dc.description.abstract | Subsektor perkebunan mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia dan kakao adalah salah satu komoditas perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia memiliki produksi kakao yang besar, tetapi industri kakao di Indonesia belum berkembang dengan baik. Penelitian bertujuan untuk menganalisis (1) faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, permintaan dan harga biji kakao di Indonesia, (2) dampak perubahan faktor ekonomi terhadap penawaran, permintaan, harga biji kakao dan produksi cocoa butter di Indonesia, dan (3) dampak perubahan faktor ekonomi terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen biji kakao di Indonesia. Data yang digunakan adalah data time series dari tahun 1990-2010, dianalisis secara kuantitatif menggunakan model ekonometrika dan diestimasi dengan metode 2SLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simulasi kebijakan pajak ekspor biji kakao sebesar 15 persen (Peraturan Menteri Keuangan No 67/PMK.011/2010) berdampak terhadap penurunan volume ekspor biji kakao di Indonesia tetapi belum meningkatkan produksi cocoa butter di Indonesia, namun dapat meningkatkan kesejahteraan bersih. Kebijakan subsidi pupuk dan kuota ekspor meningkatkan produksi cocoa butter dan menurunkan volume ekspor biji kakao, tetapi kebijakan berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan bersih. Guna meningkatkan kesejahteraan nasional maka peraturan menteri keuangan No 67/PMK.011/2010 disarankan untuk diterapkan. | en |