Show simple item record

dc.contributor.advisorYuhana, Munti
dc.contributor.advisorSetiawati, Mia
dc.contributor.authorRahmawati, Firma Fika
dc.date.accessioned2015-04-23T02:07:00Z
dc.date.available2015-04-23T02:07:00Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74801
dc.description.abstractIntensifikasi budidaya ikan nila memunculkan beberapa permasalahan, salah satunya adalah meningkatnya kerentanan ikan terhadap penyakit. Streptococcosis adalah penyakit yang sering menyerang ikan nila yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus agalactiae. Bakteri S. agalactiae dapat menyebabkan kematian yang tinggi dan kerugian ekonomi yang cukup besar dalam budidaya ikan nila. Optimalisasi pencegahan penyakit Streptococcosis dapat dilakukan dengan aplikasi probiotik sebagai biokontrol. Seringkali, pemberian probiotik masih dalam bentuk kultur segar. Hal ini dinilai kurang efektif karena selain tidak praktis, penyediaaan kultur segar probiotik hanya mampu bertahan dalam waktu penyimpanan yang pendek. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam upaya mempertahankan daya simpan probiotik adalah teknik mikroenkapsulasi. Teknik ini, mampu menyediakan lapisan sebagai barier fisik pada sel probiotik untuk menghindari pengaruh kondisi lingkungan yang merusaknya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bahan penyalut serta dosis pemberian mikrokapsul probiotik yang terbaik melalui pakan untuk pencegahan penyakit Streptococcosis pada ikan nila. Teknik mikroenkapsulasi yang digunakan adalah spray drying yang merupakan metode paling umum digunakan dalam proses mikroenkapsulasi, yang tergolong murah dibandingkan dengan metode lainnya. Dalam teknik mikroenkapsulasi ini dicobakan beberapa bahan penyalut antara lain: protein whey, maltodekstrin, serta gabungan keduanya. Perbandingan bahan inti dan bahan penyalut adalah 1:1 (w/v). Protein whey dipilih sebagai sebagai bahan penyalut karena diketahui memiliki sifat permeabilitas oksigen yang relatif rendah sedangkan maltodekstrin dipilih karena bahan tersebut memiliki karakteristik tidak higroskopis, mampu meningkatkan viskositas produk, memiliki kemampuan daya rekat yang baik. Alat spray dryer dalam proses mikroenkapsulasi ini adalah BUCHI mini dengan suhu inlet 131-133 oC dan suhu outlet 65-70 oC. Pengamatan viabilitas sel mikrokapsul dilakukan dengan metode TPC (Total Plate Count) dari produk yang disimpan pada suhu 4 °C dan suhu 27 °C serta dilakukan secara aerob dan anaerob. Koloni yang terbentuk dihitung dengan satuan Colony Forming Unit (CFU). Rancangan penelitian untuk melihat pengaruh penambahan mikrokapsul probiotik dalam upaya pencegahan terhadap penyakit Streptococcosis, diterapkan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan yaitu Kontrol (+), Kontrol (-), dosis mikrokapsul probiotik 0.5%, 1%, dan 2% masing-masing diulang 3 kali. Ikan yang digunakan adalah ikan nila dengan strain nila Best (Bogor enhanced strain tilapia) sebanyak 10 ekor/akuarium dengan rerata bobot 10 g/ekor yang dipelihara pada akuarium berukuran 60x35x30 cm3 dengan volume air 30 Liter. Uji tantang yang dilakukan secara intraperitonial dengan suspensi sel S. agalactiae dengan kepadatan 103 CFU/mL (hasil pengujian LD50) dengan volume 0,1 mL/ekor, selanjutnya dipelihara dan diamati selama 14 hari. Parameter yang diamati meliputi kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, rasio konversi pakan, serta respons imun meliputi kadar hematoktit, kadar hemoglobin, total eritrosit, diferensial leukosit, dan indeks fagositik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrokapsul probiotik yang terbaik adalah dengan penambahan bahan penyalut gabungan antara whey dan maltodekstrin pada penyimpanan aerob dengan suhu 4 oC. Mikrokapsul probiotik ini mampu mempertahankan kondisi fisik berupa serbuk dan viabilitas selnya hingga 108 CFU/g. Analisis proksimat pakan dari penambahan mikrokapsul probiotik menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan kandungan protein pada masing-masing perlakuan dosis 0.5%, 1%, dan 2% sebesar 32.56%, 32.64%, dan 32,71% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol tanpa penambahan mikrokapsul probiotik yang hanya sebesar 30.87%. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh terhadap keberadaan sel hidup probiotik yang mampu memberikan pengaruh peningkatan kadar protein pakan. Hasil pengamatan pengaruh penambahan mikrokapsul probiotik dengan dosis 0.5%, 1%, dan 2% mampu meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 3.07%, 3.10%, dan 3.40% berbeda nyata (p<0.05) dengan kontrol sebesar 2.40%. Pada pengamatan FCR, penambahan 1% dan 2% mikrokapsul probiotik menunjukkan besaran nilai 1.27%, dan 1.25% berbeda nyata (p<0.05) dengan penambahan 05% mikrokapsul probiotik dan kontrol sebesar 1.36% dan 1.97% pada waktu pemeliharaan selama 30 hari. Hal ini mengindikasikan bahwa penambahan 1% dan 2% mikrokapsul probiotik mampu meningkatkan nilai efisiensi pakan sehingga nutrien mampu dioptimalkan untuk peningkatan pertumbuhan dibandingkan penambahan 0.5% mikrokapsul probiotik dan tanpa penambahan mikrokapsul probiotik. Hasil pengamatan parameter sistem imun dari penambahan dosis 2% mikrokapsul probiotik, kadar hematokrit menunjukkan nilai tertinggi pada hari ke- 12 sebesar 29.27% berbeda nyata (p<0.05) dengan perlakuan lainnya, namun sama dengan kontrol negatif. Kadar hemoglobin pada penambahan 2% mikrokapsul probiotik, mulai hari ke-9 pascauji tantang menunjukkan nilai tertinggi berbeda nyata (p<0.05) dengan perlakuan lainnya. Kadar eritrosit, mulai hari ke-3 menunjukkan peningkatan jumlah sel darah merah, dan berbeda nyata (p<0.05) dengan kontrol. Pengamatan leukosit hari ke-9 menunjukkan peningkatan sel darah putih pada perlakuan penambahan 2% mikrokapsul probiotik dan berbeda nyata (p<0.05) dengan kontrol. Diferensial leukosit meliputi limfosit, monosit, dan neutrofil. Secara umum, pada penambahan mikrokapsul probiotik pascauji tantang mulai hari ke-3 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan indeks fagositik terjadi pada hari ke-9 penambahan 2% mikrokapsul probiotik sebesar 40.67% berbeda nyata (p<0.05) dengan kontrol sebesar 28.33%. Berdasarkan profil parameter sistem imun, penambahan dosis 2% mikrokapsul mampu meningkatkan indeks fagositik dengan adanya sel monosit yang berperan sebagai makrofag dalam proses fagositosis. Peningkatan sel darah putih tersebut mengindikasikan adanya upaya perlawanan terhadap antigen. Hal ini memberikan pengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup ikan nila pascauji tantang sebesar 80.00% yang berbeda nyata (p<0.05) dengan kontrol positif hanya sebesar 50.00% dan kontrol negatif tanpa uji tantang sebesar 100%.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcFisheriesen
dc.subject.ddcAquacultureen
dc.titleSuplementasi Mikrokapsul Probiotik Melalui Pakan Sebagai Pencegah Infeksi Streptococcosis Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus).en
dc.subject.keywordmikroenkapsulasien
dc.subject.keywordnilaen
dc.subject.keywordprobiotiken
dc.subject.keywordStreptococcosisen
dc.subject.keywordsuplementasien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record