Peran Paguyuban Berdasarkan Etnik Dalam Menahan Pemiskinan Akibat Dampak dari Pengkotaan Desa-Kota
View/ Open
Date
2014Author
Barlan, Zessy Ardinal
Kolopaking, Lala M.
Sunito, Satyawan
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia terkenal dengan keberagaman etnis yang dimilikinya. Banyaknya etnisitas di Indonesia memberikan warna tersendiri bagi kehidupan bangsa Indonesia. Salah satunya berdampak pada munculnya organisasi-organisasi dengan landasan etnisitas atau terkadang dikenal dengan sebutan paguyuban. Balikpapan merupakan daerah dengan masyarakat multietnis yang pada umumnya bukan penduduk asli Balikpapan, melainkan pendatang. Tribun Kaltim edisi 30 September 2012 menyebutkan bahwa terdapat 104 paguyuban etnis di Balikpapan. Secara tidak langsung jumlah ini menggambarkan kondisi keberagaman etnis yang ada di Balikpapan. Masing-masing etnis maupun kelompok-kelompok etnis tersebut memiliki norma, relasi, maupun jaringan kekerabatan satu dengan lainnya, khususnya untuk kepentingan ekonomi dan politiknya. Satu kelompok etnik memiliki suatu identitas khas yang berbeda dengan kelompok etnik lain, yang dengan mudah terlihat dari cara mereka mengekspresikan atau mengartikulasikan kebudayaannya, termasuk dalam hal bagaimana mereka mengkonsepsikan dan menata pengelolaan dan penguasaan terhadap sumberdaya alam, ekonomi, dan politik (Lubis, 2005). Hal ini menekankan bahwa adanya pola-pola relasi yang dibangun dan digunakan didalam kelompok etnik untuk mengelola sumberdaya khususnya dalam sektor ekonomi dan politik. Pola-pola relasi ini tidak terlepas dari jaringan kekerabatan yang dibangun oleh masing-masing kelompok etnik. Fenomena ini memiliki dampak pada semakin kuatnya identitas etnik dari masing-masing etnis di Balikpapan. Kesejahteraan masyarakat desa merupakan faktor penting dalam pembangunan di pedesaan. Namun, pembanguan di pedesaan masih erat kaitannya dengan kondisi sosial, ekonomi, dan politik kota. Pengkotaan wilayah desa-kota adalah hasil dari adanya kebijakan pembangunan untuk kepentingan kota. Pengkotaan membawa dampak tersendiri bagi masyarakat setempat, khususnya bagi mereka yang tidak dapat mengambil manfaat langsung dari pembangunan tersebut sehingga dapat berujung pada terjadinya proses pemiskinan pada masyarakat setempat. Fenomena ini pada dasarnya tidak dapat terlepas dari gejala menguatnya identitas etnik dan peran paguyuban di Balikpapan. Maka dari itu, penting untuk melihat bagaimana pengaruh paguyuban berdasarkan etnik dalam mempengaruhi bentuk masyarakat majemuk di Balikpapan dan dampaknya terhadap pengkotaan desa-kota. Hal ini penting dilihat dalam kaitannya untuk menganalisa lebih jauh dampak proses tersebut terhadap perekonomian masyarakat desa dan khususnya masyarakat miskin. Oleh sebab itu, penelitian ini ingin secara khusus melihat bagaimana peran paguyuban berdasarkan etnik dalam menahan pemiskinan akibat dampak dari pengkotaan desa-kota. Keberagaman etnisitas di Balikpapan tentunya berdampak pada munculnya paguyuban-paguyuban etnisitas yang memiliki peranan tersendiri di masyarakat, tidak terkecuali dalam pembangunan kawasan pedesaan. Oleh sebab itu, pertanyaan besar dari penelitian ini adalah melihat bagaimana peran paguyuban berdasarkan etnik dalam menahan pemiskinan akibat dampak dari pengkotaan desa-kota. Adapun tentunya dalam memahami hal tersebut, perlu juga untuk memahami bagaimana latar belakang kelompok etnis terbentuk dan menetap di Balikpapan, maka penting untuk mengetahui sejarah keberagaman etnis, kota, paguyuban, dan proses pengkotaan kawasan desa-kota di Balikpapan. Selain itu perlu juga untuk mengetahui bagaimana pola hubungan kelompok etnis dan peran paguyuban sebagai organisasi politik bagi masyarakat di Balikpapan. Hal ini berlanjut pada pertanyaan mendasar yaitu bagaimana situasi ini berperan dalam dalam menahan pemiskinan akibat dampak dari pengkotaan desa-kota. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa masing-masing etnisitas memiliki nilai-nilai maupun aturan-aturan yang mempengaruhi pola-pola relasi yang mereka lakukan khususnya pada sektor ekonomi dan politik, sehingga perlu diketahui bagaimana pola hubungan kelompok etnis dan peran paguyuban sebagai organisasi politik bagi masyarakat di Balikpapan. Selanjutnya dalam memahami peran paguyuban juga tidak terlepas dari bentuk masyarakat majemuk di Balikpapan, maka dari itu penting untuk menentukan bentuk masyarakat majemuk di Balikpapan dan dampaknya terhadap posisi paguyuban itu sendiri. Hal ini kemudian berlanjut pada pertanyaan mendasar yaitu bagaimana situasi ini berperan dalam pembangunan kawasan desa dan dampaknya pada masyarakat pedesaan. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif dan eksplorasi. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam kepada informan yang terlibat dalam kelompok etnis, pemerintah, aktor atau elit dan penyebaran kuesioner kepada responden yang terkategori sebagai masyarakat miskin. Adapun instrumen wawancara mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan tertulis. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat miskin dan responden pada penelitian ini dipilih secara random sampling dimana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden. Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder (studi literatur yang dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan mengenai penelitian ini) dan data primer (pengamatan langsung di lokasi penelitian dimana dilakukan wawancara mendalam kepada informan dan responden yang mengacu kepada panduan pertanyaan dan kuesioner). Penelitian mengenai peran paguyuban berdasarkan etnik dalam pembangunan kawasan desa ini dilaksanakan di salah satu desa di sekitar kota Balikpapan Kalimantan Timur yaitu Karang Joang. Sejak dulu Balikpapan adalah kota yang telah menjadi pusat perhatian dikarenakan potensi minyak yang terkandung didalamnya. Baik Belanda maupun Jepang menjadikan Balikpapan sebagai kota yang dianggap mampu untuk membantu pertahanan mereka, baik dari segi ekonomi dan politik. Hal ini secara tidak langsung juga ikut membentuk karakteristik masyarakat kota Balikpapan saat itu sebagai masyarakat pekerja dan industri. Oleh sebab itu bidang bisnis dan tenaga kerja memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi kota Balikpapan. Ekonomi menjadi faktor penarik yang paling utama bagi masyarakat luar untuk masuk ke Balikpapan dan lapangan pekerjaan menjadi suatu yang sangat penting dalam keberlanjutan kehidupan penduduknya. Pluralisme etnis yang terjadi di Balikpapan disebabkan oleh dua faktor dalam dua tahap yang berbeda. Tahap pertama, pluralisme etnis yang terjadi di Balikpapan adalah adanya kebijakan kolonisasi pemerintah Hindia Belanda yang mendatangkan penduduk dari beragam etnis untuk mendukung perluasan dan peningkatan kilang minyak. Tahap kedua adalah saat Indonesia dinyatakan merdeka dan Balikpapan lepas dari bagian kesultanan Kutai. Pada saat ini pluralisme etnis terjadi dikarenakan adanya perpindahan penduduk untuk mencari kesempatan ekonomi. Paguyuban-paguyuban yang ada di Balikpapan tergabung dalam Forum Komunikasi Paguyuban Balikpapan (FKPB) pada dasarnya ada yang berdasarkan primordial murni, seperti etnisitas, namun ada juga instrumental, dimana paguyuban-paguyuban ini terbentuk karena adanya tujuan bersama. Paguyuban etnis di Balikpapan merupakan tempat sosialisasi dan melembaganya nilai-nilai yang secara turun temurun disosialisasikan dan mempengaruhi aktor atau individu dalam berprilaku. Fenomena ini secara tidak langsung semakin memperkuat identitas etnik dari masing-masing etnis di Balikpapan. Hal ini mendorong terbentuknya pilarisasi masyarakat di Balikpapan. Selain itu, paguyuban juga berperan dalam pembangunan infrastruktur Karang Joang melalui sosialisasi dan pola-pola hubungan etnisitas dalam wujud pilarisasi melalui elit-elitnya. Paguyuban tentunya saling mengutamakan kepentingan etnisnya dalam hal pembangunan kawasan pedesaan sebagai dampak dari proses pengkotaan desa-kota, walaupun pembangunan tersebut secara umum tidak langsung menyentuh kepentingan desa tersebut. Paguyuban memiliki peran dalam perekonomian masyarakat desa Karang Joang, khususnya sebagai jaringan pengaman bagi masyarakat miskin. Mereka yang aktif dan bergabung di paguyuban akan mendapatkan keuntungan dan perluasan jaringan, khususnya pada akses terhadap pekerjaan, sehingga walaupun pembangunan tersebut tidak berdampak positif secara langsung bagi masyarakat miskin, dengan adanya paguyuban proses pemiskinan yang mungkin terjadi dapat ditahan. Hal ini dapat dianalisis dari dua sisi yaitu di satu sisi paguyuban dapat menjadi jaringan pengaman bagi masyarakat pedesaan akibat dampak dari pembangunan. Namun, disisi lain munculnya pembangunan ini secara tidak langsung membuat masyarakat terdorong untuk bergabung dengan paguyuban yang menyebabkan pada semakin kuatnya pilarisasi dan peran paguyuban di masyarakat
Collections
- MT - Human Ecology [2189]