Show simple item record

dc.contributor.advisorHarris, Enang
dc.contributor.advisorSupriyono, Eddy
dc.contributor.advisorSuseno, Sugeng Heri
dc.contributor.authorRosyida, Eka
dc.date.accessioned2015-01-07T02:15:40Z
dc.date.available2015-01-07T02:15:40Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73051
dc.description.abstractGracilaria verrucosa merupakan rumput laut penghasil agar yang penting di Indonesia. Budidaya salah satu jenis Rhodophyta ini umumnya hanya mengandalkan air yang tersedia yang berada disekitar tambak, sehingga produksi yang tinggi berasal dari perluasan areal budidaya, bukan akibat peningkatan produktivitas rumput laut tersebut. Studi tentang rumput laut menunjukkan bahwa salah satu faktor pendukung meningkatnya produktivitas adalah ketersediaan nutrien yang memadai. Selain peningkatan produktivitas, hal yang harus dipertimbangkan dalam budidaya rumput laut, G. verrucosa adalah kualitas agar yang merupakan hasil ekstraksi dari rumput laut ini. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba untuk mengkaji peningkatan produktivitas melalui pengkayaan nutrien, dan memperbaiki kualitas agar rumput laut, G. verrucosa sejak masa budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan G. verrucosa yang diberi pengkayaan berbagai nutrien, serta mengkaji efektivitas perlakuan gelap, juga kombinasi perlakuan gelap dan salinitas yang ditingkatkan pada budidaya pascapanen dalam meningkatkan kualitas G. verrucosa. Penelitian ini terdiri atas 3 tahap yaitu: (1) pengkayaan unsur-unsur N, P, Fe pada masa budidaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas G. verrucosa ; (2) teknologi budidaya pascapanen dengan perlakuan gelap untuk meningkatkan kualitas G. verrucosa; (3) teknologi budidaya pascapanen dengan perlakuan gelap dan salinitas untuk meningkatkan kualitas G. verrucosa. Penelitian pertama bertujuan untuk mengkaji respon pertumbuhan Gracilaria verrucosa melalui metode pengkayaan N, P dan Fe sebagai unsur hara makro dan mikro ke dalam media budidaya. Penelitian ini menggunakan bibit G. verrucossa yang berasal dari Desa Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Budidaya dilakukan di wadah persegi berukuran 2x1,5x0,80 (m) terbuat dari bambu dilapisi terpal plastik berwarna biru dengan kepadatan tebar rumput laut 10 kg/m3. Untuk menjamin adanya sinar matahari dan menghindari jatuhnya air hujan ke media budidaya, maka pada sekitar 1,5 m di atas media ditempatkan atap plastik bening transparan. Pengkayaan dilakukan setiap 7 hari sekali, dan setiap 3 hari sekali dilakukan penggantian air sebesar 50% dari air media, sedangkan penggantian air 100% dilakukan sebelum pengkayaan berikutnya. Sebagai sumber N adalah pupuk urea (46% N), sumber P adalah pupuk SP-36 (36% P2O5) dan sumber Fe adalah FeCl3.6H2O, dengan dosis masing-masing 50 : 5 : 2 ppm. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu tanpa pengkayaan nutrien/non-enriched, pengkayaan N, pengkayaan N+P dan pengkayaan N+P+Fe. Hasil penelitian menunjukkan pengkayaan N+P+Fe memberi pengaruh yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan G. verrucosa dan berbeda secara signifikan dengan perlakuan lainnya (p<0,05). Disamping itu, klorofil dan konsentrasi N pada rumput laut juga terdeteksi lebih tinggi pada perlakuan tersebut. Metode pengkayaan nutrien dengan menggunakan kombinasi unsur hara makro (N, P) dan mikro (Fe) dalam budidaya G. verrucosa pada penelitian ini dapat meningkatkan produksi sebesar 35% dibanding tanpa perlakuan pengkayaan, dan meningkatkan produksi 10 - 25% dibanding perlakuan dengan menggunakan unsur-unsur makro saja. Penelitian kedua bertujuan untuk mengevaluasi kualitas agar yang dihasilkan dari rumput laut G. verrucosa setelah masa budidaya pascapanen dengan perlakuan gelap. Budidaya pascapanen dilakukan terhadap masing-masing rumput laut hasil panen dari perlakuan: non-enriched (A); diperkaya dengan N (B); diperkaya dengan N + P (C); dan diperkaya dengan N + P + Fe (D). Hasil panen dari setiap perlakuan dianggap sebagai 0HG (0 hari gelap), dan perlakuan budidaya pascapanen adalah: (1) budidaya dengan cahaya normal selama 8 dan 12 hari, diikuti perlakuan gelap selama 3 hari (8HN3HG dan 12HN3HG); (2) budidaya perlakuan gelap selama 3, 8 dan 12 hari (0HG, 3HG, 12HG). Hasil penelitian menunjukkan kadar agar meningkat pada 3HG (C), 8HG (A;B;D), serta 8HN3HG (A;B;C;D), dengan kadar agar tertinggi pada 8HN3HG (B). Gel strength meningkat pada 3HG (A;B), 8HG (D), serta 8HN3HG (B;D). Berdasarkan produksi biomassa rumput laut, produksi agar tertinggi dihasilkan dari 8HN3HG (D), yaitu lebih tinggi 14% dibanding 8HN3HG (B), lebih tinggi 72% dibanding perlakuan 0HG (D), dan lebih tinggi 110% dibanding perlakuan 0HG (A). Hal ini menunjukkan bahwa budidaya pascapanen perlakuan gelap 8HN3HG (D) menghasilkan produksi agar tertinggi dengan performa gel strength dalam kategori yang sama dengan 8HN3HG (B). Penelitian ketiga bertujuan untuk mengkaji kualitas agar G. verrucosa yang dihasilkan dari teknologi budidaya pascapanen perlakuan gelap dikombinasi dengan perlakuan salinitas yang ditingkatkan. Aplikasi teknologi budidaya pascapanen dilakukan sama dengan pada penelitian kedua, namun rumput laut selain dibudidaya dengan perlakuan gelap, salinitas pada air medianya ditingkatkan dari 20 ppt menjadi 30 ppt. Hasil penelitian menunjukkan kadar agar meningkat pada 3HG (B;C) dan 8HG (A) dengan kadar agar tertinggi dicapai pada 3HG (C). Perlakuan 3HG (C) ini berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (p< 0,05). Peningkatan gel strength terjadi pada 3HG dan 8HG (A), 3HG dan 8HG (B), serta pada 8HG, 8HN3HG dan 12 HN3HG (C). Gel strength tertinggi ditunjukkan oleh agar 8HG (A), serta 8HN3HG dan 12HN3HG (D) dan berbeda nyata dibanding gel strength agar pada perlakuan lainnya (p< 0,05). Perlakuan 3HG (C) menghasilkan kadar agar dan produksi agar lebih tinggi 29% dan 11 % dibanding 8HN3HG (D), serta produksi agar lebih tinggi 95% dibanding 0HG (A). Sedangkan, perlakuan 8HN3HG (D) menghasilkan produksi rumput laut 17% lebih tinggi dengan gel strength lebih baik dibanding 3HG (C) . Secara umum dapat disimpulkan bahwa kombinasi pengkayaan unsur hara makro dan mikro (N+P+Fe) dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas yang signifikan pada G. verrucosa. Apabila perlakuan ini dilanjutkan dengan budidaya pascapanen perlakuan gelap, atau budidaya pascapanen kombinasi perlakuan gelap dan salinitas dengan 8 hari normal dan 3 hari gelap, maka metode ini secara umum dapat meningkatkan produksi rumput laut, kadar agar, produksi agar dan gel strength agar dari rumput laut G. verrucosa.en
dc.language.isoid
dc.titlePengkayaan Nutrien dan Teknologi Budidaya Pascapanen untuk Meningkatkan Kualitas Gracilaria verrucosaen
dc.subject.keywordproduktivitasen
dc.subject.keywordbudidaya pascapanenen
dc.subject.keywordkadar agaren
dc.subject.keywordproduksi agar, gel strengthen
dc.subject.keywordgel strengthen
dc.subject.keywordGracilaria verrucosaen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record