Show simple item record

dc.contributor.advisorSetyaningsih, Iriani
dc.contributor.authorUtami, Feky Pundi
dc.contributor.authorSholihah, Ukhti
dc.contributor.authorUtari, Sonya Ayu
dc.contributor.authorLA, Rahma Yulia
dc.contributor.authorNajib, Abdul
dc.date.accessioned2015-02-10T06:28:25Z
dc.date.available2015-02-10T06:28:25Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73910
dc.description.abstractInflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologi. Inflamasi dapat juga diartikan sebagai usaha tubuh untuk mengaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur perbaikan jaringan. Tanda-tanda inflamasi adalah kemerahan, bengkak, panas, nyeri, dan hilangnya fungsi (fungsio laesa). Antiinflamasi merupakan jenis obat yang digunakan untuk menyembuhkan inflamasi. Antiinflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan oleh non-mikroorganisme. Prinsip kerja antiinflamasi adalah dengan menghambat kerja enzim-enzim yang menyebabkan proses inflamasi terjadi. Oleh karena itu perlu dicari pengobatan alternatif untuk melawan dan mengendalikan rasa nyeri dan peradangan dengan efek samping yang relatif lebih kecil, misalnya obat yang berasal dari tumbuhan. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengujian/analisis, serta tahap pengolahan data, dan kesimpulan. Tahap persiapan yang dilakukan meliputi pembuatan ekstrak Caulerpa racemosa yang mengacu pada metode Aryudhani (2007), yaitu penggunaan ekstraksi tunggal dengan etil asetat. Sementara tahap pengujian dilakukan uji fitokimia yang mengacu pada metode Harborne (1987), uji sitotoksisitas, serta uji efek antiinflamasi sampel terhadap tikus Wistar yang diinduksi karaginan berdasarkan metode Lukman et al. (2008) yang telah dimodifikasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, secara statistik ekstrak anggur laut (Caulerpa racemosa) terbukti memiliki khasiat antiinflamasi secara in vivo yang kemampuannya sebanding dengan obat antiinflamasi komersial natrium diklofenak. Semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan terlihat bahwa semakin tinggi pula persentase daya antiinflamasi. Pada penelitian ini ekstrak dengan dosis 81 mg/kg BB memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandigkan perlakuan lainnya, yaitu sebesar 30.42%.en
dc.description.sponsorshipDiktien
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titleInovasi sediaan obat baru antiinflamasi untuk meminimalisir pembengkakan amandel dari anggur laut tropika caulerpa racemosa dengan teknik kapsulisasi biologically active compounden
dc.typeOtheren
dc.subject.keywordCaulerpa racemosaen
dc.subject.keywordantiinflamasien
dc.subject.keywordBiologically active compounden


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record