Show simple item record

dc.contributor.advisorSoelistyowati, Dinar T
dc.contributor.advisorGustiano, Rudhy
dc.contributor.authorAth-thar, Muhammad Hunaina Fariduddin
dc.date.accessioned2015-01-05T04:31:25Z
dc.date.available2015-01-05T04:31:25Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72906
dc.description.abstractIkan sepat siam merupakan salah satu ikan lokal potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas budidaya ekonomis sebagai ikan konsumsi penting bagi masyarakat. Tingginya produksi ikan sepat siam dari tangkapan alam menyebabkan ketersediaan di alam semakin menurun. Kegiatan budidaya dapat mengatasi kelangkaan dan menjaga kelestarian populasi ikan sepat siam dalam jangka panjang. Langkah domestikasi menuju budidaya memerlukan informasi terkait fenotipe serta perkembangan awal larva dan benih ikan sepat siam potensial budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi potensi ikan sepat siam asal Lampung, Jawa Timur dan Kalimantan Barat sebagai komoditas potensial budidaya berdasarkan analisis truss morfometrik, parameter reproduksi, perkembangan awal ikan, pertumbuhan fase benih serta sintasan larva dan benih. Tiga populasi ikan sepat siam asal Lampung, Jawa Timur dan Kalimantan Barat digunakan sebagai sumber genetik yang dianggap potensial untuk budidaya. Ketiga populasi ikan sepat siam ini menunjukkan keragaman genetik terbaik dari populasi lainnya asal pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Pemijahan dilakukan secara alami dengan perbandingan jantan dan betina 1:1, masing-masing tiga ulangan per populasi. Sedangkan evaluasi keragaan pertumbuhan benih dilakukan selama 63 hari masa pemeliharaan pada benih hasil pemijahan berumur 49 hari. 50 individu per populasi dengan 4 ulangan. Uji perbandingan karakter morfometrik menunjukkan terdapat 5 karakter pembeda antar populasi ikan sepat siam asal Lampung, Jawa Timur dan Kalimantan Barat. Karakter pembeda tersebut adalah A3 (Atas Mulut – Batas Tengkorak Kepala), A5 (Batas Tengkorak Kepala – Bawah Operkulum), B5 (Awal Sirip Punggung – Sirip Ventral), C4 (Akhir sirip punggung – akhir sirip anal) dan C6 (Awal sirip punggung lunak – akhir sirip anal). Hasil ilustrasi fungsi kanonikal karakter morfometrik ketiga populasi ikan sepat siam menunjukkan sumber genetik asal Jawa Timur terpisah dari populasi asal Lampung dan Kalimantan Barat. Nilai sharing intra populasi Jawa Timur menunjukkan homogenitas yang tertinggi (66.7%) dan yang terendah adalah populasi Lampung (43,3%). Sedangkan nilai sharing inter populasi tertinggi adalah populasi ikan sepat siam asal Kalimantan Barat dan Lampung (50%). Fekunditas ikan sepat siam asal Lampung, Jawa Timur dan Kalimantan Barat berkisar antara 12583 – 13600 butir, derajat pembuahan 82,0 – 91,3% dan derajat penetasan 87,8% - 90,1%. Sumber genetik ikan sepat siam asal Kalimantan Barat menghasilkan telur lebih banyak dibandingkan Lampung dan Jawa Timur. Sintasan larva umur 5 hari pada populasi ikan sepat siam asal Kalimantan Barat adalah yang tertinggi (90,7%) dibandingkan dengan ikan sepat siam asal Lampung dan Jawa Timur. Perkembangan embrio ikan sepat siam meliputi fase pembelahan, blastula, gastrula, segmentasi, pra-penetasan, penetasan dan larva. Embrio ikan sepat siam asal Lampung menetas setelah 23jam 35 menit pembuahan, sedangkan ikan sepat siam asal Kalimantan Barat menetas setelah 23jam 50 menit pembuahan dan ikan sepat siam asal Jawa Timur menetas setelah 24 jam pembuahan. Fase kritis pada perkembangan embrio ikan sepat siam terjadi pada fase diferensiasi sebelum penetasan dan menjelang fase penetasan. Sintasan embrio pada fase penetasan 82 -92%. Selama fase perkembangan embrio tidak ditemukan adanya abnormalitas pada ketiga populasi ikan sepat siam asal Lampung, Jawa Timur dan Kalimantan Barat. Benih ikan sepat siam pada populasi asal Lampung menunjukkan pertumbuhan tertinggi, sedangkan pertumbuhan terendah pada benih asal populasi Jawa Timur. Demikian pula pertumbuhan panjang mutlak tertinggi (1,8±0,04) asal Lampung dan menunjukkan perbedaaan nyata jika dibandingkan dengan populasi Jawa Timur dan Kalimantan Barat. Pertumbuhan berat mutlak dan sintasan benih tidak berbeda nyata antar sumber genetik asal populasi Lampung, Jawa Timur dan Kalimantan Barat, namun laju pertumbuhan harian menunjukkan perbedaan nyata dimana sumber genetik Lampung mempunyai nilai tertinggi yaitu 1,86±0,02%. Sintasan benih ikan sepat siam menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata antara sumber genetik. Sintasan benih berkisar 93,3 – 94,4%. Penentuan sumber genetik ikan sepat terbaik dilakukan dengan metode skoring parameter produksi dan indeks kepentingan yaitu sintasan larva, sintasan benih dan laju pertumbuhan spesifik. Skor tertinggi menunjukkan ikan sepat siam asal Lampung adalah yang terbaik diikuti sumber genetik asal Kalimantan Barat dan Jawa Timur. Kegiatan budidaya yang berkelanjutan dapat dimulai dengan populasi dasar asal Lampung dan program persilangan dengan sepat siam Kalimantan Barat sehingga diharapkan terjadi penggabungan karakter unggul produksi sebagai ikan budidaya.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcFisheriesen
dc.subject.ddcAquacultureen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titleAnalisis Fenotipe dan Performa Perkembangan Awal Ikan Sepat Siam Trichopodus Pectoralis Regan 1910 Potensial Budidaya asal Sumatera, Jawa dan Kalimantanen
dc.subject.keywordDomestikasien
dc.subject.keywordfenotipeen
dc.subject.keywordperkembangan awalen
dc.subject.keywordpertumbuhanen
dc.subject.keywordTrichopodus pectoralisen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record