Show simple item record

dc.contributor.advisorMaryana, Nina
dc.contributor.advisorManuwoto, Sjafrida
dc.contributor.advisorMutaqin, Kikin Hamzah
dc.contributor.authorSahetapy, Betty
dc.date.accessioned2015-05-19T07:01:57Z
dc.date.available2015-05-19T07:01:57Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75167
dc.description.abstractPenyakit darah pisang disebabkan oleh blood disease bacterium (BDB). Bakteri ini dapat ditularkan melalui bibit yang terinfeksi, peralatan pertanian, tanah yang terbawa air, kontak akar dan serangga pengunjung bunga pisang. Penelitian diawali dengan pengumpulan contoh serangga di Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Propinsi Banda Aceh. Lokasi ini merupakan daerah endemik penyakit darah pisang. Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor sedangkan isolasi, deteksi dan identifikasi BDB dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai April 2013. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengamati kelimpahan dan mengidentifikasi serangga pengunjung bunga pisang, mengidentifikasi isolat BDB yang berasal dari bagian permukaan dan internal tubuh serangga, deteksi dan identifikasi BDB dari tanaman dan bagian tubuh serangga dengan teknik PCR, dan menguji beberapa serangga berpotensi vektor dalam uji penularan BDB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga yang ditemukan di area pertanaman pisang Desa Capah Paloh 1, Capah Paloh 2, Simpang Betung 1, Simpang Betung 2 dan Pante Cermin adalah tergolong dalam ordo Diptera dan Hymenoptera. Drosophilidae (Diptera) ditemukan lebih dominan di antara serangga-serangga tersebut. Kemudian dilakukan juga pengamatan terhadap kelimpahan serangga dan kejadian penyakit. Hasil penelitian di kelima desa contoh menunjukkan bahwa persentase kejadian penyakit darah pisang tertinggi terjadi di desa Simpang Betung 1 yaitu 96.90% dan persentasi terendah terjadi di Desa Pante Cermin yaitu 40.68%. Rataan kejadian penyakit dari kelima desa contoh adalah 80.36%. Terdapat korelasi positif antara kelimpahan serangga Drosophilidae dengan kejadian penyakit darah pisang, yaitu semakin tinggi kelimpahan serangga semakin tinggi pula kejadian penyakit. Data mengenai budidaya dan penegelolaan tanaman pisang di Provinsi Aceh tersebut dilakukan dengan mewawancarai 50 orang petani pisang menggunakan kuesioner terstruktur dengan sebagian pertanyaan bersifat terbuka. Parameter yang ditanyakan petani meliputi umur, pendidikan dan pemahaman petani mengenai penyakit darah pisang. Pemahaman petani mengenai penyakit darah pisang sangat minim. Petani responden sama sekali tidak mengetahui tentang penyakit darah pisang pada awal penanaman. Hal ini baru diketahui setelah tanaman pisang di lahannya menunjukkan gejala akibat serangan penyakit darah pisang. Penanganan untuk menekan serangan penyakit darah sudah terlambat karena dari awal penanaman tidak ada penyuluhan mengenai penyakit yang menyerang pisang dan penanganannya. Umur petani yang berkisar antara 31-50 tahun merupakan umur produktif dan mempunyai kemampuan untuk bekerja keras dalam pengelolaan usaha tani pisangnya. Pendidikan petani responden yang umumnya adalah SLTP iv dan SLTA memungkinkan petani untuk bisa menerima teknologi atau inovasi terbaru untuk bisa digunakan dalam memajukan dan mengembangkan usaha taninya sehingga upaya menekan serangan penyakit darah dapat lebih baik dilakukan. BDB berhasil diisolasi dari tubuh serangga, baik permukaan luar maupun internal. Hasil isolasi dan identifikasi BDB dari serangga ordo Diptera (Drosophilidae, Tephritidae dan Muscidae) menunjukkan bahwa serangga-serangga tersebut memiliki kapasitas membawa bakteri tersebut dan berpotensi sebagai vektor BDB. Bakteri yang diisolasi diidentifikasi uji gram, hipersensitifitas dan patogenitas. Satu genus yang tergolong dalam famili Drosophilidae diuji penularan lebih lanjut secara artifisial dari buah pisang ke Heliconia dan menunjukkan serangga tersebut berpotensi sebagai vektor karena kemampuannya dalam menularkan BDB ke tanaman sehat yang kemudian menunjukkan gejala sakit. Keberadaan BDB pada tanaman yang ditularkan positif terdeteksi melalui uji PCR. Deteksi PCR dilakukan dengan menggunakan sepasang primer universal untuk Ralstonia solanacearum 759F dan 760 R terhadap isolat yang berasal dari bagian luar tubuh serangga dan bagian dalam tubuh serangga serta isolat asal tanaman. Hasil deteksi PCR menunjukkan hasil yang positif dengan teramplifikasi pada ukuran 281 bp. Selanjutnya dilakukan uji penularan BDB dengan menggunakan serangga Drosophilidae sebagai salah satu serangga yang berpotensi sebagai vektor BDB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga Drosophilidae mampu menularkan patogen ke tanaman Heliconia yang sehat. Hal ini dibuktikan dengan gejala yang muncul pada bunga. Bunga yang bergejala kemudian diisolasi dan dideteksi keberadaan BDB secara molekuler, hasilnya menunjukkan positif dengan munculnya pita pada ukuran 281 bp.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.ddcEntomologyen
dc.subject.ddcDipteraen
dc.subject.ddcPidie-Banda Acehen
dc.titlePeranan Beberapa Jenis Serangga Sebagai Vektor Penyakit Darah pada Tanaman Pisangen
dc.subject.keywordblood disease bacteriumen
dc.subject.keywordpisangen
dc.subject.keywordseranggaen
dc.subject.keywordDrosophilidaeen
dc.subject.keywordPCRen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record