Show simple item record

dc.contributor.advisorSoewardi, Kadarwan
dc.contributor.advisorPratiwi, Niken TM
dc.contributor.authorNovita MZ
dc.date.accessioned2016-01-18T08:10:00Z
dc.date.available2016-01-18T08:10:00Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77564
dc.description.abstractDaya dukung merupakan salah satu tools yang ditawarkan untuk mengontrol suatu kegiatan agar tidak melebihi kemampuan lingkungan dalam menampung beban limbah, sehingga tidak mengubah ekologi lingkungan serta tidak mengganggu fungsi dan struktur sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Situ Cilala, salah satu ekosistem perairan alami yang terletak di Bogor, Jawa Barat telah dimanfaatkan untuk kegiatan keramba tancap ikan hias. Kegiatan keramba tancap ikan hias ini perlu memperhatikan daya dukung perairan. Penentuan daya dukung biasanya didasarkan pada beban fosfat maksimum yang mampu ditampung perairan. Jika pemanfaatan keramba tancap masih belum mencapai kondisi eutrof (fosfat maksimum), maka pembangunan keramba jaring apung dapat ditambahkan. Selain dengan membatasi pembangunan keramba, penebaran ikan alami yang mampu memanfaatkan fitoplankton yang tumbuh akibat masukan bahan organik dari kegiatan keramba juga dapat dilakukan. Hal ini dapat dikembangkan untuk kegiatan pemancingan. Penebaran ikan alami ini juga harus memperhatikan daya dukung perairan, yakni didasarkan pada produktivitas primer perairan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah pengelolaan optimal untuk kegiatan pemancingan berdasarkan daya dukung keramba tancap ikan hias dan KJA ikan mas pada perairan Situ Cilala. Pengambilan contoh air dilakukan pada bulan Juli 2014 pada empat stasiun yang dipilih berdasarkan masukan bahan organik (2 inlet, bagian tengah, dan outlet). Pengambilan sampel air dilakukan untuk analisis fisika-kimia perairan yang bertujuan menentukan kelayakan perairan untuk kegiatan perikanan dan beberapa di antaranya digunakan untuk penghitungan daya dukung. Berdasarkan hasil pengamatan, perairan Situ Cilala tergolong perairan dangkal dengan kedalaman rata-rata 1,7 m. Kondisi perairan tersebut berdasarkan parameter fisika-kimia perairan yang dianalisis masih layak digunakan untuk pengembangan kegiatan perikanan, karena masih tergolong di bawah baku mutu kelas 3 pada PPRI No. 82 tahun 2001. Penentuan daya dukung untuk kegiatan keramba tancap ikan hias telah dilakukan oleh Novita (2013) dan hasilnya menunjukkan bahwa perairan mampu menampung 900 keramba tancap. Jika konsentrasi fosfat saat pembangunan keramba tancap ikan hias maksimum dibandingkan dengan hasil konversi fosfat dari klorofil maksimum 20 mg/m3, maka terdapat selisih konsentrasi fosfat sebesar 7,96 mg/m3. Selisih fosfat ini kemudian digunakan untuk membangun KJA tambahan dengan daya dukung 2,19 ton ikan/tahun. Jenis ikan yang dipelihara di KJA adalah ikan mas dengan ukuran keramba 3x3x2 m3. Ikan yang ditebar direncanakan berukuran 10 g/ekor dan dapat dipanen setelah mencapai ukuran 350-400 g/ekor dalam waktu 4 bulan dengan padat tebar 60 ekor/m3 dan SR 80%, sehingga jumlah KJA yang dapat dibangun adalah 4 KJA. Jika pemanfaatan keramba maksimum, maka penebaran ikan alami juga harus maksimum. Berdasarkan konversi produktivitas primer dari klorofil maksimum, didapatkan daya dukung ikan alami adalah 3,39 ton/tahun. Jenis ikan yang ditebar adalah ikan nila mono sex, sehingga tidak menambah populasi melalui pemijahan. Ukuran tebar ikan yangdirencanakan adalah 25 g/ekor dan akan dipanen pada ukuran 125 g/ekor dengan SR 85%, sehingga jumlah ikan yang ditebar adalah 39.882 ekor. Titik penebaran ikan dilakukan pada dua titik, yakni lekukan dekat inlet dan di tengah dekat outlet. Pemilihan ini didasarkan pada kedalaman yang memadai dan paparan lokasi terhadap limbah kegiatan. Laju pertumbuhan ikan nila adalah 2,0-2,5 g/hari, sehingga lama pembesaran dapat dilakukan selama 40-50 hari. Jumlah pemancing maksimum didasarkan pada hasil tangkapan rata-rata sebesar 3 kg/hari, yakni 353 orang/minggu. Penebaran selanjutnya dilakukan jika hasil tangkapan telah mencapai 25% ikan tebar, sehingga interval penebaran adalah 1 minggu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam rangka meningkatkan hasil pemancingan pada suatu perairan, perlu diperhatikan daya dukung perairan untuk kegiatan keramba. Keramba dimaksudkan sebagai sumber bahan organik yang dapat meningkatkan nutrien ke perairan dan berimplikasi pada peningkatan biomassa fitoplankton yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami bagi ikan yang ditebar di perairan. Pada kasus Situ Cilala, perlu dilakukan pemaksimalan keramba tancap ikan hias hingga 900 unit dan KJA ikan mas sebanyak 4 unit agar hasil kegiatan pemancingan maksimal. Nilai daya dukung ikan alami untuk pemancingan mencapai 3,39 ton ikan nila. Konsep daya dukung tersebut perlu diterapkan bersamaan dengan pengaturan tata letak dan penzonasian yang diperkuat dengan peraturan dan pengawasan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcPhysical oceanographyid
dc.subject.ddcCoastal areaid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePenentuan Daya Dukung Ekosistem Perairan untuk Wisata Pemancingan (Studi Kasus: Situ Cilala, Kabupaten Bogor)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordikan hiasid
dc.subject.keywordikan alamiid
dc.subject.keywordkeramba tancapid
dc.subject.keywordKJAid
dc.subject.keywordpemancinganid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record