Analisis Perpindahan Panas Atap Beton dan Atap Hijau di Gedung PITP, IPB
Abstract
Lapisan kedap air memiliki sifat kapasitas panas yang kecil sehingga pemantulan panas lebih besar. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan atap hijau. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk menguraikan gradien suhu sesuai ketinggian dan untuk menguji perbedaan fluks panas antara green roof dan atap beton dengan menggunakan sensor termokopel dan VH400. Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu pembuatan model, pengambilan data dan pengolahan data dengan menggunakan Hukum Newton. Pada green roof, interval suhu sebesar 20-34.9°C. Hal itu menunjukkan bahwa semakin ke bawah, suhu semakin turun yang disebabkan karena adanya penyerapan panas. Adanya penyerapan panas akan membuat gradien suhu bernilai negatif. Pada atap beton, interval suhu sebesar 27-38.9°C. Hal itu menunjukkan bahwa semakin ke bawah, suhu semakin tinggi. Peningkatan suhu disebabkan adanya pantulan dari material dalam hal ini beton ke udara. Hal itu akan menyebabkan gradien suhu bernilai positif. Interval perpindahan panas di green roof sebesar 807.52 MJ/m2jam dan di atap beton sebesar 975.47 MJ/m2jam. Pada atap beton menghasilkan fluks panas yang lebih tinggi dari pada atap hijau. Sehingga panas yang hilang yang disebabkan dengan adanya green roof rata-rata sebesar 17.30%.