Potensi Ekstrak Daun Kayu Manis Cinnamomum burmanni Untuk Meningkatkan Respons Imun Ikan Patin Pangasianodon hypopthalmus Yang Diinfeksi Aeromonas hydrophila
Abstract
Salah satu patogen penyebab timbulnya penyakit pada usaha budidaya ikan patin adalah bakteri Aeromonas hydrophila yang dapat menyebabkan penyakit Motile Aeromonads Septicaemia (MAS). Peningkatan daya imunitas benih yang digunakan merupakan salah satu pendekatan untuk mendukung keberhasilan budidaya ikan patin. Imunitas yang baik akan dapat mengurangi kematian pada masa awal penebaran benih pada tahap pembesaran. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan suatu bahan alami yang dapat meningkatkan respons imun ikan terhadap infeksi patogen yang menyerang serta ramah lingkungan. Tanaman yang diketahui berpotensi sebagai antibakteri berbasis bahan nabati adalah tumbuhan kayu manis Cinnamomum burmanni. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya antibakteri ekstrak daun kayu manis C. burmanni terhadap A. hydrophila dan menguji potensi ekstrak daun kayu manis untuk meningkatkan respons imun ikan patin dalam pencegahan dan pengendalian MAS Penelitian terdiri atas dua tahap, yaitu uji antibakteri ekstrak daun kayu manis secara in vitro dan uji ekstrak daun kayu manis dalam meningkatkan respons imun ikan patin yang diinfeksi A. hydrophila. Pada uji daya antibakteri ekstrak daun kayu manis dosis yang diujikan yaitu 0%, 0,25%, 0,5% dan 1% dengan modifikasi metode macrodilution. Pada pengujian ekstrak daun kayu manis untuk meningkatkan respons imun ikan patin dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap sebelum uji tantang dan tahap uji tantang. Pada tahap sebelum uji tantang ikan patin diberi pakan dengan penambahan ekstrak daun kayu manis 0%, 0,5% dan 1%. Parameter yang diamati pada tahap sebelum uji tantang meliputi jumlah konsumsi pakan, bobot awal, bobot akhir, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup dan gambaran darah (total eritrosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit, total leukosit, aktivitas fagositik dan aktivitas respiratory burst) yang diamati pada hari ke-0 dan hari ke-14. Pada tahap uji tantang perlakuan yang diberikan ada enam perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan pencegahan 0,5% dan 1%, perlakuan pengendalian 0,5% dan 1% serta kontrol negatif dan positif. Uji tantang dilakukan pada hari ke-16. Parameter yang diamati yaitu gambaran darah yang diamati pada hari ke-0, 1, 3, 6 dan 10 dan parameter kelangsungan hidup yang diamati setiap hari setelah uji tantang. Hasil yang diperoleh pada uji antibakteri ekstrak daun kayu manis secara in vitro yaitu pada dosis 0,5% dan 1% tidak ada pertumbuhan bakteri A. hydrophila. Hasil penelitian pada tahap sebelum uji tantang menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun kayu manis 0,5% dalam pakan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penambahan ekstrak daun kayu manis 1% dan berbeda nyata (p<0,05) pada semua parameter penelitian kecuali parameter total leukosit, hemoglobin, hematokrit dan aktivitas fagositik, tetapi tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan kontrol. Pada tahap uji tantang perlakuan pengendalian dengan penambahan ekstrak daun kayu manis 0,5% merupakan hasil terbaik. Pada perlakuan pengendalian 0,5% kelangsungan hidup ikan patin mencapai 100%, sedangkan pada kontrol positif hanya 63,33% dan memberikan hasil terbaik pada semua parameter gambaran darah. Pengamatan histopatologi menunjukkan bahwa pada perlakuan penambahan ekstrak daun kayu manis, terjadi kerusakan organ ginjal dan hati yang lebih ringan dibandingkan perlakuan kontrol positif. Kesimpulannya adalah ekstrak daun kayu manis lebih dari 0,5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila dan penambahan ekstrak daun kayu manis 0,5% dalam pakan dapat meningkatkan respons imun ikan patin dan dapat digunakan sebagai pencegahan dan pengendalian penyakit MAS.
Collections
- MT - Fisheries [2934]