Show simple item record

dc.contributor.advisorAidi, Muhammad Nur
dc.contributor.advisorSaefuddin, Asep
dc.contributor.authorNasrudin, Ahmad
dc.date.accessioned2013-03-27T01:34:15Z
dc.date.available2013-03-27T01:34:15Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/61689
dc.description.abstractSebagai salah satu pilar demokrasi, pemilu diharapkan dapat menjadi wadah masyarakat untuk berekspresi dan memilih para wakil rakyat yang sesuai dengan hati nuraninya. Oleh karena itu pemilih harus menggunakan hak pilihnya secara baik dan benar. Sistem proporsional terbuka dengan suara terbanyak memungkinkan hasil yang lebih transparan serta derajat keterwakilan menjadi lebih baik daripada sistem pemilu sebelumnya. Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam mempelajari perilaku pemilih dalam menentukan pilihan, yaitu pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis dan pendekatan politik rasional. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis dan psikologis. Kedua pendekatan tersebut digunakan untuk mengidentifikasi perilaku memilih pada pemilu legislatif 2009. Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa sebagian besar pemilih tidak mengenal partai peserta pemilu legislatif 2009. Sekitar 88.96% pemilih mengenal kurang dari 10 partai. Dari beberapa partai yang dikenal, sekitar 71.88% pemilih yang tahu sasaran partai tidak lebih dari setengahnya. Mereka hanya sebatas mengenal nama partai tanpa tahu sasarannya. Selain itu, mereka juga kurang mengenal calon yang akan maju untuk mewakili daerah pemilihan di Jawa Barat, yaitu sekitar 95.57% pemilih yang masuk dalam kategori tersebut. Hasil uji Khi-Kuadrat menunjukkan bahwa kecenderungan responden dalam menentukan pilihan berhubungan dengan jenis kelamin, pengeluaran, jenis pekerjaan, pendidikan, agama, persentase tahu sasaran dari partai yang dikenal, serta faktor tahu/tidaknya calon yang mewakili daerah pemilihan. Keragaman data awal yang mampu dijelaskan oleh plot hasil analisis korespondensi sebesar 48.40%. Regresi logistik biner yang didapat mempunyai kemampuan prediksi dengan benar sebesar 57.96%. Dari beberapa peubah yang digunakan sebagai peubah bebas, peubah pendidikan, pengeluaran, jenis pekerjaan, agama, persentase tahu sasaran dari partai yang dikenal serta faktor tahu/tidaknya calon yang mewakili daerah pemilihan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pilihan. Karakteristik pemilih yang cenderung memilih gambar partai adalah pemilih dengan tingkat pendidikan dan pengeluaran yang lebih rendah dibandingkan dengan pemilih yang memilih nama calon. Selain itu, mereka juga cenderung memiliki pengetahuan seputar pemilu yang kurang.en
dc.subjectAnalisis Deskriptifen
dc.subjectAnalisis Korespondensien
dc.subjectAnalisis Regresi Logistik Bineren
dc.titleIdentifikasi Perilaku Memilih (Voting Behaviour) pada Pemilu Legislatif 2009 di Jawa Baraten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record