Teknik pembibitan jarak pagar (Jatropha Curcas L.) dengan metode penyemaian buah
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat kematangan buah dan periode pengeringan terhadap buah jarak pagar. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai Oktober 2009 di Rumah Kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan 2 percobaan. Percobaan pertama bertujuan untuk mempelajari perbedaan pertumbuhan asal bahan tanaman jarak pagar terhadap pembibitan. Perlakuan yang dibandingkan adalah penyemaian antara biji dengan buah. Buah yang digunakan terdiri dari tingkat kematangan buah kuning dan buah hitam (kering). Analisis dilakukan dengan menggunakan uji t terhadap masing-masing peubah yang digunakan. Percobaan kedua menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Faktor pertama adalah tingkat kematangan buah yang terdiri dari dua taraf yaitu buah panen kuning dari pohon (A1) dan buah panen hitam (kering) (A2). Faktor kedua adalah periode pengeringan buah yang terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa pengeringan (P1), dua hari (P2), dan empat hari (P3). Terdapat 6 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan sehingga terdapat 18 satuan percobaan dengan jumlah tanaman sebanyak 540 tanaman. Untuk mengetahui pengaruh dari seluruh perlakuan digunakan analisis ragam dan apabila terdapat pengaruh nyata (F hitung > F tabel) terhadap peubah yang diamati, maka setiap perlakuan akan diuji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %. Percobaan 1 menunjukkan bahwa dari seluruh peubah yang diuji, seluruhnya menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara kontrol yang menggunakan biji dengan tingkat kematangan buah kuning dan hitam. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan respon pertumbuhan antara buah dan biji jarak pagar terhadap pembibitan jarak pagar. Percobaan 2 menunjukkan bahwa tingkat kematangan buah berpengaruh sangat nyata terhadap peubah kadar air. Tingkat kematangan buah tidak berpengaruh nyata pada peubah lainnya. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan periode pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, bobot basah tanaman, bobot basah akar, panjang akar primer, jumlah akar sekunder, dan panjang batang. Periode pengeringan berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, bobot kering tanaman, dan panjang akar sekunder serta tidak berpengaruh nyata terhadap potensi tumbuh maksimum dan bobot kering akar. Interaksi tingkat kematangan buah dan periode pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap panjang batang. Interaksi warna buah dan periode pengeringan berpengaruh nyata terhadap kadar air, potensi tumbuh maksimum, bobot basah tanaman, bobot basah akar, panjang akar primer, dan panjang akar sekunder. Interaksi warna buah dan periode pengeringan tidak berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, bobot kering tanaman, bobot kering akar, dan jumlah akar sekunder. Perlakuan tingkat kematangan buah berpengaruh sangat nyata terhadap peubah kadar air dan tidak berpengaruh nyata pada semua peubah lainnya. Kadar air buah tingkat kematangan kuning memiliki nilai rata-rata paling tinggi yaitu 61,02 %. Hal tersebut disebabkan karena buah kuning masih memiliki kadar air yang cukup tinggi saat pemanenan, sehingga kadar air awal dan kadar air setelah pengeringan memiliki nilai yang lebih tinggi. Tingkat kematangan buah hitam memiliki nilai rata-rata daya berkecambah 59,26 % lebih tinggi dari buah kuning 56,30 %. Buah kuning memiliki nilai rata-rata potensi tumbuh maksimum lebih tinggi yaitu 83,33 %. Tingkat kematangan buah kuning dapat menghasilkan pertumbuhan yang baik hingga periode pengeringan empat hari, sedangkan tingkat kematangan buah hitam menghasilkan pertumbuhan yang baik sampai periode pengeringan dua hari. Pada periode pengeringan empat hari, tingkat kematangan buah hitam sudah mengalami pertumbuhan yang tidak maksimal.