Show simple item record

dc.contributor.advisorUtomo, Nur Bambang Priyo
dc.contributor.advisorNuryati, Sri
dc.contributor.authorCatharica, Allamanda
dc.date.accessioned2014-08-25T01:46:46Z
dc.date.available2014-08-25T01:46:46Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/69726
dc.description.abstractKendala utama pada usaha budidaya ikan adalah ketersediaan bahan baku pakan dan serangan penyakit. Oleh karena itu, ketersediaan pakan yang berkualitas yang tidak hanya mampu meningkatkan pertumbuhan ikan tapi juga mampu meningkatkan imunitas ikan sangat diperlukan. Biji rosela yang mempunyai kandungan protein cukup tinggi, asam lemak tak jenuh, mineral dan vitamin terutama tokoferol berpotensi sebagai bahan baku pakan alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis optimal tepung biji rosela yang mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan dan imunitas patin. Penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian, percobaan dosis optimal dan percobaan metode pemberian pakan uji. Percobaan dosis optimal dilakukan dengan menggunakan 35 ekor benih patin pada tiap akuarium berukuran 60x30x35 cm dengan rancangan 5 perlakuan 3 ulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah pemberian pakan berupa pakan kontrol/perlakuan A (0% tepung biji rosela), dan pakan yang telah ditambahkan tepung biji rosela (2, 4, 6 dan 8%) sebagai perlakuan B sampai E. Parameter yang diuji adalah kelangsungan hidup, kinerja pertumbuhan dan gambaran darah. Sampel darah diambil untuk mengukur hematokrit, hemoglobin, sel darah merah total, sel darah putih total, diferensial leukosit dan aktivitas fagositik pada hari ke-0, ke-10, ke-20 dan ke-30. Uji tantang dilakukan pada hari pemeliharaan ke-31 dengan tujuan mengetahui kinerja imunitas melalui penyuntikan bakteri Aeromonas hydrophila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dosis tepung biji rosela menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap konsumsi pakan, retensi protein dan retensi lemak, sedangkan terhadap efisiensi pakan, kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan harian tidak menyebabkan perbedaan yang nyata (P<0.05). Hasil pengukuran pada parameter imunitas, secara umum didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0.05). Hasil tersebut didukung oleh tingkat kelangsungan hidup setelah uji tantang yang menunjukkan hasil tidak berbeda nyata antar perlakuan (P<0.05). Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian didapatkan bahwa dosis tepung biji rosela 4% (perlakuan C) merupakan yang terbaik karena dapat memberikan retensi protein tertinggi, sehingga untuk percobaan selanjutnya pakan uji yang digunakan adalah pakan C. Percobaan metode pemberian pakan uji dilakukan dengan menggunakan 35 ekor benih patin pada tiap akuarium berukuran 60X30x35 cm dengan rancangan 6 perlakuan 3 ulangan. Perlakuannya adalah kontrol berupa kontrol positif (K+) dan kontrol negatif (K-), yakni pemberian pakan dengan pakan komersil selama 20 hari serta perlakuan A (pemberian pakan uji terbaik selama 20 hari), perlakuan B (pemberian pakan komersil pada lima hari pertama, kemudian pakan uji terbaik pada hari ke-6 sampai hari ke-15 dan pakan komersil pada lima hari terakhir), perlakuan C (pemberian pakan uji terbaik pada lima hari pertama, pakan komersil pada lima hari ke-2, pakan uji terbaik pada lima hari ke-3 dan pakan komersil pada lima hari terakhir) dan perlakuan D (pemberian pakan komersil pada sepuluh hari pertama dan pakan uji terbaik pada sepuluh hari terakhir). Semua perlakuan pada hari ke-21 diuji tantang dengan diinjeksi bakteri Aeromonas hydrophila, kecuali pada kontrol negatif (K-). Ini dilakukan untuk mengetahui kinerja imunitas ikan setelah diberi perlakuan. Parameter yang diuji adalah kelangsungan hidup, kinerja pertumbuhan dan gambaran darah. Sampel darah diambil untuk mengukur hematokrit, hemoglobin, sel darah merah total, sel darah putih total, diferensial leukosit dan aktivitas fagositik pada hari ke-0, ke-5, ke-10, ke-15 dan ke-20. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan nyata terhadap konsumsi pakan (P<0.05), sedangkan parameter efisiensi pakan, kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan harian tidak berbeda nyata antar perlakuan (P<0.05). Hasil uji parameter imunitas, berdasarkan tingkat kelangsungan hidup setelah uji tantang didapatkan perbedaan yang nyata antar perlakuan dengan hasil terbaik adalah perlakuan B, yakni pemberian pakan komersil pada lima hari pertama, kemudian pakan uji terbaik pada hari ke-6 sampai hari ke-15 dan pakan komersil pada lima hari terakhir. Perlakuan B ini menunjukkan kelangsungan hidup tertinggi di luar kontrol setelah injeksi Aeromonas hydrophila yakni rata-rata 62.1% (P<0.05). Berdasarkan kedua tahapan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa hasil terbaik terjadi pada perlakuan dengan dosis tepung biji rosela 4%, pemberian pakan lima hari pertama menggunakan pakan komersil, hari ke-6 sampai hari ke-15 memakai pakan uji serta lima hari terakhir menggunakan pakan komersil.en
dc.language.isoid
dc.titlePotensi Tepung Biji Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) untuk Pertumbuhan dan Imunitas Ikan Patin (Pangasionodon hypopthalmus)en
dc.subject.keywordikan patinen
dc.subject.keywordimunitasen
dc.subject.keywordkinerja pertumbuhanen
dc.subject.keywordtepung biji roselaen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record