Show simple item record

dc.contributor.advisorWardiatno, Yusli
dc.contributor.advisorKrisanti, Majariana
dc.contributor.authorFarhani, Siti Anindita
dc.date.accessioned2016-01-18T08:10:32Z
dc.date.available2016-01-18T08:10:32Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77569
dc.description.abstractProduktivitas sekunder adalah salah satu metode untuk mengkuantifikasi ketersediaan biomassa organisme heterotrof bagi tingkat trofik selanjutnya dalam suatu rantai makanan. Penelitian mengenai produktivitas sekunder masih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Penulis memilih topik penelitian mengenai perhitungan produktivitas sekunder mengingat peran produktivitas sebagai indikator ekologis dan kesehatan lingkungan. Pengukuran produktivitas sekunder dilakukan dengan objek organisme makroinvertebrata bentik seperti larva serangga. Salah satu larva serangga yang ditemukan hampir di seluruh habitat perairan adalah larva chironomid termasuk Danau Sipin dan Danau Teluk. Kedua danau tersebut terletak di Provinsi Jambi dan memiliki kondisi yang berbeda. Danau Sipin terletak di sekitar lingkungan padat kegiatan manusia dan hanya memiliki ±20% tutupan lahan hijau di area sempadan sedangkan Danau Teluk berada di daerah yang sangat sedikit mendapat pengaruh kegiatan antropogenik serta masih memiliki tutupan lahan hijau lebih dari 80%. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan komunitas larva chironomid dan kecenderungan pertumbuhan larva chironomid yang ditemukan selama penelitian. Penelitian juga bertujuan untuk mengukur besarnya produktivitas sekunder larva chironomid dan membandingkan produktivitas di kedua danau lokasi penelitian. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei – September 2014 di Danau Sipin dan Danau Teluk, Provinsi Jambi. Metode analisis frekuensi ukuran digunakan untuk menghitung produktivitas sekunder larva chironomid. Biomassa diperoleh dengan mengkonversi volume larva menjadi berat kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan Danau Sipin dan Danau Teluk secara umum tidak berbeda secara signifikan. Parameter yang menunjukkan perbedaan signifikan adalah parameter kecerahan (p-value = 0,0020). Tutupan lahan dan kecerahan mempengaruhi preferensi serangga dewasa dalam memilih tempat memijah dan meletakkan massa telur (ovoposition). Spesies dominan yang ditemukan di kedua danau adalah Chironomus riparius dengan komposisi lebih dari 80%. Berdasarkan kurva distribusi frekuensi panjang dapat disimpulkan bahwa larva Chironomus riparius mengalami pertumbuhan yang signifikan selama penelitian. Berdasarkan perhitungan jumlah individu, kelimpahan larva di Danau Teluk lebih tinggi dibandingkan Danau Sipin, demikian pula dengan produktivitas sekunder. Produktivitas Danau Teluk yang terukur sebesar 18 kali lipat produktivitas Danau Sipin. Hal tersebut menggambarkan bahwa kualitas lingkungan sekitar danau serta kondisi perairan Danau Teluk lebih cocok dan mendukung bagi kehidupan larva chironomid.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcChironomidaeid
dc.subject.ddc2015id
dc.titlePertumbuhan Dan Produktivitas Sekunder Larva Chironomidae Pada Dua Danau Berbedaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordchironomidid
dc.subject.keywordChironomus ripariusid
dc.subject.keyworddanauid
dc.subject.keywordproduktivitas sekunderid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record