| dc.description.abstract | Ampas tebu merupakan limbah biomassa dari tanaman tebu setelah proses penggilingan dan ekstraksi niranya. Kandungan lignoselulosanya dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif seperti bioetanol. Pada penelitian ini, ampas tebu dihidrolisis oleh enzim xilanase kemudian akan difermentasikan oleh ragi Saccharomyces cerevisiae menjadi bioetanol melalui proses sakarifikasi dan fermentasi serentak (SFS). Tiga parameter yang dianalisis pada penelitian ini ialah perlakuan awal, penambahan enzim, dan lamanya waktu fermentasi. Proses SFS dilakukan dengan waktu inkubasi selama 0, 24, 48, dan 72 jam. Ampas tebu yang diberikan NaOH dengan tambahan enzim pada jam ke-0 dan jam ke-72 menghasilkan konsentrasi bioetanol berturut-turut 53 % dan 56 %. Ampas tebu yang diberi NaOH tanpa tambahan enzim pada jam ke-0 dan jam ke-72 menghasilkan konsentrasi bioetanol berturut-turut 50 % dan 55 %. Penambahan enzim dan jam ke-72 adalah kondisi terbaik dari proses SFS untuk menghasilkan bioetanol pada penelitian ini. Akan tetapi, bioetanol hasil fermentasi belum bisa menjadi bahan bakar karena kadarnya masih jauh dari batas minimum kadar bioetanol untuk bahan bakar. | en |