Analisis Nilai Ekonomi Konservasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peluang Adopsi Konservasi Usahatani Kentang Dataran Tinggi di Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut
Abstract
Sektor pertanian memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan karena merupakan penyedia kebutuhan pangan bagi rakyat Indonesia yang terus bertambah, penyedia bahan baku industri, penyumbang devisa, penyerap tenaga kerja atau penciptaan kesempatan kerja dan sebagai jaminan pendapatan bagi sebagian besar penduduk, serta penunjang utama kelestarian lingkungan hidup. Besarnya manfaat sektor pertanian membuat kegiatan pertanian dilakukan di lahan sawah serta lahan kering. Tanaman semusim yang dominan ditanam di lahan kering adalah jagung, kentang, kubis, tomat, wortel, tembakau dan berbagai jenis bunga. Beberapa jenis tanaman seperti kentang, tomat, buncis, wortel, dan lainnya hanya dapat tumbuh dan menghasilkan dengan baik pada ketinggian tempat tertentu, sehinga terdapat sentra-sentra produksi untuk tanaman-tanaman tersebut (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2005). Berdasarkan luas tanam per tahun, Kabupaten Bandung dan Garut merupakan sentra penghasil kentang terbesar di Provinsi Jawa Barat (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat, 2010). Pada tahun 2010 Kabupaten Garut memiliki produktivitas yang lebih tinggi yaitu 21,74 ton/ha dibandingkan dengan Kabupaten Bandung yang hanya memiliki produktivitas sebesar 20,48 ton/ha. Berdasarkan data luas panen, produksi dan produktivitas, di Garut mengalami perkembangan yang negatif, bahkan pada tahun 2009 dan 2010 persentase penurunan produksi lebih besar dibandingkan dengan persentase penurunan luas lahan. Penyebab penurunan produktivitas kentang ini diduga oleh terjadinya erosi. Erosi menyebabkan banyak unsur hara dan bahan organik tanah hilang melalui sedimen yang terangkut aliran permukaan, pencemaran tanah, air, dan lingkungan. Oleh karena itu, untuk melestarikan sumberdaya lahan di daerah-daerah sentra produksi ini perlu dilakukan pengelolaan lahan yang tepat dengan menerapkan tindakan konservasi tanah (Katharina, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani kentang dataran tinggi untuk mengadopsi konservasi, dan (2) menghitung nilai ekonomi dari usahatani kentang yang melakukan konservasi. Penelitian dilakukan di Desa Padaawas dan Desa Barusari Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut. Lokasi ini dipilih secara tertuju (purposive) karena merupakan salah satu sentra penghasil kentang terbesar di Kabupaten Garut dengan kemiringan lahan yang beragam. Metode pengambilan contoh yang digunakan adalah simple random sampling. Jenis data yang digunakan adalah data cross section. Pengambilan data primer dilakukan selama bulan Juni 2011 – Juli 2011. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada petani kentang dataran tinggi, dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan yaitu model logit untuk melihat faktor yang mempengaruhi adopsi konservasi dan analisis nilai ekonomi konservasi usahatani kentang. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0.