Show simple item record

dc.contributor.advisorRiyadi, Hadi
dc.contributor.advisorSukandar, Dadang
dc.contributor.authorNorhasanah
dc.date.accessioned2015-02-25T07:09:55Z
dc.date.available2015-02-25T07:09:55Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74292
dc.description.abstractPenduduk lansia Tahun 2010 mencapai 23.9 juta (9.8%) dan perkiraan pada tahun 2020 mencapai 28.8 juta (11.34%) (Depsos 2007). Menurut data statistik Indonesia tahun 2013 angka harapan hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 67.8 tahun pada periode 2000-2005 menjadi 73.6 tahun pada periode 2020-2025. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun. Proyeksi angka harapan hidup di Kalimantan Selatan pada periode 2010-2015 adalah 69.2 tahun dan pada periode 2020-2025 di proyeksikan meningkat menjadi 72.1 tahun (BPS 2013). Pada kenyataannya, jika dilihat dari jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial pada kelompok lansia terlantar di Kalimantan Selatan pada tahun 2010 sebesar 18 815 lansia dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 30 291 lansia. Di Banjarmasin angka tersebut juga mengalami peningkatan dari 380 lansia pada tahun 2010 menjadi 458 lansia pada tahun 2011 (BPS Kalsel 2011). Meningkatnya jumlah lansia, menuntut perhatian yang juga semakin besar terhadap kelompok ini, salah satunya terkait dengan masalah gizi. Peran dan fungsi dari lembaga masyarakat atau swasta yang perduli terhadap lansia sangat diperlukan, agar secara bersama-sama dapat membantu pemerintah menangani masalah kesejahteraan sosial yang akan berdampak pada peningkatan gizi dan kesehatan lansia. Menurut Sharkey et al. (2002) kekurangan zat gizi menunjukkan sebuah ancaman potensial bagi kesehatan populasi lansia. Penambahan usia menimbulkan beberapa perubahan baik secara fisik maupun mental, dengan keadaan gizi yang baik diharapkan para lansia akan tetap sehat, segar dan bersemangat dalam berkarya. Selain itu, usia produktif mereka dapat ditingkatkan sehingga tetap dapat ikut serta berperan dalam pembangunan (Fatmah 2010). Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan kesehatan lansia pada Panti Sosial dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) di Banjarmasin. Secara khusus penelitian ini bertujuan: 1) mengidentifikasi dukungan sosial, aspek psikososial, nafsu makan, konsumsi pangan, aktivitas fisik, status kesehatan, faktor genetik dan status gizi lansia pada Panti Sosial Tresna Werha (PSTW) dan Karang Lansia Sejahtera (KL); 2) menganalisis perbedaan antara dukungan sosial, aspek psikososial, nafsu makan, konsumsi pangan, aktivitas fisik, status kesehatan, faktor genetik dan status gizi lansia pada PSTW dan KL; 3) menganalisis pengaruh dukungan sosial, aspek psikososial, nafsu makan, konsumsi pangan, aktivitas fisik, status kesehatan, faktor genetik terhadap status gizi lansia pada PSTW dan KL. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan lokasi penelitian yaitu di Panti Sosial Tresna Werda Budi Sejahtera (PSTW) dan LSM Karang Lansia Sejahtera (KL) di Banjarmasin. Total contoh sebanyak 60 lansia dari total populasi sebanyak 117 lansia, diambil dengan teknik penarikan contoh acak berlapis dengan alokasi proporsional. Pada PSTW diambil sebanyak 25 lansia dan pada KL sebanyak 35 lansia sebagai contoh. Data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data karakteristik responden (nama, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, status tempat tinggal, keinginan masuk panti, frekuensi dijenguk oleh keluarga, kebiasaan olahraga, jenis kegiatan olahraga); data dukungan sosial terkait dukungan emosi, instrumen, informasi, dan kepercayaan diri, termasuk ada tidaknya upaya untuk peningkatan produktivitas; data aspek psikososial terkait dengan tingkat depresi dan kepuasan hidup; data nafsu makan; data konsumsi pangan (tingkat konsumsi energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral); data aktivitas fisik; data status kesehatan (terkait dengan riwayat penyakit lansia meliputi: jenis penyakit, frekuensi sakit, dan lama sakit); data faktor genetik (umur hidup orang tua); serta data antropometri (tinggi badan, berat badan, dan panjang depa). Data sekunder meliputi data gambaran umum masing-masing lembaga termasuk jadwal kegiatan lansia dimasing-masing lembaga. Analisis data menggunakan Microsoft Excel 2013, SPSS version 16.0 for Windows dan SAS version 9.1 for Windows. Analisis statistik yang dilakukan yaitu uji beda Independent Sampel T-test, korelasi pearson, dan regresi linear. Tahapan analisis multivariat dengan uji regresi linear menggunakan metode forward yaitu: 1) seluruh variabel yang memiliki tingkat kemaknaan p<0.25 masuk kedalam pemodelan analisis regresi sebagai variabel kandidat 2) variabel yang memiliki tingkat kemaknaan p<0.05 merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Penelitian ini menunjukkan bahwa Lansia di PSTW lebih baik dalam hal konsumsi sedangkan lansia di KL lebih baik dalam hal aspek psikologis (depresi dan kepuasan hidup). Dukungan harga diri lebih banyak didapatkan oleh lansia di KL dibandingkan PSTW, namun dukungan instrumen dan dukungan informasi lebih banyak didapatkan oleh lansia di PSTW dibandingkan KL. Mengenai status gizi lansia yang termasuk kategori lebih dari normal, lebih banyak dialami oleh lansia di PSTW dibandingkan KL dan untuk status gizi yang kurang dari normal lebih banyak dialami lansia di KL dibandingkan PSTW. Terkait aktivitas fisik yang termasuk kategori ringan lebih banyak terdapat pada lansia di PSTW dibandingkan KL. Terdapat hubungan antara dukungan emosi, dukungan penghargaan diri, nafsu makan, tingkat kecukupan karbohidrat dan status kesehatan dengan status gizi lansia berdasarkan hasil uji korelasi Pearson. Berdasarkan hasil uji regresi variabel dominan yang berpengaruh terhadap status gizi yaitu tipe lembaga, dukungan emosi, nafsu makan, dan tingkat kecukupan karbohidrat.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcHealth and hygieneen
dc.subject.ddcNutrition principlesen
dc.titleAnalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi dan Kesehatan Lansia Perempuan pada Panti Sosial dan Lembaga Sosial Masyarakat di Banjarmasinen
dc.subject.keywordlansiaen
dc.subject.keywordLSMen
dc.subject.keywordstatus gizien
dc.subject.keywordstatus kesehatanen
dc.subject.keywordpanti sosialen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record