Strategi Pengelolaan Perikanan Tangkap Skala Kecil Di Perairan Laut Kabupaten Simeulue
View/ Open
Date
2014Author
Carles
Wiyono, Eko Sri
Wisudo, Sugeng Hari
Soeboer, Deni Achmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Simeulue merupakan daerah yang baru berkembang, terdiri atas 1 pulau besar dan 63 pulau kecil yang dikelilingi oleh perairan laut seluas ± 9.968,16 km². Perairan lautnya merupakan bagian dari Samudera Hindia yang memiliki potensi perikanan tangkap yang sangat tinggi. Sebagian besar nelayan merupakan nelayan skala kecil yang berdiam di pesisir dan sangat mengandalkan hasil laut. Pemanfaatan sumberdaya ikan membutuhkan kehati-hatian dan kearifan dalam pengelolaannya. Keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya ikan tergantung pada peran stakeholder yang terkait perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Simeulue. Peran stakeholder diperlukan untuk menjamin keberlanjutan dari aspek sumberdaya ikan, sosioekonomi maupun manajemen kelembagaannya. Tujuan penelitian ini secara umum menyusun strategi kebijakan pengelolaan perikanan tangkap skala kecil. Secara khusus bertujuan [1] mengkaji karakteristik sumberdaya ikan, [2] mengkaji kondisi sosial-ekonomi perikanan tangkap skala kecil, [3] mengkaji kelembagaan perikanan tangkap, [4] seleksi teknologi penangkapan ikan tepat guna dan [5] merumuskan faktor internal dan eksternal dalam rangka menyusun strategi pengelolaan perikanan tangkap skala kecil di perairan laut Kabupaten Simeulue. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Simeulue antara bulan Oktober 2013 – bulan Januari 2014. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan survei lapangan secara purposive sampling. Analisis karakteristik sumberdaya ikan, kondisi sosial ekonomi dan kelembagaan dilakukan secara deskriftif terhadap elemen-elemen yang mempengaruhi sistem perikanan tangkap skala kecil. Selanjutnya analisis multi-kriteria digunakan untuk mengidentifikasi teknologi penangkapan ikan tepat guna. Sementara rumusan dan penentuan strategi pengelolaan perikanan tangkap skala kecil dilakukan dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Tingkat keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan -- pada kelompok habitat pelagis dan demersal -- dari daerah penangkapan bagan perahu dan pukat pantai berada pada keanekaragaman sedang, kemerataan antar spesies relatif merata dan hampir tidak ada spesies yang mendominansi spesies lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bagan perahu merupakan alat penangkapan ikan dengan tingkat produktivitas (CPUE) tertinggi sebesar 603,3 kg/trip. Jumlah unit penangkapan dan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Simeulue selama enam tahun terakhir cenderung meningkat. Mayoritas masyarakat pesisir menggunakan teknologi penangkapan ikan tradisional. Kegiatan pemasaran dipengaruhi oleh fluktuasi harga. Hal ini menyebabkan keuntungan antar lembaga pemasaran tidak menyebar merata. Sementara peranan kelembagaan Panglima Laot sebagai bentuk kearifan lokal berperan erat dengan masyarakat lokal untuk keberhasilan pengelolaan perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Simeulue. Hasil seleksi unit usaha penangkapan ikan yang layak dikembangkan berdasarkan pertimbangan aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi menyimpulkan usaha bagan perahu sebagai skala prioritas pertama. Pengelolaan perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Simeulue secara optimal dan berkelanjutan dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa strategi sebagai berikut: [1] penerapan Ko-manajemen berbasis kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya perikanan laut, [2] pengembangan usaha melalui restrukturisasi armada perikanan tangkap, [3] penegakan hukum dengan melaksanakan sistem MCS (monitoring, controlling dan survailance) secara terpadu, [4] peningkatan sistem informasi untuk nelayan, [5] pembuatan sistem data dan informasi perikanan tangkap terpadu, [6] standarisasi terhadap armada perikanan skala kecil untuk peningkatan produktivitas alat tangkap dan mutu ikan dan [7] peningkatan pengetahuan nelayan dan pelaku usaha perikanan.
Collections
- MT - Fisheries [2934]