Pengolahan Limbah Nitrogen Dari Kegiatan Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pada Sistem Akuaponik
View/ Open
Date
2015Author
Wahyuningsih, Sri
Effendi, Hefni
Wardiatno, Yusli
Metadata
Show full item recordAbstract
Senyawa nitrogen (amonia, nitrit, dan nitrat) merupakan kontaminan utama dalam air limbah budidaya. Amonia menjadi limbah nitrogen utama yang dihasilkan oleh hewan air. Pakan merupakan sumber utama amonia dalam sistem budidaya. Hal ini dikarenakan hanya sekitar 20-30% dari nutrisi pakan menjadi biomassa, sedangkan sisanya diekskresikan ke lingkungan dalam bentuk amonia dan urea. Meningkatnya pemberian pakan akan diikuti dengan buangan dan akumulasi limbah nitrogen yang semakin tinggi, dan pada akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air. Untuk mempertahankan kualitas air budidaya yang baik, diperlukan pengembangan dan penerapan metode baru. Metode yang dapat digunakan salah satunya adalah sistem akuaponik. Sistem akuaponik dikenal sebagai integrasi produksi tanaman hidroponik dengan budidaya ikan dalam sistem resirkulasi. Tanaman pada sistem akuaponik dapat menyerap nutrien yang berasal dari limbah budidaya, sedangkan bakteri mengurangi amonia melalui proses nitrifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas pengolahan limbah nitrogen dari kegiatan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam sistem akuaponik. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai April 2015 di Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor (PPLH IPB). Percobaan terdiri dari tiga perlakuan dengan tiga ulangan, tanpa tanaman sebagai kontrol (P1), selada romain (Lactuca sativa L. var. longifolia) (P2), selada romain dan bakteri komersial (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi nutrien berfluktuasi selama periode pengamatan. Secara deskriptif P3 menunjukkan hasil lebih baik dari P1 dan P2. Kisaran nutrien anorganik dalam sistem adalah 0,91-6,49 mg/L untuk TAN, 0,0022-0,4522 mg/L untuk NH3, 0,91-6,46 mg/L untuk NH4 +, 0,03-0,93 mg/L untuk NO2 -, dan 0,91-3,60 mg/L untuk NO3 -. Integrasi budidaya ikan nila dan selada romain dapat menghilangkan nutrien dengan efisiensi penghilangan terbaik 91,50%, 34,41%, 22,86%, dan 49,74% untuk amonia, amonium, nitrat, dan nitrit, berturut-turut. Tingkat kelangsungan hidup ikan nila tertinggi adalah 96,11±1,44% pada P3, diikuti P2 dan P1 yaitu 94,44±6,45% dan 89,17±0,96%, berturut-turut. Hasil panen selada romain pada P2 dan P3 tidak berbeda nyata, dengan berat akhir adalah 61,87±5,59 g pada P2 dan 57,74 ± 04,35 g pada P3. Secara deskriptif P3 lebih baik dalam pengolahan limbah budidaya dan lebih optimal dalam performa ikan nila dibandingkan P1 dan P2. Sementara itu analisis statistik secara keseluruhan antara P1, P2, dan P3 tidak berbeda nyata.
Collections
- MT - Fisheries [2872]