Induksi Ovulasi dan Pemijahan Semi Alami pada Ikan Patin (Pangasianodon hypopthalmus) Menggunakan Kombinasi Hormon Aromatase inhibitor dan Oksitosin
View/ Open
Date
2014Author
Mahdaliana
Sudrajat, Agus Oman
Soelistyowati, Dinar Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan patin (Pangasianodon hypopthalmus) merupakan ikan potensial bernilai ekonomis tinggi. Perkembangan produksi ikan patin mengalami peningkatan yang cukup tinggi namun hasil pemijahannya masih rendah. Pemijahan buatan pada ikan patin dilakukan dengan cara stripping karena tidak memiliki refleks spawning. Teknik stripping berdampak stress pada induk, kualitas gamet menurun dan gonad menjadi rusak. Proses pematangan gonad dan pemijahan tanpa stripping dapat diinduksi secara hormonal untuk membantu ovulasi ikan yang sulit memijah diluar habitatnya. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan hormon aromatase inhibitor (AI) dan oksitosin serta kombinasi hormon untuk merangsang ovulasi dan pemijahan pada ikan patin tanpa stripping (semi alami). Perlakuan kombinasi hormon terdiri dari P1(AI+Oksitosin), P2 (AI+Oksitosin+Ovaprim), P3 (AI + Oksitosin + Ovaprim + PGF2α), P4 (ovaprim) sebagai kontrol positif, dan P5 (NaCl) sebagai kontrol negatif. Setiap perlakuan digunakan lima induk ikan patin jantan dan lima induk ikan patin betina sebagai ulangan individu dengan bobot berkisar 2-5 kg. Perlakuan diberikan satu kali dengan cara penyuntikan secara instramuscular pada bagian otot dibawah sirip punggung. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kombinasi hormon menggunakan AI dan oksitosin (P1, P2, P3) berhasil menginduksi ikan untuk ovulasi dan memijah tanpa stripping, sedangkan pada perlakuan ovaprim (P4) ikan memijah dengan distripping dan pada kontrol NaCl (P5) ikan tidak ovulasi dan tidak memijah. Perlakuan kombinasi hormon menyebabkan konsentrasi estradiol-17β dan testosteron dalam darah menurun yang menunjukkan tahap pematangan akhir. Lama waktu ovulasi tidak berbeda nyata yaitu berkisar antara 12,35±4,05 sampai 15,20±2,25 jam, sedangkan jumlah telur yang diovulasikan tertinggi adalah 145865 butir pada perlakuan kombinasi hormon P3 (AI + Oksitosin + Ovaprim + PGF2α), dengan diameter telur 1,08±0,007 mm, derajat pembuahan 99,60±0,55 %, derajat penetasan 98,60±0,54 % dan kelangsungan hidup larva 99,39 %. Kualitas air selama penelitian menunjukkan kisaran yang masih bisa ditoleransi ikan. Kandungan oksigen terlarut berkisar 5,4-6,5 mg/L, temperatur air 27-30 oC dan pH 7-7.5.
Collections
- MT - Fisheries [3011]