Show simple item record

dc.contributor.advisorSarwoprasodjo, Sarwititi
dc.contributor.advisorSadono, Dwi
dc.contributor.authorMuslikhah, Febri Palupi
dc.date.accessioned2015-04-23T02:11:40Z
dc.date.available2015-04-23T02:11:40Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74802
dc.description.abstractKomunikasi partisipatif merupakan kunci untuk meraih partisipasi stakeholder dalam proses pembangunan pengelolaan sumberdaya alam, khususnya dalam bidang ketahanan pangan. Partisipasi tersebut diwujudkan dalam bentuk voice, dialog dan aksi refleksi masyarakat yang didampingi oleh komunikator pembangunan. Komunikator pembangunan berperan dalam memfasilitasi dan mengedukasi masyarakat. Kegiatan Optimalisasi Pemanfaaatan Pekarangan bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui pemenuhan ketersediaan pangan di tingkat keluarga. Kegiatan tersebut menargetkan partisipasi dari wanita tani untuk melaksanakan program pembangunan, dengan membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk melakukan pendekatan dan meraih partisipasi masyarakat. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh penyuluh pendamping yang berasal dari Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Kajoran. Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan komunikasi partisipatif yang terjadi dalam pelaksanaan pemanfaatan lahan pekarangan di Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, (2) Menganalisis hubungan antara karakteristik kelompok dengan komunikasi partisipatif Kelompok Wanita Tani (KWT) (3) Menganalisis hubungan antara peran penyuluh pendamping dengan komunikasi partisipatif KWT, (4) Menganalisis hubungan kontribusi pekarangan dengan komunikasi partisipatif KWT, dan (5) Menganalisis perbedaan komunikasi partisipatif antara KWT swadaya dan non swadya. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang yang ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa terdapat KWT yang telah mendapatkan penghargaan di tingkat Nasional dan terdiri dari dua jenis kelompok yaitu kelompok swadaya dan non swadaya. Jumlah responden 12 KWT, dengan rincian enam KWT berasal dari program pemerintah (KRPL dan P2KP) dan enam lainnya berdiri dengan inisiatif dan dana masyarakat atau disebut dengan kelompok swadaya. Data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Speaman menggunakan SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan nyata dan positif antara karakteristik kelompok (pengalaman kelompok) dengan komunikasi partisipatif. Sama halnya dengan peran penyuluh menunjukkan hubungan yang nyata dan positif dengan komunikasi partisipatif di KWT. Sementara itu kontribusi pekarangan (memenuhi kebutuhan pangan) berhubungan nyata dengan Komunikasi partisipatif pada KWT dan tidak terdapat perbedaan komunikasi partisipatif antara kelompok swadaya dan non swadaya.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcSociologyen
dc.subject.ddcSocial groupen
dc.subject.ddcMagelang-Jawa Tengahen
dc.titleKomunikasi Partisipatif pada Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelangen
dc.subject.keywordKomunikasi partisipatifen
dc.subject.keywordkelompok wanita tanien
dc.subject.keywordpemanfaatan pekaranganen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record