Show simple item record

dc.contributor.advisorKamal, M Mukhlis
dc.contributor.advisorHaryadi, Sigid
dc.contributor.authorMuttaqin, Efin
dc.date.accessioned2014-12-04T04:21:52Z
dc.date.available2014-12-04T04:21:52Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70863
dc.description.abstractPada Bulan April tahun 2010 terjadi kenaikan suhu permukaan laut secara drastis yang mengakibatkan pemutihan karang di Perairan Utara Aceh. Strategi yang efektif dalam mengelola terumbu karang pasca pemutihan karang sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan, yaitu: mengetahui dampak pemutihan karang pada tahun 2010 di Perairan Utara Aceh dan membuat strategi pengelolaan ekosistem terumbu karang untuk meningkatkan kemampuan adaptasi ekosistem terhadap ancaman perubahan iklim. Lokasi penelitian berada di Perairan Utara Aceh yang terdiri dari Pulau Weh Sabang, Pulau Beras dan Pulau Nasi yang Kabupaten Aceh Besar. Titik-titik pengamatan tersebut mewakili tipe pengelolaan yang berbeda dengan pendekatan wilayah berdasarkan hukum adat laut yang berlaku. Tipe pengelolaan tersebut adalah: Pulau Aceh, Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Pantai Timur, Taman Wisata Air Laut (TWAL) Iboih dan Weh Open access. Data pada penelitian dikelompokkan berdasarkan beberapa parameter ekologi, parameter tekanan anthopogenic, parameter sosial ekonomi dan sistem pengelolaan. Pemutihan karang pada tahun 2010 memberikan dampak ekologi yang sangat besar terhadap terumbu karang di wilayah Utara Aceh terutama di Pulau Weh. Sementara di wilayah Pulau Aceh dampak tersebut relatif lebih kecil. Status pengelolaan terumbu karang di Wilayah Pulau Aceh memiliki nilai terendah jika dibandingkan dengan status pengelolaan terumbu karang yang berada di wilayah KKP Pantai Timur maupun TWAL Iboih. Perlindungan kawasan, penegakan aturan di dalam kawasan dan persepsi terhadap sumberdaya merupakan parameter yang membedakan status pengelolaan yang ada di Perairan Utara Aceh. Strategi pengelolaan di Pulau Aceh adalah mempertahankan kondisi ekologi dari penurunan dan meningkatkan indikator sosial ekonomi serta sistem pengelolaan kawasan yang lebih baik. Hal tersebut diimplementasikan dalam bentuk pengaturan alat tangkap dan perlindungan kawasan yang memiliki nilai ekologis yang paling penting. TWAL Iboih dan KKP Pantai Timur merupakan kawasan yang memiliki nilai pengelolaan yang paling baik. Strategi pengelolaan di kedua kawasan tersebut memperkuat penegakan aturan di dalam kawasan dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan. Selain itu peningkatan dampak kawasan konservasi terhadap perekonomian masyarakat adalah strategi meningkatkan indikator sosial ekonomi. Strategi pengelolaan yang dilakukan di Weh open access adalah meningkatkan sistem pengelolaan kawasn yang lebih baik. Hal ini dilakukan dengan pengaturan alat tangkap jaring dan panah dengan pendekatan hukum adat panglima laut.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcFisheriesen
dc.subject.ddcCoralen
dc.subject.ddcEkosistemen
dc.subject.ddcAcehen
dc.titlePengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Pasca Pemutihan Karang: Studi Kasus Pemutihan Karang Pada 2010 Di Perairan Utara Acehen
dc.subject.keywordPengelolaanen
dc.subject.keywordterumbu karangen
dc.subject.keywordpemutihan karanen
dc.subject.keywordAcehen
dc.subject.keywordUtara Acehen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record