Tingkat pencemaran perairan Waduk Cirata, Jawa Barat: pengaruh sungai dan keramba jaring apung (KJA)
Date
2012Author
Aang Permana A. P.
Hariyadi, Sigid
Pratiwi, Niken T. M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Waduk Cirata merupakan salah satu dari tiga waduk kaskade di Jawa Barat. Letaknya diantara Waduk Saguling (bagian hulu) dan Waduk Ir.H. Djuanda (bagian hilir). Waduk Cirata di bangun pada tahun 1987 dengan luas 6.200 ha. Tujuan utama dibangunnya Waduk Cirata adalah untuk keperluan PLTA, namun pemanfaatan terus berkembang meliputi budidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA), perikanan tangkap, wisata, dan transportasi. Secara internal, Waduk Cirata mendapatkan beban pencemaran dari aktivitas pemanfaatan sedangkan secara eksternal mendapatkan pencemaran dari sungai. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan penelitian terhadap tingkat pencemaran di beberapa muara sungai dan zona pemanfaatan Waduk Cirata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan status mutu air dan tingkat pencemaran perairan Waduk Cirata serta mengidentifikasi sumber pencemaran yang masuk ke Waduk Cirata. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis di Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Bandung. Data sekunder diperoleh dari hasil pemantauan Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) setiap tiga bulan dari tahun 2007-2011. Analisis kualitas fisika, kimia, dan biologi perairan dilakukan terhadap 34 parameter. Analisis data kualitas air menggunakan indeks STORET yang dibandingkan dengan baku mutu air menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001 untuk krgiatan perikanan dan PLTA.