Show simple item record

dc.contributor.advisorAswidinnoor, Hajrial
dc.contributor.advisorChozin, Muhammad Achmad
dc.contributor.advisorTriwidodo, Hermanu
dc.contributor.authorDewi, Azri Kusuma
dc.date.accessioned2016-01-08T22:07:49Z
dc.date.available2016-01-08T22:07:49Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77233
dc.description.abstractDalam upaya merespon tingginya kebutuhan beras seiring dengan laju peningkatan jumlah penduduk yang tinggi di Indonesia, peningkatan produktivitas padi secara nasional harus terus dilakukan. Namun demikian, upaya peningkatan produktivitas padi dihadapkan pada beberapa faktor pembatas diantaranya adalah keterbatasan dalam potensi hasil suatu varietas dan adanya serangan organisme pengganggu tanaman. Kedua faktor tersebut hingga saat ini masih menjadi kendala utama yang membayangi keberhasilan peningkatan produktivitas padi di Indonesia. Oleh sebab itu, dengan kondisi lingkungan yang beragam, percampuran genotipe padi (Oryza sativa L.) dapat dipertimbangkan sebagai pilihan yang lebih ekonomis dibandingkan dengan penanaman genotipe tunggal untuk mengontrol kejadian hama dan mempertahankan hasil gabah. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mendapatkan informasi keragaman genetik genotipe padi yang dibentuk dari penanaman genotipe campuran terhadap keragaan hasil, komponen hasil, stabilitas hasil, keberadaan serangga hama utama (penggerek batang dan wereng coklat) dan musuh alami. Sedangkan tujuan khususnya adalah :1) untuk mengetahui interaksi genotipe x lingkungan, hasil dan stabilitas hasil dari beberapa genotipe padi tipe baru di berbagai lingkungan uji, 2) untuk mendapatkan metode percampuran genotipe padi yang terbaik terhadap keberadaan hama utama dan musuh alami, 3) untuk menguji pengaruh keberadaan hama dan dua metode percampuran terhadap hasil dan komponen hasil, 4) untuk mengetahui daya campur, keragaan karakter agronomi dan stabilitas hasil dari percampuran dua komponen genotipe padi. Materi genetik yang digunakan pada penelitian meliputi lima genotipe padi, yaitu IPB 117-F-4-1-1 yang dipilih berdasarkan hasil analisis stabilitas beberapa padi harapan tipe baru di enam lingkungan uji, genotipe IPB 4S, IR64, Inpari 11, dan Inpari 13. Percampuran genotipe padi dengan dua metode percampuran yaitu campuran benih (seed mix) dan campuran baris (row mix) dilakukan pada kelima genotipe padi selama dua musim tanam. Kejadian hama dan musuh alami serta keragaan karakter agronomi dan hasil diamati dan dibandingkan dengan rerata hasil dari genotipe padi tunggal penyusun campuran selama musim tanam tersebut. Percampuran benih (seed mix) dengan menggunakan dua komponen genotipe padi dilakukan untuk mengetahui daya gabung dari kelima genotipe padi yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya pengamatan keragaan karakter agronomi dan daya campur hasil dari percampuran dua komponen genotipe padi tersebut dilakukan di tiga lingkungan uji. Hasil analisis stabilitas hasil pada beberapa genotipe harapan padi tipe baru menunjukkan bahwa terdapatnya interaksi yang sangat nyata antara genotipe dan lingkungan yang mengindikasikan adanya genotipe padi tertentu yang sesuai untuk lingkungan spesifik. Berdasarkan analisis stabilitas dan keragaan agronominya, IPB 117-F-4-1-1 merupakan genotipe padi yang terpilih untuk dimasukkan dalam penelitian percampuran genotipe padi karena genotipe padi tersebut memiliki arsitektur tanaman yang lebih kokoh dan vigornya yang baik sehingga diharapkan mempunyai kemampuan kompetitif dan keragaan agronomi yang lebih baik dalam percampuran genotipe padi. Berdasarkan dua metode percampuran (seed mix dan row mix) dengan menggunakan lima komponen genotipe padi pada dua musim tanam menunjukkan bahwa peningkatan hasil padi terdapat pada musim tanam kedua dibandingkan dengan rata-rata hasil komponen genotipe dalam bentuk tegakan tunggal (monokultur). Campuran seed mix menunjukkan rata-rata hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan row mix pada musim tanam kedua yang ditunjukkan oleh laju peningkatan hasil relatif yang lebih besar, yaitu sebesar 7,26% pada seed mix dan 4,63% pada row mix. Karakter panjang malai dan bobot seribu butir merupakan karakter komponen hasil yang konsisten menunjukkan efek positif pada campuran seed mix dan row mix di kedua musim tanam. Keragaman genotipe tanaman padi melalui percampuran seed mix pada musim tanam pertama dapat menurunkan kejadian hama dengan persentase penurunan relatif untuk penggerek batang dan wereng coklat masing-masing adalah sebesar 46, 55% dan 29,83%, sedangkan pada campuran row mix, persentase penurunan kedua hama lebih tinggi dibandingkan dengan seed mix, yaitu 100% untuk hama penggerek batang dan 47,37% untuk wereng coklat. Seed mix secara konsisten berpengaruh baik terhadap penurunan hama wereng coklat didalam campuran yang ditunjukkan oleh penurunan relatifnya sebesar 6,61% pada musim tanam kedua, sedangkan pada tipe row mix secara konsisten memberikan dampak yang konsisten terhadap penurunan penggerek batang dengan persentase penurunan relatifnya dalam campuran adalah 1,4%. Peningkatan kelimpahan musuh alami di lapang ditemukan pada percampuran seed mix yang ditunjukkan dengan persentase peningkatan populasinya dalam campuran tersebut selama dua musim tanam. Percampuran benih dengan dua komponen genotipe padi, menunjukkan genotipe IPB 4S + Inpari 11 mempunyai rerata hasil lebih tinggi dari rerata genotipe penyusunnya dan dari semua genotipe yang diuji. Berdasarkan analisis daya campur umum ada beberapa genotipe tunggal dapat meningkatkan hasil gabah dalam campuran dibandingkan dengan genotipe tunggal lainnya. Berdasarkan pengaruh interaksi lingkungan dengan GMA menunjukkan bahwa peningkatan hasil gabah dalam campuran berbeda diberbagai lingkungan. Rerata di semua lingkungan, campuran memiliki hasil lebih tinggi 10,98% dibandingkan rerata hasil komponen genotipe tunggalnya. Genotipe Inpari 11 memiliki nilai daya campur umum yang lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe padi lainnya. Efek daya campur khusus yang paling tinggi untuk hasil gabah adalah interaksi positif antara Inpari 11 dan IR64. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menggunakan pendekatan percampuran genotipe memberikan peluang untuk menurunkan kejadian hama sambil tetap mempertahankan bahkan meningkatkan hasil gabah dibandingkan dengan rerata hasil genotipe tunggalnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgricultureid
dc.subject.ddcPaddy riceid
dc.titleStudi Percampuran Genotipe Padi Sawah Terhadap Hasil Dan Kejadian Hama Utamaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordpadiid
dc.subject.keywordpercampuran genotipeid
dc.subject.keywordkomponen hasilid
dc.subject.keywordhasilid
dc.subject.keywordpenggerek batangid
dc.subject.keywordwereng coklatid
dc.subject.keywordmusuh alamiid
dc.subject.keywordseed mix, row mixid
dc.subject.keyworddaya campur umumid
dc.subject.keyworddaya campur khususid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record