Analisis Kandungan Klorofil-a dan Hasil Tangkapan Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus) di Perairan Pangandaran Jawa Barat
Abstract
Keberadaan ikan bawal putih dapat diduga dengan mengetahui tingkat kesuburan perairan. Kesuburan perairan dapat diindikasikan oleh konsentrasi klorofil-a, karena konsentrasi klorofil-a menunjukkan kelimpahan fitoplankton sebagai produsen primer di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sebaran spasial klorofil-a, menentukan hubungan antara kandungan klorofil-a dengan hasil tangkapan bawal putih dan menentukan daerah penangkapan ikan bawal putih yang potensial di perairan Pangandaran. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan proses pengumpulan data CPUE dan penyebaran daerah penangkapan ikan dari perairan Pangandaran. Tahap kedua merupakan proses pengumpulan citra klorofil-a dari satelit dengan cara mendownload dari internet (http//oceancolor.gsfc.nasa.gov). Kandungan klorofila pada bulan Oktober 2008 relatif lebih tinggi dibandingkan bulan November 2008. Pada bulan Oktober 2008, kandungan klorofil-a berkisar 0,770 – 4,000 mg/m3, dengan rata-rata 2,633 mg/m3 . Pada bulan November 2008, kandungan klorofil-a berkisar 0,313 – 3,534 mg/m3 dengan rata-rata 0,843 mg/m3. Konsentrasi klorofil-a di daerah pantai lebih tinggi dan lebih bervariasi daripada perairan yang lebih jauh dari pantai. Kandungan klorofil-a tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah hasil tangkapan bawal putih. Indikator kandungan klorofil-a belum dapat digunakan untuk menentukan daerah penangkapan ikan bawal putih yang potensial di perairan Pangandaran. Kriteria daerah penangkapan ikan bawal putih potensial adalah memiliki jumlah hasil tangkapan lebih dari sama dengan 9 kg/unit/trip, dan ukuran ikan bawal putih layak tangkap yaitu 20 cm (www.wikipedia.org). Dari kriteria di atas yang termasuk daerah penangkapan ikan bawal putih potensial di perairan Pangandaran adalah Tembang Badeto yang terletak sekitar 7046’ LS - 108040’ BT.