa sawit tidak lepas dari ancaman patogen yang menurunkan tingkat produksi. Cendawan G. boninense merupakan patogen paling mematikan dan merugikan industri kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi serangan G. boninense meliputi pengendalian secara kimia, mekanis dan biologis, tetapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Meskipun demikian, pengendalian secara biologis menarik banyak perhatian karena memiliki efek negatif yang relatif kecil bagi tanah, lingkungan maupun kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pengendalian yang terstruktur dengan pendekatan-pendekatan baru seperti biologi molekuler atau pengembangan senyawa antifungi yang aman dipergunakan dalam jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi gen-gen yang berperan dalam aktivitas antifungi bakteri antagonis G. boninense sebagai langkah awal untuk memahami mekanisme ekspresinya. Sebagai langkah pertama, dilakukan isolasi seratus dua puluh lima bakteri dari sampel uji berupa bag-log (media tanam) jamur konsumsi, tanah pembibitan kelapa sawit dan janjangan kosong kelapa sawit. Sebanyak tiga belas isolat menunjukkan penghambatan dengan nilai lebih dari 50%. Salah satu isolat yaitu S.2.2 diketahui memiliki aktivitas penghambatan yang tinggi sekaligus stabil terhadap pemanasan dan perlakuan proteinase K. Analisis runutan gen penyandi 16S rRNA menunjukkan bahwa S.2.2 memiliki 99% kemiripan dengan Burkholderia gladioli strain ATCC 10248 (accession number CP009322.1). Isolat S.2.2 selanjutnya disebut sebagai B. gladioli JR01 Untuk memahami mekanisme yang mendasari ekspresi senyawa antifungi JR01, dilakukan mutagenesis transposisi menggunakan mini-Tn5 menghasilkan 612 mutan transposon. Berdasarkan uji antagonis, ditemukan dua mutan yang mengalami penurunan aktivitas penghambatan yaitu BglK259 dan BglK498. Karakterisasi runutan DNA pengapit transposon menunjukkan kemiripan yang tinggi dengan sebagian gen penyandi LysR-type transcriptional regulator (BglK259) dan gen proton-translocating NADH-quinone oxidoreductase (BglK498). Kedua gen ini diduga terlibat dalam aktivitas antifungi B. gladioli sehingga inaktivasinya menyebabkan penurunan aktivitas. | id |