Show simple item record

dc.contributor.advisorMattjik, Ahmad Ansori
dc.contributor.advisorSumertajaya, I Made
dc.contributor.authorTiara, Suci
dc.date.accessioned2013-04-11T02:49:26Z
dc.date.available2013-04-11T02:49:26Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62135
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia. Oleh karena itu perlu dilakukan cara untuk meningkatkan produksi beras. Salah satunya adalah dengan mengelola lahan secara intensif dan efisien serta menemukan varietas padi yang berdaya hasil tinggi. Jenis padi yang berdaya hasil paling tinggi pada saat ini adalah padi hibrida. Usaha pemuliaan padi hibrida dapat dilakukan melalui perakitan varietas dan pengujian di berbagai lokasi secara berkesinambungan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan yaitu menggunakan percobaan multilokasi. Analisis statistika yang komprehensif untuk percobaan multilokasi adalah analisis AMMI (Additive Main effect and Multiplicative Interaction). Pendekatan AMMI yang biasa dilakukan masih menggunakan respon tunggal. Padahal untuk mengetahui varietas unggul harus memperhatikan beberapa aspek secara bersamaan. Dalam hal ini berarti memperhatikan responrespon yang diukur secara simultan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan analisis AMMI berdasarkan respon gabungan. Metode penggabungan respon yang digunakan yaitu Range Equalization dan pembobotan oleh pakar. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kedua metode penggabungan memiliki kemiripan dalam mengidentifikasi kestabilan genotipe. G1, G5, G7, dan G11 adalah genotipe stabil berdasarkan analisis AMMI respon gabungan metode RE, sedangkan G3, G5, G7 dan G11 adalah genotipe stabil berdasarkan analisis AMMI respon gabungan metode Pakar. Genotipe lainnya merupakan genotipe spesifik pada lingkungan tertentu. Kemiripan pengklasifikasian ini disebabkan oleh respon yang dominan pada genotipe stabil diberikan bobot yang hampir sama, baik pada metode RE ataupun metode Pakar. Hasil klasifikasi kestabilan genotipe berdasarkan ISA kedua metode juga tidak jauh berbeda. Hasil korelasi Rank Spearman sebesar 0.776 menunjukkan adanya kemiripan hasil klasifikasi stabilitas genotipe metode RE dan metode Pakar. Sehingga dapat dikatakan bahwa metode RE dapat digunakan walaupun pada penelitian ini terdapat respon yang dipentingkan dalam penentuan stabilitas genotipe. Jika dilihat dari penggunaannya, metode RE lebih baik digunakan apabila tidak ada respon asal yang dipentingkan sehingga semua respon diberikan bobot yang sama sedangkan metode Pakar digunakan apabila ada respon yang dipentingkan dalam menentukan stabilitas genotipe.en
dc.subjectPenggabungan Responen
dc.subjectRange Equalizationen
dc.subjectPembobotan Pakaren
dc.subjectPercobaan Multilokasien
dc.subjectAnalisis AMMIen
dc.titleIdentifikasi Interaksi Genotipe X Lingkungan pada Padi Hibrida Berdasarkan Respon Gabunganen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record