dc.description.abstract | Situs Megalitik Gunung Padang (SMGP) memiliki daya tarik wisata berupa situs peninggalan purbakala yang penting di Kabupaten Cianjur. Daya tarik tersebut membuat SMGP menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Pengelola melakukan pengembangan wisata di SMGP karena berpotensi memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat lokal, namun di sisi lain pengembangan wisata juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, nilai dan dampak ekonomi SMGP perlu dikaji. Secara umum pengunjung menilai keberadaan dan pengembangan kawasan wisata SMGP adalah baik, namun aksesibilitas menuju kawasan wisata dinilai sulit oleh pengunjung. Kondisi fasilitas wisata berupa kantor informasi dinilai tidak memadai, serta kondisi papan interpretasi dan kios cinderamata dinilai tidak tersedia. Manfaat yang dirasakan masyarakat dan tenaga kerja lokal dari pengembangan kawasan wisata tersebut adalah peningkatan lapangan kerja. Manfaat yang dirasakan unit usaha dari pengembangan kawasan wisata adalah peningkatan pendapatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di SMGP diestimasi dengan menggunakan metode analisis regresi berganda dan Individual Travel Cost Method. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata di SMGP adalah biaya perjalanan, tingkat pendapatan pengunjung, jarak tempuh, dan umur pengunjung. Hanya variabel tingkat pendapatan yang memiliki pengaruh positif terhadap permintaan wisata. Nilai ekonomi kawasan wisata dan surplus konsumen diperoleh dengan pendekatan Travel Cost Method, dimana nilai surplus konsumen yang diterima pengunjung per kunjungan adalah Rp 46.395,35 dan nilai ekonomi SMGP adalah Rp 1.626.388.953,00. Dampak ekonomi pengembangan kawasan wisata diestimasi dengan menggunakan pendekatan multiplier effect, dimana dampak langsung adalah sebesar Rp 103.777.449,30, dampak tidak langsung adalah sebesar Rp 39.124.998,00, dan dampak lanjutan adalah sebesar Rp 26.560.000,00. Nilai Keynesian Income Multilplier adalah 1,58, nilai Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,38, dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 1,63. Retribusi yang diberlakukan di SMGP saat ini, yaitu Rp 2.000,00 dirasakan oleh pengelola masih terlalu rendah. Pengelola dapat menetapkan tarif masuk kawasan wisata mengacu pada nilai rataan WTP pengunjung (Rp 3.786,00) atau tarif masuk kawasan wisata sejenis yaitu Candi Ratu Boko (Rp 10.000). Pengelola berpeluang menetapkan tarif masuk kawasan wisata berdasarkan nilai surplus konsumen (Rp 46.395,35) jika pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata sudah ditingkatkan secara optimal dan diarahkan pada wisata minat khusus. | en |