Karakteristik Ikan Baronang Dari Kepulauan Seribu Sebagai Bahan Pangan Dan Non Pangan Melalui Kajian Molekuler, Kimia Dan Mikroskopis
View/ Open
Date
2015Author
Jacoeb, Agoes Mardiono
Nurilmala, Mala
Butet, Nurlisa A
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan baronang termasuk ke dalam famili Siganidae dan merupakan salah satu ikan ekonomis penting di Indonesia. Jenis ikan baronang yang banyak ditemukan di Kepulauan Seribu adalah S. canaliculatus, S. fuscescens dan S. virgatus. Ikan ini terdiri dari beberapa spesies dengan nama lokal yang berbeda-beda. Perbedaan penamaan yang ada di daerah dengan nama ilmiah seringkali menimbulkan kesalahan identifikasi spesies. Identifikasi spesies ikan baronang secara molekuler perlu dilakukan untuk memastikan spesies ikan baronang dari Kepulauan Seribu dengan akurat. Ikan baronang pada umumnya hanya dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi. Kandungan gizi ikan baronang dari perairan Kepulauan Seribu belum diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik kimia yang meliputi analisis proksimat, analisis asam amino, asam lemak, vitamin dan mineral. Ikan baronang diketahui memiliki tekstur kulit yang tebal dan lentur. Kulit tersebut memiliki potensi untuk dijadikan sumber kolagen. Identifikasi molekuler berdasarkan DNA barcoding berhasil menunjukkan bahwa ikan baronang dari Kepulauan Seribu teridentifikasi sebagai Siganus canaliculatus, Siganus fuscescens dan Siganus virgatus dan memiliki berat molekul protein 12,86-98,36 kDa. Hasil pemisahan protein menggunakan SDS-PAGE menunjukkan pola pita yang diduga sebagai albumin, alergen dan metaloprotease. Metaloprotease dapat mengurangi inflamasi sehingga dapat dijadikan salah satu bahan non pangan yaitu antiinflamasi. Proporsi bagian tubuh ikan baronang menunjukkan bahwa proporsi daging merupakan komposisi terbesar (45,67%). Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kadar air ikan baronang 77,95 %, kadar protein 15,94%, kadar abu 1,01%, kadar lemak 0,93% dan kadar karbohidrat 4,33%. Hasil identifikasi asam amino menunjukkan adanya 16 asam amino. Asam amino esensial tertinggi adalah lisina yaitu 1,30% dan asam amino non esensial tertinggi adalah glutamat yaitu 1,98%. Total asam lemak yang teridentifikasi sebanyak 27 jenis yaitu 11 jenis saturated fatty acid (SFA), 7 jenis monounsaturated fatty acid (MUFA), dan 9 jenis polyunsaturated fatty acid (PUFA). Asam lemak tertinggi dari jenis PUFA adalah DHA yaitu 6,45%. Kandungan vitamin A ikan baronang sebesar 187,27 IU/100g dan vitamin B12 sebesar 1,40 μg/100g. Kandungan mineral tertinggi adalah kalium yaitu sebesar 1050,95 mg/100g. Analisis mikroskopi menunjukkan adanya kolagen pada kulit ikan baronang. Hasil karkateristik kimia dan analisis mikroskopi menunjukkan bahwa ikan baronang dapat dijadikan bahan pangan.
Collections
- MT - Fisheries [3019]