Show simple item record

dc.contributor.advisorWardiatno, Yusli
dc.contributor.advisorKrisanti, Majariana
dc.contributor.authorPramesthy, Tyas Dita
dc.date.accessioned2014-12-10T02:40:58Z
dc.date.available2014-12-10T02:40:58Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71177
dc.description.abstractChironomid merupakan salah satu larva serangga air dari ordo Diptera, Famili Chironomidae. Objek penelitian ini adalah genus Kiefferulus sp. dan subfamili Tanypodinae. Kiefferulus sp. memiliki ciri khusus pada bagian mulutnya yaitu berupa gigi mentum, sedangkan Tanypodinae berupa gigi ligula. Gigi pada larva chironomid dapat mengalami kecacatan atau abnormalitas apabila habitat perairan mengalami pencemaran logam berat. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan pengaruh logam berat terhadap kecacatan morfologi dari larva chironomid, serta modifikasi indeks abnormalitas untuk gigi mentum chironomid. Hasil pengamatan larva Kiefferulus sp. menunjukkan abnormalitas mentum yang terjadi pada perlakuan Hg 0 μg/L dan 1.8 μg/L sebesar 100%, sedangkan pada perlakuan Hg 0.2 μg/L, 0.6 μg/L dan 1.4 μg/L <100%, yaitu terdapat satu individu yang tidak mengalami abnormalitas pada gigi mentum. Terjadinya abnormalitas pada perlakuan Hg 0 μg/L dapat disebabkan oleh media air yang digunakan dalam pemeliharaan larva telah mengandung logam Pb. Abnormalitas gigi pada mentum larva Kiefferulus sp. dapat dilihat berdasarkan bagian-bagian gigi pada mentum yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu gigi median, median lateral, dan lateral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abnormalitas pada Kiefferulus sp. lebih banyak terjadi pada gigi bagian lateral. Larva chironomid merupakan larva yang dapat mengakumulasi logam berat dalam jaringan tubuhnya. Larva Kiefferulus sp. pada setiap perlakuan mengandung logam Hg, dengan nilai tertinggi pada perlakuan 0.2 μg/L yaitu sebesar 1.75 mg/kg. Pada perlakuan 0 μg/L Hg terdapat sedikit kandungan Hg dalam biota yaitu 0.10 mg/kg. Kandungan Pb tertinggi pada perlakuan Hg 0.2 μg/L yaitu sebesar 427.78 mg/kg. Evaluasi abnormalitas pada larva chironomid dilakukan dengan menghitung nilai mentum deformity index/ indeks abnormalitas mentum. MDI yang merupakan modifikasi dari TSI dan ISLD dikembangkan untuk menghitung skor atau nilai indeks abnormalitas pada mentum. Hasil analisis telah menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi logam berat, maka nilai MDI akan semakin tinggi. Hal tersebut dapat dijadikan dasar bahwa MDI dapat digunakan sebagai evaluasi abnormalitas mentum pada larva Kiefferulus sp. Hasil penelitian yang dilakukan di Danau Lido menunjukkan bahwa konsentrasi timbal (Pb) di Danau Lido cukup tinggi, yaitu 0.08-0.19 mg/L. Sepuluh dari lima puluh lima larva Tanypodinae yang dikumpulkan mengalami abnormalitas pada ligula. Nilai Indeks deformitas ligula sebesar 4.4, nilai tersebut mengindikasi adanya respon larva chironomid pada pencemaran timbal. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu logam berat Hg dan Pb dapat menyebabkan abnormalitas pada gigi chironomid. Indeks abnormalitas mentum dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat abnormalitas pada Kiefferulus sp.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAquatic Resources management^xlarvaeen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa baraten
dc.titleStudi Abnormalitas Larva Chironomid pada Perairan yang Tercemar Logam Beraten
dc.subject.keywordChironomid, abnormalitas ligulaen
dc.subject.keywordabnormalitas mentumen
dc.subject.keywordlogam beraten


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record