Show simple item record

dc.contributor.advisorZamani, Neviaty P
dc.contributor.advisorHaryadi, Sigid
dc.contributor.authorAldilla, Anggi
dc.date.accessioned2014-11-24T03:11:45Z
dc.date.available2014-11-24T03:11:45Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70324
dc.description.abstractTerumbu karang merupakan ekosistem yang memiliki peranan yang penting dalam peraiaran tetapi sangat sensitive terhadap perubahan lingkungan sekitarnya. Perairan Bakauheni dipengaruhi oleh kegiatan manusia seperti pertanian, kegiatan rumah tangga, tambak, dan kegiatan pelayaran. Hasil penelitian Aldilla (siap terbit 2014), ditemukan tutupan karang hidup di pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit berkisar 11% sampai 63%, karang mati 6% sampai 49.9%, karang lunak 10% sampai 48.7%, dan alga 1% sampai 39.6%. Menurut Zamani dan Madduppa (2012), kriteria untuk kesehatan terumbu karang yang masuk pada kategori pulau-pulau kecil memiliki tutupan karang hidup berkisar 75% sampai 100% dan alga 0% sampai 24.9%, sehingga dapat dikatakan bahwa perairan pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit berada dalam kondisi buruk menuju sedang, fakta lain adalah Keragaman jenis terumbu karang mengalami penurunan, kematian karang yang disebabkan oleh alga, berkembangnya Soft Coral (SC) secara pesat, dan rubble (serpihan-serpihan karang). Kualitas air merupakan faktor yang membatasi keberadaan terumbu karang. Penurunan kualitas perairan baik secara fisika, kimia, dan biologi dapat mempengaruhi kondisi ekosistem terumbu karang di perairan pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit. Keberadaan bahan-bahan organik, nitrogen, posfat dan logam Pb dalam perairan juga menjadi hal penting dalam pertumbuhan dan perkembangan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan: 1). Menganalisis kondisi karang (kondisi terumbu karang, Mortality index, tutupan karang hidup, kondisi lingkungan perairan) dan hubungannya dengan kegiatan manusia (antropogenic causes) seperti pelayaran, pertanian, pembangunan dermaga, dan domestik. 2). Menganalisis dan merumuskan strategi pengelolaan terumbu karang yang mengarah kepada pengelolaan yang berkelanjutan. Pengambilan data untuk analisis terumbu karang, fauna bentik, dan ikan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT), Reef Check Benthos (RCB) dan Underwater Visual Census (UVC) dengan panjang transek 50 meter. Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada 6 stasiun penelitian di Perairan Bakauheni ditemukan bahwa kondisi terumbu karang berkisar buruk (0-24.9%) sampai sangat baik (75-100%). Pada Rimaubalak I (RB I) diketahui persentase rata-rata tutupan karang hidup 29.17%, Rimaubalak II (RB II) sebesar 84.34%, Kandangbalak I (KD I) sebesar 50.71%, Kandangbalak II (KD II) sebesar 32.44%, Panjurit (PAN I) sebesar 17.83%, dan Panjurit II (PAN II) sebesar 56.78%. Rerata persentase tutupan karang tertinggi ditemukan di RB II dan terendah di temukan di PAN I. Secara umum terumbu karang di stasiun penelitian RB I dan PAN II ditemukan dalam kondisi rusak, walaupun keberadaan terumbu karang dikategorikan cukup dan baik. Beberapa ciri-ciri yang ditemukan di setiap stasiun penelitian dimana menunjukkan terjadinya kerusakan terumbu karang di RB I dan PAN II antara lain banyak ditemukannya karang mati (Dead Cora), karang mati oleh alga (Dead Coral Alga), alga, patahan karang (rubble), lumpur (silt) dan pasir (sand). Ikan karang ditemukan sebanyak 10 famili dengan 48 jenis dan jumlah keseluruhan ikan pada Perairan Bakauheni adalah 5604 ind/300m2. Keragaman ikan yang terendah ditemukan di Stasiun PAN I dengan jumlah yang ditemukan sebesar 405 ind/300 m2 dan tertinggi ditemukan di RB II dengan jumlah yang ditemukan sebesar 1617 ind/300 m2, sedangkan untuk biota bentik yang teramati antara lain, Acanthaster planci, Diadema setosum, Bintang laut, Kima Besar, Coral Mushroom, Lili Laut (Crinoid), Alga, Acidians dan Sponge dengan jumlah 984 ind/300m2. Analisis klaster yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa kondisi perairan di setiap stasiun penelitian tidak mempengaruhi kerusakan terumbu karang/menurunnya kondisi terumbu karang, sehingga diduga kerusakan terumbu karang di Perairan Bakauheni dipengaruhi olah faktor lain seperti pola arus, kebisingan, dan karakteristik dasar pulau. Hasil analisis dengan software stella memperlihatkan penurunan tutupan terumbu karang disertai dengan peningkatan alga walaupun tidak signifikan. Hasil keseluruhan analisis yang telah dilakukan terhadap kondisi terumbu karang dan juga kondisi lingkungan, maka rekomendasi yang disarankan adalah monitoring terumbu karang secara terus menerus dalam upaya pengelolaan dan melakukan transplantasi terumbu karang sebagai upaya pengelolaan terumbu karang yang bekerja sama langsung dengan pemerintah dan masyarakat setempat.en
dc.language.isoid
dc.titleAnalisis Kondisi Habitat Karang di Pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Panjurit Lampung Selatanen
dc.subject.keywordterumbu karangen
dc.subject.keywordkegiatan manusiaen
dc.subject.keywordkualitas airen
dc.subject.keywordLITen
dc.subject.keywordUVCen
dc.subject.keywordstellaen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record