dc.description.abstract | Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) adalah tanaman yang banyak digunakan sebagai obat herbal. Mutu tanaman obat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah daerah asal tanaman. Penelitian ini mengelompokkan spektra FTIR kumis kucing dari 5 daerah berbeda menggunakan principle component analysis (PCA) dan partial least square discriminant analysis (PLSDA) serta membuat model prediksi flavonoid total menggunakan partial least square (PLS). Sampel dari daerah Nagrak memiliki mutu yang lebih baik daripada 4 daerah lainnya berdasarkan analisis kadar air, kadar abu, rendemen ekstrak, fenol total, flavonoid total, dan kadar sinensetin. Sampel dari 5 daerah memiliki pola kromatogram KLT yang cukup berbeda, tetapi memiliki aktivitas antibakteri yang sama. PCA dengan total keragaman 73% mampu mengelompokkan sampel bermutu tinggi dan rendah. Model PLSDA berhasil memprediksi sampel uji berdasarkan kelompok mutu dan daerah asal sampel. Pembuatan model prediksi flavonoid total dengan PLS menghasilkan R2 kalibrasi, R2 prediksi, RMSEC, dan RMSEP masing-masing sebesar 0.7765, 0.5066, 0.4003, dan 0.6157. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spektra FTIR dan kemometrik dapat digunakan untuk kendali mutu kumis kucing. | en |