Analisis Ekonomi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Abstract
Indonesia kaya akan sumber energi mikrohidro, sehingga salah satu bentuk dari Desa Mandiri Energi (DME) adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Kabupaten Bogor telah menjadi sasaran lokasi PLTMH, salah satunya di Kecamatan Megamendung yang dinamakan PLTMH Ciesek. PLTMH Ciesek selesai dibangun pada bulan Desember 2011 dan mulai beroperasi pada Januari 2012. Penelitian ini dilakukan untuk menjadi bahan evaluasi agar pelaksanaan program PLTMH dapat berkelanjutan dan memberikan informasi untuk pembangunan PLTMH di lokasi lain. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai pembangunan PLTMH Ciesek, (2) mengidentifikasi kinerja produksi, distribusi, dan sistem pembayaran listrik PLTMH Ciesek, (3) mengestimasi kelayakan dan keberlanjutan PLTMH Ciesek. Penelitian ini dilakukan di Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (purposive) pada bulan Juni-Juli 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada masyarakat dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Energi Sumberdaya dan Mineral Wilayah I Cianjur, Kantor Desa Megamendung, dan pengelola PLTMH Ciesek. Data penelitian diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% responden mendapatkan manfaat dari adanya PLTMH Ciesek. Manfaat yang dirasakan diantaranya yaitu penerangan, akses informasi baru, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mempermudah pekerjaan. Persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan, ekonomi, dan pengelolaan PLTMH Ciesek dinilai berdasarkan skala Likert. Setelah melakukan perhitungan dengan skala Likert, dapat diketahui bahwa masyarakat sangat setuju jika PLTMH tidak mengakibatkan kebisingan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai persepsi sebesar 4,75. Selain itu, masyarakat sangat setuju bahwa PLTMH tidak menyebabkan penurunan kualitas air, yang ditunjukkan dengan nilai persepsi yang diperoleh sebesar 4,68.