Daya Saing Usaha Budidaya Ikan Hias Neon Tetra di Kecamatan Bojongsari Kota Depok
View/ Open
Date
2013Author
Nisaa, Dea Tri Jannatun
Sinaga, Bonar M.
Hastuti
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor produk perikanan terbesar di dunia pada beberapa komoditi ekspor perikanan seperti ikan hias, ikan tuna, udang, kepiting, serta siput (Ramadhan, 2011). Volume dan nilai ekspor ikan hias air tawar berfluktuasi dari tahun 2006 sampai tahun 2011. Trend volume ekspor ikan hias air tawar Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2011 adalah 36.84 persen dan trend nilai adalah 35.15 persen. Pada tahun 2011 volume ekspor ikan hias air tawar sebesar 671 105 kg dengan nilai ekspor sebesar 9 051 652 US$ (Badan Pusat Statistik, 2012). Kota Depok merupakan salah satu sentra penghasil ikan hias air tawar di Jawa Barat. Wilayah yang paling besar memproduksi Ikan Neon Tetra di Kota Depok adalah Kecamatan Bojongsari. Pada era perdagangan bebas muncul tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pengembangan usaha budidaya. Tantangan tersebut diantaranya ketatnya syarat mutu dari keamanan pangan yang ditetapkan oleh negara pengimpor. Selain itu, permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian adalah posisi tawar-menawar peternak ikan yang lemah karena peternak tidak memiliki alternatif lain untuk menjual Ikan Neon Tetra selain kepada pedagang pengumpul serta biaya produksi yang masih tinggi karena pakan ikan artemia masih diimpor dari luar negeri. Beberapa permasalahan tersebut menyebabkan pengusahaan Ikan Neon Tetra dituntut untuk terus meningkatkan daya saing agar mampu bersaing di pasar internasional. Tujuan penelitian adalah untuk (1) mengidentifikasi karakteristik peternak Ikan Neon Tetra di Kecamatan Bojongsari Kota Depok, (2) menganalisis keunggulan komparatif dan kompetitif usaha budidaya Ikan Neon Tetra berdasarkan skala usaha di Kecamatan Bojongsari Kota Depok, dan (3) menganalisis pengaruh perubahan harga output dan harga input terhadap keunggulan komparatif dan kompetitif usaha budidaya Ikan Neon Tetra berdasarkan skala usaha di Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Analisis daya saing menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil PAM menunjukkan bahwa budidaya Ikan Neon Tetra pada ketiga skala usaha yang dikelompokkan menurut jumlah akuarium secara finansial dan ekonomi menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari keuntungan privat dan sosialnya pada ketiga skala usaha bernilai positif. Keuntungan privat pada skala usaha kecil diperoleh sebesar Rp 12 156 672.85 per tahun, pada skala usaha sedang diperoleh sebesar Rp 28 156 770.55 per tahun, dan pada skala usaha besar diperoleh sebesar Rp 44 856 643.40 per tahun. Usaha budidaya Ikan Neon Tetra memiliki daya saing karena dapat dilihat dari indikator RBP yang menunjukkan keunggulan kompetitif dan indikator BSD yang menunjukkan keunggulan komparatif masing-masing benilai kurang dari satu pada setiap skala usaha. Nilai RBP pada skala usaha kecil diperoleh sebesar 0.58, pada skala usaha sedang diperoleh sebesar 0.42, dan pada skala usaha besar diperoleh sebesar 0.39. Tingkat daya saing pada skala usaha kecil lebih kecil diantara skala usaha lainnya, namun peternak ikan yang termasuk dalam skala usaha ini masih mampu membiayai faktor domestik pada harga privatnya. Nilai BSD pada skala usaha kecil diperoleh iv sebesar 0.44, pada skala usaha sedang diperoleh sebesar 0.33, dan pada skala usaha besar diperoleh sebesar 0.31. Secara ekonomi dalam memenuhi kebutuhan domestik komoditas Ikan Neon Tetra lebih baik diproduksi di dalam negeri dibandingkan mengimpor dari negara lain. Analisis daya saing menggunakan PAM merupakan analisis yang bersifat statis, tidak mengikuti perubahan–perubahan yang terjadi. Analisis perubahan dilakukan untuk mengetahui perubahan pada tingkat daya saing usaha budidaya Ikan Neon Tetra di Kecamatan Bojongsari apabila terjadi perubahan pada harga output maupun harga input. Skenario yang dilakukan diantaranya adalah penurunan harga output 6.15 persen, penurunan harga input 18.75 persen, kombinasi penurunan harga output 6.15 persen serta penurunan harga input 18.75 persen, dan kombinasi penurunan harga output 6.15 persen serta penurunan harga input 35 persen. Simpulan penelitian adalah (1) usaha budidaya Ikan Neon Tetra pada ketiga skala usaha secara finansial dan ekonomi menguntungkan serta memiliki daya saing, dan (2) penurunan harga output 6.15 persen atau kombinasi penurunan harga output 6.15 persen dan penurunan harga input 18.75 persen akan menurunkan keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif usaha budidaya Ikan Neon Tetra kecuali pada skala usaha besar di skenario 3 akan meningkatkan keunggulan komparatif usaha budidaya Ikan Neon Tetra, sedangkan penurunan harga input 18.75 persen atau kombinasi penurunan harga output 6.15 persen dan penurunan harga input 35 persen akan meningkatkan keunggulan kompetitif usaha budidaya Ikan Neon Tetra. Berikut saran yang dapat diajukan untuk meningkatkan pengembangan budidaya Ikan Neon Tetra di Kecamatan Bojongsari adalah (1) guna meningkatkan posisi tawar menawar peternak Ikan Neon Tetra agar peternak tidak selalu bergantung kepada pedagang pengumpul, pemerintah disarankan mengaktifkan kembali peran kelompok pembudidaya Ikan Neon Tetra untuk membantu peternak mendapatkan informasi pasar, (2) guna meningkatkan daya saing usaha budidaya Ikan Neon Tetra, rencana kebijakan subsidi pakan ikan oleh pemerintah pada tahun 2013 agar direalisasikan karena subsidi pemerintah menyebabkan harga pakan ikan yang tinggi akan menjadi lebih murah, sehingga biaya produksi akan menurun, dan (3) guna mengetahui potensi daya saing Ikan Neon Tetra Indonesia, diperlukan adanya penelitian lanjutan mengenai daya saing Ikan Neon Tetra pada tingkat nasional.