Show simple item record

dc.contributor.advisorSehabudin, Ujang
dc.contributor.authorRachmatia, Nur Rizky
dc.date.accessioned2013-06-03T01:58:12Z
dc.date.available2013-06-03T01:58:12Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63926
dc.description.abstractTernak ayam ras di Indonesia dalam subsektor peternakan memperoleh prioritas utama dalam memajukan pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian memberikan konstribusi terhadap PDB Nasional dengan rataan laju pertumbuhan 3,72 persen sepanjang 2006 hingga 2010 dimana subsektor peternakan memberikan kontribusi dengan rataan laju pertumbuhan sebesar 3,39 persen. Perkembangan populasi ayam ras pedaging di Indonesia dari tahun 2000-2011 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 5,3 persen. Kontribusi populasi ayam ras pedaging di Provinsi Jawa Barat terhadap populasi nasional sebesar 41,48 persen pada tahun 2011. Kontribusi populasi ayam ras pedaging Kabupaten Bogor terhadap Provinsi Jawa Barat sebesar 19,01 persen. Kecamatan Pamijahan merupakan salah satu kecamatan dengan populasi ayam ras pedaging terbesar di Kabupaten Bogor dengan kontribusi sebesar 9,5 persen pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Pamijahan merupakan sebagai sentra ayam ras pedaging terbesar kedua di Kabupaten Bogor setelah Kecamatan Gunung Sindur. Usahaternak ayam ras pedaging di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor dilakukan secara mandiri dan kemitraan plasma dengan skala yang dapat dibedakan menjadi dua skala yaitu skala I (populasi <5000 ekor) dan skala II (populasi ≥5000 ekor). Perbedaan tipologi peternak dan skala usaha mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Peternak plasma relatif menghadapi risiko harga lebih kecil daripada peternak mandiri karena terdapat kontrak pembelian dengan inti. Keterbatasan peternak plasma tidak memiliki kekuatan untuk memilih alternatif sarana produksi dan menetapkan harga. Peternak mandiri mempunyai keleluasaan untuk memperoleh sarana produksi dan menjual hasil produksi. Kondisi ini dapat berimplikasi pada struktur biaya dan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya, unit cost dan pendapatan usahaternak ayam ras pedaging peternak mandiri dan peternak plasma di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Pamijahan merupakan sentra ayam ras pedaging terbesar kedua di Kabupaten Bogor. Jumlah responden untuk masing-masing tipe peternak adalah peternak mandiri sebanyak 30 peternak dan peternak plasma sebanyak 40 peternak. Sebanyak 20 reponden peternak mandiri dan 25 responden peternak plasma diambil dengan metode purposive dari data populasi peternak ayam ras pedaging yang dipublikasikan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor tahun 2010. Sebanyak 10 responden peternak mandiri dan 15 peternak plasma diambil dengan metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pakan dan Day Old Chick (DOC) merupakan komponen biaya terbesar terhadap biaya total produksi baik berdasarkan tipologi peternak maupun skala usaha. Proporsi biaya pakan dan DOC pada peternak mandiri sebesar 51,21 persen dan 39,60 persen, sedangkan peternak plasma sebesar 50,91 persen dan 41,80 persen. Proporsi biaya pakan pada peternak mandiri lebih besar dibanding peternak plasma, sedangkan proporsi biaya DOC peternak mandiri lebih rendah dari peternak plasma. Berdasarkan tipologi peternak, unit cost usahaternak pada peternak mandiri yaitu Rp 11.511/kg iv lebih rendah dari peternak plasma yaitu 12.647/kg. Berdasarkan skala, unit cost peternak mandiri pada skala II mempunyai unit cost terkecil yaitu Rp 11.530/kg sedangkan, peternak plasma pada skala I mempunyai unit cost terbesar yaitu Rp 13.284/kg. Tingginya unit cost usahaternak pada peternak plasma karena sarana produksi (pakan dan DOC) lebih mahal yang diperoleh secara kredit dari inti. Harga pakan pada peternak plasma sebesar Rp 6.598/kg dan peternak mandiri sebesar Rp 6.021/kg. Harga DOC pada peternak plasma Rp 5.417/kg dan peternak mandiri masing-masing sebesar Rp 6.021/kg. Pendapatan usahaternak pada peternak mandiri lebih tinggi dari peternak plasma baik atas biaya tunai maupun biaya total. Pendapatan atas biaya tunai dan biaya total pada peternak mandiri masing-masing sebesar Rp 3.032/kg dan Rp 2.841/kg, sedangkan pada peternak plasma masing-masing sebesar Rp 2.159/kg dan Rp 1.765/kg. Tingginya pendapatan peternak mandiri karena manajemen usahaternak ayam ras pedaging pada peternak mandiri lebih baik dibandingkan peternak plasma. Hal ini ditunjukkan oleh Feed Convertion Ratio (FCR) dan mortalitas pada peternak mandiri yang lebih rendah. FCR dan mortalitas pada peternak mandiri masing-masing sebesar 0,96 kg dan 3,55 persen, sedangkan peternak plasma masing-masing sebesar 1,05 kg dan 4,05 persen. Berdasarkan skala usaha, pendapatan usahaternak pada skala II lebih tinggi dari skala I, baik pada peternak mandiri maupun peternak plasma. Secara statistik, terdapat perbedaan pendapatan atas biaya tunai dan biaya total yang signifikan antara peternak mandiri dan peternak plasma artinya pendapatan atas biaya tunai dan biaya total peternak mandiri lebih besar dari peternak plasma.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectpeternak plasmaen
dc.subjectpeternak mandirien
dc.subjectusahaternaken
dc.subjectpendapatanen
dc.subjectstruktur biayaen
dc.titleStruktur biaya dan pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging pola mandiri dan kemitraan perusahaan inti rakyat di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogoren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record