Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprihatin
dc.contributor.advisorRomli, Muhammad
dc.contributor.advisorYani, Mohamad
dc.contributor.advisorHerlambang, Arie
dc.contributor.authorDamsir
dc.date.accessioned2016-01-08T22:11:42Z
dc.date.available2016-01-08T22:11:42Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77243
dc.description.abstractProses biokonversi anaerobik sampah kota menghasilkan gas metana yang akan mengakibatkan emisi rumah kaca dan berdampak pada perusakan lingkungan. Selain itu produksi lindi dan kompos anaerobik akan menjadi polutan yang berbahaya apabila langsung dikembalikan pada lingkungan. Akan tetapi gas metana berpotensi sebagai energi terbarukan sedangkan lindi dan kompos anaerobik yang dihasilkan mempunyai potensi untuk dijadikan pupuk bagi kegiatan pertanian. Secara umum penelitian ini bertujuan mendapatkan kinerja proses biokonversi sampah organik terhadap produksi biogas, material padatan dan lindi dalam lisimeter. Adapun tujuan khusus adalah (1) Menganalisis pengaruh ukuran bahan pada kinerja bio-konversi bahan organik menjadi biogas dalam lisimeter terkendali. (2) Menganalisis karakteristik lindi bagi kemungkinan pemanfaatannya sebagai pupuk cair untuk pertanian. (3) Menganalisis karakteristik bahan kompos hasil proses anaerobik bagi kemungkinan pemanfataanya sebagai pupuk organik untuk pertanian. Tahapan karakteristik proses bio-konversi berbagai ukuran sampah kota menjadi biogas dalam lisimeter dilakukan dengan cara pengujian proses bio-konversi. Sampah organik hasil pemilahan dipotong-potong menggunakan mesin pemotong kemudian diayak sesuai ukuran perlakuan yaitu A=(< 0.1 cm), B=(0.1 – 0.9 cm), C=(1.0 – 1.9 cm), D=(2.0 – 2.9 cm), dan E=(Bentuk asli) kemudian dimasukkan dalam tabung lisimeter. Parameter pengujian yaitu: (1) volume biogas, (2) produksi gas meliputi konsentrasi metana (CH4), karbondioksida (CO2), hidrogen Sulfida (H2S), nitrogen Oksida (N2O), oksigen (O2), (3) penurunan tinggi timbunan sampah, (4) produksi lindi , dan (5) Bulk Density. Tahapan karakteristik lindi hasil bio-konversi anaerobik sampah kota dan potensi pemanfaatan menjadi pupuk cair dalam lisimeter dilakukan dengan cara melakukan pengujian lindi selama waktu proses bio-konversi 150 hari meliputi kadar tembaga (Cu), seng (Zn), krom heksavalen (Cr), kadmium (Cd), mercuri (Hg), timbal (Pb),Total Kjeldahl Nitrogen (TKN), BOD, COD, fosfat, kalium, ammonium (NH4-N) menggunakan metode APHA ed. 21, 2005. Potensi pemanfaatan polutan sebagai pupuk cair dibandingkan dengan standar Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 pada BOD, COD dan amonia, sedangkan potensi unsur hara untuk tanaman dan logam berat dibandingkan dengan Permentan No. 70 Tahun 2011. Tahapan karakteristik kompos anaerobik dan potensi pemanfaatan menjadi pupuk organik dalam lisimeter dilakukan dengan pengamatan meliputi kualitas kompos anaerobik selama waktu proses bio-konversi 150 hari di laboratorium. Parameter yang dianalisis meliputi pH, C/N Ratio, Total Solid (TS), Volatil Solid (VS), kadar air, nitrit (NO2-N), suhu dan kadar abu. Potensi pemanfaatan kompos anaerobik sebagai pupuk organik dibandingkan dengan Permentan No. 70 Tahun 2011 tentang persyaratan pupuk organik. Sampah organik berbagai ukuran memiliki kadar air yang beragam dan cukup tinggi pada kisaran 72.1-86.6%. Sampah organik relatif lebih tinggi iii dibandingkan sampah anorganik, sedangkan kadar air lebih tinggi daripada kadar padatan. Kerapatan bahan (Bulk Density) berada pada kisaran 0.4-0.6 g/cm3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran bahan dan kadar air bahan mempengaruhi produksi biogas. Semakin kecil ukuran bahan maka semakin tinggi produksi biogas dan semakin tinggi kadar air bahan maka akan semakin rendah volume biogas yang dihasilkan. Produksi metan (CH4) awal penelitian mendominasi pada lisimeter A sedangkan karbondioksida (CO2) mendominasi produksi biogas pada awal penelitian pada lisimeter B, C, D, dan E. Penurunan timbunan tertinggi pada ukuran bahan sampah asli (perlakuan E) dan terendah pada ukuran bahan A (<0.1 cm). Produksi lindi mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran bahan sampah kota dan semakin tinggi kandungan kadar air maka akan semakin cepat produksi lindi akan tetapi produksi biogas akan semakin rendah. Berbagai ukuran sampah kota menunjukkan pola yang hampir sama yaitu terjadi penurunan nilai BOD selama proses bio-konversi. Nilai BOD semua perlakuan belum memenuhi standar untuk dikembalikan pada lingkungan. Nilai COD untuk semua perlakuan belum memenuhi standar baku untuk dikembalikan ke lingkungan. Nilai TKN menunjukkan semakin bertambahnya waktu maka nilai TKN menjadi semakin kecil. Nilai TKN pada akhir proses bio-konversi anaerobik menunjukkan nilai yang tinggi. Nilai TKN yang tinggi mengindikasikan kandungan nitrogen yang tinggi dan berpotensi untuk dikembalikan ke lingkungan untuk kegiatan pertanian. Semakin lama waktu maka semakin kecil kandungan ammonium (NH4-N) yang didapat akibat dari peroses konversi ammonium menjadi senyawa nitrogen yang lebih sederhana. Bakteri anaerobik selama proses konversi unsur hara membentuk asam organik yang dapat meningkatkan K+. Kandungan fosfat lindi masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan Kepmentan No.70 Tahun 2011. Kadar Logam berat Hg, Cd, Cr, Zn, Cu dan Pb dalam lindi yang dianalisis pada semua perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan Peraturan Menteri Pertanian nomor 70 Tahun 2011. Kompos anaerobik berbagai ukuran sampah kota pada masing masing perlakuan menunjukkan pH yang optimal dimulai sejak awal proses sampai akhir proses bio-konversi. Kadar air kompos anaerobik belum memenuhi standar untuk dikembalikan ke lingkungan dalam bentuk pupuk organik. Perubahan senyawa nitrit yang terjadi pada proses kompos anaerobik menunjukkan pola yang hampir sama yaitu terjadi kenaikan sampai hari ke 30 dan selanjutnya terjadi penurunan. Proses penguraian bahan organik pada proses kompos anaerobik semua perlakuan meningkatkan kadar abu seiring berjalannya waktu. Penurunan nilai C/N menunjukkan perbedaan pada tiga bulan pertama, dimana pada kompos anaerobik bahan ukuran terkecil (A (<0.1 cm)) terjadi penurunan C/N yang cukup besar dibandingkan pada ukuran bahan yang lebih besar. Total Solid (TS) selama proses bio-konversi pada berbagai perlakuan memperlihatkan kecenderungan menurun. Begitu juga kondisi Voltil Solid (VS) mempunyai kecenderungan semakin menurun. Menurunnya kadar TS tersebut merupakan indikator terjadinya bio-konversi secara enzimatis dan aktivitas asidogenesis yang merubah fraksi padatan menjadi fraksi kompos anaerobik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgricultureid
dc.subject.ddcCompostid
dc.titleBio-konversi Anaerobik Berbagai Ukuran Sampah Kota Dalam Sistem Lisimeter untuk Produksi Biogas dan Pupukid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordLisimeterid
dc.subject.keywordsampah kotaid
dc.subject.keywordbiogasid
dc.subject.keywordlindiid
dc.subject.keywordkompos anaerobikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record