Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistyono, Eko
dc.contributor.authorSuhendar, Deni
dc.date.accessioned2013-01-02T03:36:34Z
dc.date.available2013-01-02T03:36:34Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59097
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi irigasi terhadap pertumbuhan lima galur padi sawah yang diuji serta mengetahui respon galur padi yang diuji terhadap kondisi kekeringan. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Penelitian berlangsung pada bulan Februari – Juli 2010. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) yang terdiri atas dua faktor dan diulang sebanyak tiga ulangan untuk tiap kombinasi perlakuan. Pengamatan pertumbuhan tanaman dan komponen hasil dilakukan terhadap semua tanaman. Peubah-peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan/rumpun, panjang dan lebar daun, nisbah panjang/lebar daun, umur berbunga, jumlah anakan produktif/rumpun, panjang malai, jumlah malai/rumpun, jumlah gabah/malai, persentase bobot gabah isi, persentase jumlah gabah isi, bobot 100 butir gabah, bobot kering tajuk, kadar air gabah panen, bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling, persentase penurunan produksi dan evapotranspirasi harian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi irigasi berpengaruh terhadap tinggi tanaman 8 MST dan 12 MST, jumlah anakan 8 MST dan 12 MST, panjang daun, nisbah panjang/lebar daun, umur berbunga, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah malai, jumlah gabah per malai, persentase jumlah gabah isi, bobot gabah kering panen, bobot kering tajuk, bobot gabah kering giling, dan persentase penurunan produksi. Cekaman kekeringan menyebabkan penurunan produksi sebesar 32.44%, 48.87%, dan 41.52%, masingmasing pada frekuensi irigasi 8, 12, dan 16 hari sekali. Pada kondisi ketersediaan air optimum, galur padi yang menghasilkan produksi tertinggi adalah galur 1 (BP1027F-PN-1-2-1-KN-1-MR-3-3), 2 (B10894B-MR-2-3-KN-2-1), dan 5 (KAL9418F-KN-2-1-1-2). Pada kondisi 3 kekeringan, produksi semua galur yang diuji tidak berbeda nyata. Titik kritis kelembapan tanah pada fase vegetatif yaitu pada frekuensi irigasi 4 hari sekali, pada fase reproduktif yaitu pada frekuensi irigasi 3 hari sekali, dan pada fase pemasakan yaitu pada frekuensi irigasi 2 hari sekali.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengaruh Frekuensi Irigasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Lima Galur Padi Sawah (Oryza sativa L.).en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record