Pengaruh Stunting terhadap Kondisi Fisiologis Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844)
View/ Open
Date
2014Author
Fekr, Latifa
Affandi, Ridwan
Budiardi, Tatag
Metadata
Show full item recordAbstract
Stunting adalah tehnik yang digunakan pada proses penahanan pertumbuhan ukuran bobot atau panjang ikan. Salah satu tujuan stunting adalah menyediakan stok ikan pada ukuran yang dibutuhkan. Stunting diterapkan hanya pada ikan-ikan yang memiliki pertumbuhan somatik (umur hidup) yang panjang, misalnya bandeng, kerapu dan sidat. Sidat merupakan jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi, dan mengandung EPA dan DHA yang tinggi. Permintaan sidat terus meningkat dan sebagian besar (92 %) sidat ukuran konsumsi dihasilkan dari kegiatan budidaya. Budidaya sidat menggunakan benih yang masih diperoleh dari alam, karena benih sidat belum dapat dihasilkan dari kegiatan pembenihan. Keberadaan benih sidat di alam hanya terdapat pada musim penghujan, sehingga benih untuk kebutuhan budidaya tidak tersedia sepanjang tahun. Dengan demikian, teknik stunting perlu dilakukan pada benih sidat agar kebutuhan stok benih dapat terpenuhi sepanjang tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama stunting terhadap kondisi fisiologis benih ikan sidat ukuran 1-2 g. Penelitian dilakukan dari bulan September 2013 hingga Februari 2014 di Laboratorium Fisiologi Hewan Air FPIK IPB. Penelitian melalui dua tahap penelitian, penelitian tahap pertama untuk menentukan kebutuhan pakan (maintenance, optimum dan maksimum) dan penelitian tahap kedua untuk menganalisis pengaruh lama stunting terhadap kondisi fisiologis benih ikan sidat. Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan komersial ukuran 1.5 mm berbentuk pelet dengan kadar protein 46 %. Ikan sidat yang digunakan berbobot awal 1-2 g/ekor dan panjang tubuh awal 10-12 cm/ekor. Penelitian tahap pertama diberi 4 perlakuan persentase pakan (0 %, 5 %, 10 % dan 15 %) dari biomass benih ikan sidat yang dipelihara pada akuarium berukuran 40x30x30 cm3 dengan kepadatan 8 ekor/akuarium. Ikan diberi pakan 2 kali sehari secara kontinu selama 30 hari dan penimbangan bobot tubuh ikan dilakukan setiap dua minggu sekali. Pemeliharaan tahap kedua, benih ikan diberi pakan pada level maintenance yaitu 3.3 % (hasil dari percobaan tahap satu) selama satu, dua, dan tiga bulan yang dipelihara pada akuarium berukuran 60x40x30 cm3 dengan kepadatan 30 ekor/akuarium. Ikan diberi pakan 2 kali sehari secara kontinu selama 30, 60 dan 90 hari. Setiap 30 hari sekali dilakukan penimbangan bobot tubuh ikan, analisis proksimat dan analisis darah. Hasil pemeliharaan menunjukkan bahwa stunting selama satu bulan merupakan yang terbaik dengan laju pertumbuhan spesifiknya paling rendah (0.1 %), nilai koefisien keragaman bobot <20 % (19.90 %) dan kondisi fisiologis mendekati normal (tidak jauh berbeda dengan kontrol), serta kelangsungan hidup sebesar 96 %. Sedangkan stunting benih sidat selama dua dan tiga bulan menunjukkan laju pertumbuhan spesifiknya 0.2 %, nilai koefisien keragaman bobot >25 % (27.96 % dan 30.37 %) dan kondisi fisiologisnya jauh berbeda dengan batas normal benih sidat, serta kelangsungan hidup sebesar 89 %. Kata kunci:
Collections
- MT - Fisheries [2936]