Show simple item record

dc.contributor.advisorPadlinurjaji, Iding M
dc.contributor.advisorPriadi, Trisna
dc.contributor.authorPratiwi, Gendis Ajeng
dc.date.accessioned2013-01-22T01:37:19Z
dc.date.available2013-01-22T01:37:19Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59641
dc.description.abstractKayu an utan r at ap pat menJa 1 su ShtuSl ayu g ~ :: ~~ hutan alam baik untuk kebutuhan komponen bangunan maupun bahan baku g ~ ~ ~austri. ~~un kebanyakan kayu dari hutan rakyat belum diketahui sifat~ ~ g. ~~tnya, teh.:rtama keawetan dan pengawetannya. Hal iui diperlukan mengingat a- a: cg ~~aman bigaeteriorasi di Indonesia sebagai daerah tropis cukup tinggi. Oleh ~ ~ ~ ~na itu t~dakan perlindungan OOrupa pengawetan bisa jadi sangat diperlukan g. ~ ~ inilk mencigah biodeteriorasi dalam penggunaan komoditas kayu dari hutan ~.s ~~at. QI ~o ~o ~ ~: Dalaf pengujian keawetan alami kayu yang dianalisis adalah kehilangan ~ ~ ~ ~rat dan kEUTIatian rayap kayu kering dan rayap tana11 setelah pengumpanan. ~ ~ ~ K.eterawetanmsetiap jenis kayu dinilai dari besarnya retensi dan penetrasi yang ~ ~ icapai baruiI pengawet pad a contoh uji kayu dengan dua metode pengawetan. ~ ~ ~dangkan lrektifitas bahan pengawet dianalisis dengan uji eftkasi bahan g ~ Ifngawet selia tingkat penetrasi dan retensi bahan pengawet yang dicapai. ~ ~ ;0- Dari L sil penelitian diketahui bahwa pada pengujian keawetan alami ~ ~ t~rhadap ra~p kayu kering atau rayap tanah, perbedaan ketiga jenis kayu ~: ~rRemiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kematian rayap dan memiliki g. !.!ingarub yajg nyata terhadap kehilangan berat. Sedangkan pada uji efikasi ~ ~ ~nsentrasi lithan pengawet memiliki pengaruh yang nyata terhadap penunman g- ~l&hilangan lirat dan peningkatan mortalitas pada rayap. Nilai retensi terting3i ~ ~t"dapat pada kayu afrika dengan metode rendaman sebesar 7,20 kg/m. ~ g~dangkan nilai terendah terdapat pada kayu akasia dengan metode rendaman ~ .gpgnas dingin sebesar 3,78 kglm3 • Penetrasi boron memiliki nilai lcbih dalam § a<IThandingkan nilai penetrasi tembaga. Nilai tertinggi ini terjadi untuk kedua 6" ::J ::J -t,metode dan semua jenis kayu. Penetrasi tembaga paling dalam dicapai pada kayu "8 (1) N° ~ngon dengan metode rendaman panas-dingin seOOsar 13,4 mrn. Sedangkan nilai :i" ~erendah pada kayu akasia dengan metode rendaman, kedalaman yang dicapai U ::J !ll ~aitu hanya 1 mm. Penetrasi senyawa boron paling dalam dicapai pada kayu jengon dengall metode rendaman panas-dingin, yaitu sebesar 19,45 mm, dan nilai ~erendah pad ayu akasia dengan metode rendaman sebesar 2,2 mm. ~ Hasil(=j?engujian memmjukkan bahwa ka)'ll afrika dan kayu akasia -anemiliki ting§at keawetan alami yang sarna. Dari ketiga jenis kayu yang diteliti ~ayu sengonrnemiliki keawetan alami terendab. Penetrasi boron dan tembaga ~ertinggi dimili'ki oleh kayu sengon dengan metode rendaman panas-dingin. Nilai i"etensi baha~engawet tcrtinggi pada ka)'ll afrika dengan metode rendaman aingin. Berd~;irkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi i,25% pellgg[naan ballaIl pellgawet sudah dapat dikatakan efektif. Pengambilan ~esimpulan' didasarkan pada perhitungan rataan dan pengujian analisis sidik ragam pada pCJiSentase kehilangan berat dan persentase kernatian rayap.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectbahan pengaweten
dc.subjectuji eftkasien
dc.subjectpengawetanen
dc.titleSifat Keawetan dan Pengawetan Beberapa Jenis Kayu Rakyaten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record