Koefisien Tanaman Padi Dengan Teknologi System Of Rice Intensification (Sri) Dan Sistem Konvensional
Abstract
Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan beras juga semakin meningkat, sedangkan di sisi lain peningkatan pemanasan global mengakibatkan ketersediaan air berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai koefisien tanaman (Kc) pada budidaya padi konvensional dan System of Rice Intensification (SRI) dengan pendekatan keseimbangan air, hubungan nilai Kc dengan pertumbuhan tanaman, dan sistem pemberian air optimal. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2015 di desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan rezim air yaitu tergenang (RT), basah (RB), dan kering (RK). Kc dihitung berdasarkan rasio evapotranspirasi tanaman (ETc) dan evapotranspirasi acuan (ETo) dengan metode Penman-Monteith. Pertumbuhan tanaman hingga panen menunjukkan bahwa RK yang terbaik dengan tinggi tanaman 86 cm, anakan 77 batang, dan malai 61 batang. Nilai Kc tiap fase pertumbuhan dengan RT adalah 1.09;1.16;1.20;1.13 untuk fase awal, pertumbuhan tanaman, reproduksi, dan fase akhir. Untuk fase yang sama nilai Kc 0.45;0.74;1.44;0.85 untuk RB dan 0.57;0.80;1.50;1.10 untuk RK. Produktivitas air pada tiga rezim adalah 0.79 untuk RT ; 1.17 untuk RB ; dan untuk RK 1.72 (kg/m3). Dengan demikian dapat disimpulkan sistem pertanian yang paling hemat air adalah RK.