Show simple item record

dc.contributor.advisorSyaufina, Lailan
dc.contributor.advisorPuspaningsih, Nining
dc.contributor.authorSetiawan, Gatot
dc.date.accessioned2016-02-15T01:31:06Z
dc.date.available2016-02-15T01:31:06Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78331
dc.description.abstractPemanasan global merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim yang diakibatkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) dari kegiatan manusia. Salah satu sektor utama penyumbang emisi GRK adalah perubahan penggunaan lahan. Di dalam konteks perubahan iklim, perubahan penggunaan lahan dapat berkontribusi sebagai sumber (sources) dan serapan (sink) karbon tergantung pada tipe penggunannya. Berdasarkan Laporan Komunikasi Indonesia Kedua (Second National Communication), sumber emisi GRK Indonesia pada periode tahun 2000 sampai 2005 dihasilkan jumlah emisi GRK tanpa memasukkan sektor perubahan penggunaan lahan dan kehutanan sebesar 556 728.78 Gg CO2-eq, dengan masuknya perubahan penggunaan lahan dan kehutanan jumlah emisi GRK Indonesia meningkat secara signifikan menjadi sebesar 1 377 982.95 Gg CO2-eq. Peningkatan emisi terjadi ketika perubahan penggunaan lahan memberikan kontribusi serapan yang lebih rendah dari penggunaan lahan sebelumnya. Kabupaten Bogor memiliki tingkat pertambahan penduduk terbesar di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 3.14% per tahun. Peningkatan penduduk ini terjadi karena wilayah Kabupaten Bogor dekat dengan Ibu Kota Jakarta dan daerah industri seperti Bekasi dan Tangerang. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan penggunaan lahan semakin meningkat sehingga intensitas perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor sangat besar. Perubahan lahan akan mempengaruhi cadangan karbon yang berkontribusi terhadap terjadinya peningkatan emisi gas rumah kaca. Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama yaitu (1) Menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor untuk periode tahun 2000-2014, (2) Mengestimasi emisi CO2-eq akibat perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor dan memproyeksikan emisi ke depan, serta (3) Mengidentifikasi potensi kegiatan mitigasi dalam penurunan emisi GRK pada kegiatan perubahan penggunaan lahan. Metode pada penelitian ini dilakukan melalui dua pendektan yaitu analisis data spasial perubahan penggunaan lahan dan estimasi emisi CO2-eq dengan menggunakan pendekatan berbasis cadangan karbon. Kegiatan pengukuran biomassa pada berbagai perubahan penggunaan lahan dilapangan yang dikombinasikan dengan teknologi citra satelit akan memberikan pendugaan cadangan karbon di suatu wilayah. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pada periode tahun 2000 sampai 2014 di Kabupaten Bogor menunjukkan perubahan penggunaan lahan yang dinamis. Lahan yang paling banyak mengalami perubahan adalah kebun campur, lahan sawah, tanah terbuka, dan semak belukar yang dikonversi menjadi pemukiman yaitu sebesar 33 284 ha atau kurang lebih 11.13% dari luas Kabupaten Bogor. Pada periode tahun 2005 sampai 2009 menunjukkan perubahan yang bervariasi hampir semua penggunaan lahan mengalami konversi ke penggunaan lahan lainnya. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi kebanyakan dikonversi menjadi pemukiman yang dihasilkan dari konversi hutan sekunder, sawah, tanah terbuka, semak belukar dan kebun campur. Hasil perhitungan emisi pada periode tahun 2000 sampai 2005 Kabupaten Bogor pada sektor penggunaan lahan sebesar 1.48 ton CO2-eq/ha/tahun. Emisi ini dibandingkan dengan sekuestrasi jauh lebih besar yaitu 0.01 ton CO2-e/ha/tahun. Emisi bersih yang dihasilkan sebesar 1.47 ton CO2-eq/ha/tahun. Sementara secara tahunan emisi total Kabupaten Bogor sebesar 441 788.26 ton CO2-eq/tahun. Pada periode tahun 2005 sampai 2009 menunjukkan bahwa emisi total akibat perubahan penggunaan lahan sebesar 0.87 ton CO2-eq/ha/tahun, dengan rincian sekuestrasi 0.04 ton CO2-eq/ha/tahun dan emisi bersih sebesar 0.82 ton CO2- eq/ha/tahun. Emisi total tahunan sebesar 259 006.94 ton CO2-eq/tahun. Emisi total akibat perubahan penggunaan lahan periode tahun 2009 sampai 2014 sebesar 348 911.27 CO2-eq/tahun dengan sekuestrasi total sebesar 176 002.04 CO2-eq/tahun serta total emisi bersih sebesar 0.58 ton CO2-eq/ha/tahun dengan tingkat sekuestrasi sebesar 0.59 ton CO2-eq/ha/tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa emisi periode tahun 2005 sampai 2009 mengalami penurunan kurang lebih 41% dari emisi tahun 2000 sampai 2005 sedangkan emisi periode 2009-2014 mengalami peningkatan kurang lebih 35% ton CO2-eq/tahun dari periode tahun 2005-2009. Berdasarkan pendekatan historical projection dengan menggunakan BAU (Business As Usual) pada periode tahun 2000 sampai 2014 sebagai tingkat acuan (reference level) emisi kumulatif periode tahun 2000 sampai 2028 akibat perubahan penggunaan sebesar 672 814.95 ton CO2-eq/tahun. Hasil identifikasi potensi kegiatan mitigasi berdasarkan analisis sumber emisi utama menghasilkan kegiatan mitigasi yang mampu menurunkan emisi sebesar 47% dari BAU atau sebesar 356 036.16 ton CO2-eq/tahun. Kegiatan mitigasi yang berpotensi menurunkan emisi atau meningkatkan cadangan karbon diantaranya mempertahankan tutupan hutan primer, hutan sekunder, serta memanfaatkan lahan dengan vegetasi yang memiliki cadangan karbon yang lebih tinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcEnvironmental scienceid
dc.subject.ddcCarbondiaxideid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleEstimasi Emisi Karbondioksida Equivalen (Co2-Eq) Akibat Perubahan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPerubahan penggunaan lahanid
dc.subject.keywordemisi CO2-eqid
dc.subject.keywordcadangan karbon tingkat acuanid
dc.subject.keywordmitigasiid
dc.subject.keywordBusiness As Usualid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record