Studi Histopatologi Organ Limfoid Mencit (Mus Musculus) Dengan Pretreatment Untuk Penyiapan Hewan Penelitian Bidang Biomedis
View/ Open
Date
2015Author
Ariyani, Ririn
Estuningsih, Sri
Darusman, Huda Shalahudin
Metadata
Show full item recordAbstract
Pretreatment diperlukan sebagai proses standardisasi hewan laboratorium, dalam hal ini adalah mencit (Mus musculus), untuk penelitian biomedis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai efek penggunaan dua jenis bedding dan mengeksplorasi pola-pola pretreatment dengan pemberian sediaan antiinfeksi. Tiga ekor mencit induk jantan dan 9 ekor betina dari pemasok memperoleh pretreatment dan dipelihara menggunakan bedding kain kaos. Perkawinan 1 jantan dengan 3 betina dilakukan setelah uji TTGT menunjukkan 0 telur cacing cestoda dan nematoda. Mencit betina anakan berjumlah 15 ekor berusia 4 minggu dibagi ke dalam 5 kelompok dan dipelihara menggunakan bedding kain kaos. Kelompok A tidak memperoleh pretreatment, kelompok C memperoleh antihelmintik (albendazol), kelompok D memperoleh antihelmintik dan antibiotik (azitromisin), kelompok E memperoleh antihelmintik dan antiprotozoa (metronidazol), dan kelompok F memperoleh ketiga sediaan. Kelompok B terdiri atas 3 ekor mencit betina berusia 4 minggu yang diperoleh dari pemasok dan dipelihara menggunakan bedding serutan kayu. Pembagian kelompok dan asal mencit jantan, sama seperti kelompok betina. Kelompok A dan B dibandingkan untuk mencapai tujuan pertama. Hasil terbaik diantara keduanya, yaitu kelompok A, dibandingkan dengan kelompok C, D, E, dan F untuk mencapai tujuan kedua. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan pengamatan preparat histopatologi organ limfoid mencit, yaitu timus, limpa, dan limfonodus. Variabel pengamatan ketiga organ limfoid berbeda-beda berdasarkan morfologinya. Sediaan diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Seluruh kegiatan pretreatment berlangsung selama 25 hari. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan bedding kain kaos mampu mencegah re-infeksi patogen lingkungan, seperti kecacingan dan meminimalisir infeksi patogen alami yang berada di dalam tubuh mencit. Bedding kain kaos mampu mencegah dan mengurangi gangguan kesehatan akibat penggunaan bedding serutan kayu, seperti iritasi saluran pernapasan atas. Sediaan antiinfeksi menyebabkan perubahan nilai kepadatan sel limfosit pada pusat-pusat folikel organ limfoid. Kelompok mencit jantan memberikan respon morfologi dan fungsi organ limfoid lebih baik terhadap sediaan antiinfeksi dibandingkan mencit betina. Mencit kelompok C memiliki nilai kepadatan sel limfosit paling mendekati kelompok A. Oleh karena itu, pretreatment dengan kedua sediaan tersebut dinilai paling ideal untuk digunakan dalam penelitian biomedis dengan acuan perubahan mikroskopis pada organ limfoid.