Show simple item record

dc.contributor.advisorAswidinnoor, Hajrial
dc.contributor.advisorSopandie, Didy
dc.contributor.advisorTrikoesoemaningtyas
dc.contributor.authorSinaga, Parlin Halomoan
dc.date.accessioned2015-06-16T03:30:35Z
dc.date.available2015-06-16T03:30:35Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75579
dc.description.abstractLahan pasang surut di Indonesia terdapat seluas 20.1 juta hektar, 9.53 juta hektar di antaranya potensial untuk lahan pertanian, dan dari 9.53 juta hektar tersebut, 6 juta hektar berpotensi untuk areal tanaman pangan. Lahan pasang surut seluas 6 juta hektar seharusnya dapat menjadi sentra produksi padi utama di Indonesia. Usahatani padi di lahan pasang surut dihadapkan pada masalah lingkungan yang bersifat suboptimal untuk pertumbuhan tanaman, kekurangan tenaga kerja, sosial budaya, kekurangan modal usaha, dan fanatisme petani terhadap varietas lokal. Produktivitas padi di lahan pasang surut Kalimantan berkisar 3.2 – 4.2 t ha-1. Produktivitas tersebut dapat ditingkatkan tanpa harus menanam dua kali dalam setahun, yaitu dengan memanfaatkan ratun. Ratun adalah tanaman yang tumbuh dari tunas yang terdapat di buku batang padi yang tersisa saat panen. Kemampuan tanaman padi untuk menghasilkan ratun dapat ditentukan oleh: sifat genetik dan lingkungan. Kemampuan menghasilkan ratun merupakan karakter varietas yang dikendalikan secara genetik dan oleh karena itu berbeda pada berbagai jenis padi. Potensi ratun pada padi-padi pasang surut perlu dikaji untuk memberi arah pemuliaan padi ratun. Penelitian berjudul “Keragaman dan Analisis Genetik Potensi Ratun Genotipe Padi (Oryza sativa L.) Spesifik Lahan Pasang Surut” bertujuan untuk menjelaskan lingkungan seleksi, keragaman potensi ratun berbagai genotipe padi pasang surut, aspek fisiologis, kendali genetik ratun, memperoleh galur padi tipe baru ratun, dan menyusun paket teknologi budidaya padi tipe baru ratun spesifik lahan pasang surut. Penelitian dilaksanakan dalam enam (6) kegiatan. Percobaan di lapangan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap yang diulang 3 kali. Bibit berumur 21 hari sejak semai (hss) ditanam 1 bibit per lubang tanam dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Tanaman dipupuk dengan 150 kg ha-1 Urea, SP36 100 kg ha-1 SP36, dan 75 kg ha-1 KCl. Tanaman utama dipanen setelah 95% malai menguning. Pemotongan batang saat panen dilakukan pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. Tanaman ratun dipupuk dengan 50 kg ha-1 Urea, 30 kg ha-1 SP36, dan 25 kg ha-1 KCl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon genotipe-genotipe padi terhadap ketiga lingkungan seleksi berdasarkan tipologi lahan pasang surut tidak berbeda, yang ditunjukkan oleh jumlah rumpun hidup yang sama antar tipologi lahan. Seleksi untuk kemampuan meratun dapat dilakukan pada tipologi lahan sulfat masam maupun lahan bergambut dengan tipe luapan air B dan C. Genotipe IPB107-F-7-3 mampu menghasilkan rumpun hidup terbanyak sebesar 86.6%. Keragaman genetik dari kemampuan meratun genotipe padi luas. Seleksi untuk kemampuan meratun dapat dilakukan melalui karakter tanaman utama sebagai karakter sekunder, yaitu: diameter batang, tumbuh cepat dan vigor, daun hijau saat panen (stay green), anakan produktif banyak, dan produktivitas tanaman utama tinggi. Seleksi dengan menggunakan indeks seleksi menghasilkan sembilan genotipe dengan kemampuan meratun baik, yaitu: IPB97-F-13-1-1, IPB107-F-14-4-1, IPB107-F-14-5-1, IPB Batola 6R, Inpago IPB 8G, IPB 4S, IPB Batola 5R, IPB 3S, dan IPB107-F-18. Kemampuan meratun padi pasang surut berkorelasi lebih kuat dengan kandungan nitrogen dibandingkan dengan kandungan karbohidrat pada buku. Kemampuan membentuk ratun padi pasang surut dikendalikan oleh dua gen dengan aksi gen epistasis. Keragaan karakter agronomi ratun dikendalikan oleh banyak gen minor dengan aksi gen aditif dan epistasis duplikat atau epistasis komplementer. Hasil ratun genotipe padi dipengaruhi secara nyata oleh interaksi jumlah buku sisa x genotipe x lokasi. Pemotongan tanaman utama dengan menyisakan satu buku menyebabkan komponen hasil dan hasil ratun rendah pada lahan tipe B maupun C. Pemotongan tanaman utama dengan menyisakan tiga buku sisa memberikan hasil terbaik genotipe IPB97-F-13-1-1 dan IPB 3S di lokasi tipe luapan B dan C. Hasil ratun tidak dipengaruhi oleh interaksi lokasi x waktu pemupukan tanaman utama x waktu panen tanaman utama x genotipe. Hasil panen ratun maupun total hasil (ratun + tanaman utama), berbeda antar tipologi lahan pasang surut. Hasil ratun genotipe IPB107-F-18 lebih tinggi jika tanaman utama dipupuk dan dipanen lebih awal baik di lahan tipe B maupun C. Panen tanaman utama lebih awal lima hari dari umur panen normal di lokasi Kapuas memberikan total hasil tanaman utama dan ratun tertinggi yaitu 5.12 t ha-1 GKG dan terendah 4.34 t ha-1 GKG jika genotipe ditanam di Pulang Pisau. Panen tanaman utama yang lebih lambat dari waktu panen normal di Kapuas memberikan hasil yang rendah. Tanaman ratun sensitif terhadap pengaruh lingkungan. Genotipe IPB97-F-13-1-1, IPB 4S, dan IPB 3S merupakan genotipe terbaik berdasarkan rata-rata hasil tanaman utama+ratun di tiga lokasi. Pada lingkungan yang sesuai seperti Kapuas, IPB 3S dapat memberikan total hasil 7.09 t ha-1 GKG. Berdasarkan total hasil, genotipe IPB97-F-13- 1-1 dan IPB 4S beradaptasi pada lingkungan sub-optimal (bi < 1). Hasil rata-rata ratun IPB97-F-13-1-1, IPB 4S, dan IPB 3S menempati peringkat terbaik sekaligus di 3 lokasi. Dengan menggunakan genotipe ratun berdaya hasil tinggi dan stabil, teknologi ratun mampu meningkatkan secara signifikan hasil padi di lahan pasang surut. Kontribusi ratun terhadap hasil padi berkisar 31.3 % - 61.9 %. Penelitian ini menghasilkan beberapa informasi, yaitu: 1) karakter meratun genotipe (kemampuan tunas untuk tumbuh 3 hari setelah panen tanaman utama) adalah sama pada lahan tipe luapan B dan C, tetapi hasil ratun dipengaruhi oleh lingkungan yang ditunjukkan oleh interaksi yang nyata genotipe x lingkungan; 2) metode seleksi padi ratun menggunakan kriteria seleksi batang tanaman utama yang besar; 3) ideotipe padi ratun tipe baru; 4) teknik budidaya ratun spesifik lahan pasang surut; 5) genotipe padi ratun yang stabil; 6) hubungan karakter N batang terhadap hasil ratun; dan 7) informasi aksi gen dalam pemuliaan ratun. Teknologi ratun dapat diandalkan untuk meningkatkan produksi padi di lahan pasang surut, tetapi masih berpeluang diperbaiki melalui penemuan padi ratun tipe baru dengan produktivitas yang lebih tinggi dan adaptasi terhadap lingkungan yang lebih luas. Kegiatan pemuliaan padi ratun harus memperhatikan karakter tanaman utama yaitu diameter batang besar yang didukung oleh karakter pertumbuhan vigor, stay green, jumlah anakan produktif dan produktivitas tanaman utama yang tinggi. Karakter kadar nitrogen (N) batang yang tinggi, penting untuk menentukan kemampuan meratun yang baik. Oleh karena itu padi ratun harus respon terhadap pemupukan N. Karakterkarakter ratun dikendalikan oleh banyak gen dan terdapat pengaruh epistasis sehingga seleksi harus dilakukan pada generasi lanjut dan perlu menanam banyak tanaman per siklus seleksi. Genotipe berpotensi ratun memberikan respon yang baik terhadap pemotongan dengan menyisakan 3 buku saat panen, panen tanaman utama pada saat masak fisiologis, dan pemupukan tanaman utama tujuh hari sebelum panen. Genotipe ratun seperti IPB97-F-13-1-1, IPB 4S, dan IPB 3S dapat memberikan kontribusi ratun hingga 61.9% dari tanaman utama. Beberapa penelitian masih perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan karbohidrat dengan posisi buku dalam rangka mengklarifikasi banyak pendapat peneliti yang menyatakan bahwa karbohidrat penting untuk kemampuan meratun padi. Penelitian lebih lanjut perlu untuk mengetahui penyebab kehilangan rumpun, potensi memperoleh genotipe genjah yang mengandung N dan karbohidrat tinggi, dan respon petani dan nilai ekonomi padi ratun.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.classificationField crops
dc.subject.classificationRice
dc.titleAnalisis Genetik Potensi Ratun Genotipe Padi (Oryza Sativa L) Spesifik Lahan Pasang Suruten
dc.subject.keywordratunen
dc.subject.keywordgenotipeen
dc.subject.keywordpadien
dc.subject.keywordpasang suruten
dc.subject.keywordstabilitas hasilen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record