dc.description.abstract | Sawah yang selalu tergenang merupakan salah satu sumber emisi gas metana (CH4). Tujuan penelitian ini untuk mengukur fluks gas metana dari lahan padi sawah pada berbagai kondisi lingkungan mikro, menentukan rezim air yang optimum untuk mengurangi emisi gas metana, dan membandingkan konsentrasi emisi gas metana yang terukur dari lahan padi sawah terhadap baku mutu konsentrasi gas metana di udara ambien.. Pengambilan data dilaksanakan selama satu musim tanam dimulai 26 Maret sampai 23 Juni 2015. Lokasi penelitian di Blok Sawah Patapaan Cikarawang, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Ilmu Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB. Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan rezim air yaitu tergenang (RT) untuk budidaya konvensional, basah (RB), dan kering (RK) untuk budidaya dengan System of Rice Intensification (SRI). Pengukuran emisi gas metana dilakukan seminggu sekali sekaligus pengukuran parameter pH dan Eh tanah. Kemudian dilakukan perhitungan total fluks gas metana dan dibandingkan antara tiga perlakuan tersebut. Total fluks gas metana yang dihasilkan yaitu 1007.03 mg/m2/musim (RT), -2346.47 mg/m2/musim (RB), dan -286.33 mg/m2/musim (RK), sehingga rezim air optimum dalam mereduksi gas metana adalah RB. Total konsentrasi gas metana yang terukur dari budidaya padi sawah RT, RB, dan RK secara berturutturut yaitu 42.55 μg/m3, 38.56 μg/m3, dan 40.74 μg/m3. Hasil pengukuran konsentrasi gas metana lebih kecil dibandingkan dengan baku mutu (160 μg/m3). | id |