Faktor Pola Makan yang Berkaitan dengan Kadar Selenium dalam Tubuh Wanita Usia Subur
Date
2009Author
Nurindahsari, Leisha Wahyu
Sunarli, Bunawan
Ernawati, Fitrah
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelompok wan ita usia subur yang bekerja merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan mengalami defisiensi selenium. Karena mereka selain bekcrja di rumah juga turut bekerja di luar rumah, terutama yang bekcrja di ruang terbatas yang memungkinkan mereka terpapar stres oksidatif. Sires oksidatif dapat dicegah dan dikurangi dengan asupan antioksidan yang cukup dan optimal ke dalam tubuh. Salah satu zat antioksidan adalah selenium. Selenium tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sehingga untuk memperolehnya manusia harus mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung selenium. Berdasarkan kadar selenium dalam tubuh, maka status selenium seseorang dapat dibagi menjadi dua yakni normal dan defisiensi selenium. Peubah respon yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yakni kadar selenium dalam darahnya mengalami defisiensi atau normal. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner. Dari analisis regresi logistik biner diperoleh model logit yang dapat digunakan untuk memprediksi peluang seseorang mengalami deffsiensi selenium atau tidak berdasarkan pola makannya. Selain itu, interpretasi koefisien berdasarkan nilai rasio odd nya juga merupakan hal yang menarik untuk diamati. Peubab penjelas yang nyata pada taraf 5% adalab daging sapi, hati sapi, dan kangkung. Berdasarkan niIai rasio odd oya responden yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi bahan makanan tersebut lebih berpotensi mengalami defisiensi selenium. Dari tabel 2x2 diperoleh nilai sensitivitasnya sebesar 96,30% dan nilai spesifitasnya sebesar 39%, sedangkan tingkat kesalahan positifuya adalah sebesar 16,13% dan tingkat kesalahan negatifuya adalab sebesar 23,81 %. Seeara urn urn sebesar 82.95%responden telah terklasifikasikan dengan tepat.