Show simple item record

dc.contributor.advisorSetyobudiandi, Isdradjad
dc.contributor.advisorSimanjuntak, Charles P. H.
dc.contributor.authorUmmami, Dea
dc.date.accessioned2012-12-28T03:19:42Z
dc.date.available2012-12-28T03:19:42Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59076
dc.description.abstractEkosistem Pantai Mayangan yang dicirikan oleh keberadaan daerah estuari merupakan suatu kawasan yang subur karena mendapat masukan bahan organik dari sungai maupun dari hasil pendaurulangan serasah mangrove yang tumbuh di sekitar Pantai Mayangan, sehingga daerah ini memiliki produktivitas yang tinggi dan mendukung kelangsungan hidup beragam biota akuatik, akan tetapi kondisi lingkungannya rentan mengalami gangguan baik dari kegiatan antropogenik maupun secara alamiah. Biota makrozoobentos mampu memberikan gambaran kondisi ekologis suatu habitat karena hewan ini hidup relatif menetap di dasar perairan atau hidup di dasar endapan (substrat) sehingga secara langsung dapat terpapar oleh bahan organik yang masuk ke dalam suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekologis Pantai Mayangan lewat deskripsi indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi makrozoobentos serta membandingkan secara spasial dan temporal; mendeskripsikan kondisi fisika-kimia air dan sedimen sebagai indikator kondisi perairan Pantai Mayangan; serta mengetahui hubungan antara komunitas makrozoobentos dengan parameter fisikakimia air dan sedimen dasar perairan. Penelitian ini dilaksanakan dari Mei-Oktober 2011 dengan interval pengambilan sampel satu kali dalam satu bulan. Lokasi penelitian terdiri atas delapan stasiun yang ditentukan berdasarkan keterwakilan lokasi yang ada di Pantai Mayangan. Parameter fisika-kimia yang dikaji meliputi kedalaman, kecerahan, suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO) dan pH. Analisis parameter fisika-kimia perairan dilakukan in situ sedangkan analisis C-organik dan tekstur substrat dilakukan di Laboratorium Rutin Ilmu Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Identifikasi biota makrozoobentos dilakukan di Laboratorium Biologi Makro Satu dan Biologi Mikro, Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FPIK, IPB. Analisis data yang digunakan meliputi analisis struktur komunitas, pengelompokan stasiun, analisis kanonikal korespondensi/canonical correspondence analysis (CCA) serta uji parametrik analisis ragam satu arah (ANOVA) dan uji non-parametrik Kruskal Wallis. Makrozoobentos yang ditemukan selama penelitian terdiri atas 41 genera yang termasuk ke dalam 32 famili, 14 ordo dan lima kelas. Kelompok famili Paratanaidae, kelas Malacostraca merupakan jenis makrozoobentos yang paling banyak ditemukan. Secara keseluruhan, kelompok tipe makan yang paling banyak ditemukan adalah detritus feeder, deposit feeder, shredders dan lainnya (gabungan dari beberapa kelompok tipe makan suspension feeder, gathering collector, carnivorous dan omnivorous). Kepadatan jenis tertinggi ditemukan di stasiun VII pada Mei, Juni, Juli, Agustus dan Oktober; sedangkan pada September kepadatan tertinggi ditemukan di stasiun VI dengan nilai kepadatan secara berurutan adalah 2622 Ind./m2, 2733 Ind./m2, 5267 Ind./m2, 4889 Ind./m2, 3800 Ind./m2, 2156 Ind./m2. Kepadatan jenis tertinggi dimiliki oleh Leptochelia sp. dari kelas Malacostraca. Karakteristik lingkungan perairan pada delapan lokasi penelitian di Pantai Mayangan selama enam bulan pengambilan sampel dengan kedalaman yang berkisar antara 0,5-5,5 m, suhu antara 27-35 oC, kecerahan antara 0,20-1,21 m, salinitas antara 22‰-39‰, DO antara 1,60-7,6 mg/l, pH antara 6-8,5, kisaran persentase C-organik pada Mei berkisar antara 0,24%-5,19% dan pada Oktober berkisar antara 0,32%-6,54%. Secara keseluruhan, stasiun I dan II memiliki tekstur substrat pasir dan lumpur liat, stasiun III dan IV memiliki tekstur substrat pasir, stasiun V dan VI memiliki tektur substrat yang seimbang antara pasir, debu dan liat; sedangkan stasiun VII dan VIII memiliki tekstur substrat lumpur debu dan liat. Biota makrozoobentos yang paling banyak ditemukan di stasiun VI, VII dan VIII yaitu Leptochelia sp; sementara di stasiun I sampai V lebih banyak ditemukan jenis Polychaeta. Bivalvia banyak ditemukan pada stasiun III dan VIII; sedangkan Gastropoda dan larva Insecta jarang ditemukan. Hasil uji canonical correspondence analysis (CCA) menunjukan bahwa distribusi makrozoobentos dipengaruhi oleh fisika-kimia perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas makrozoobentos di Pantai Mayangan berada pada kondisi yang kurang stabil karena memiliki indeks keanekaragaman yang sangat kecil, indeks keseragaman yang mendekati satu dan indeks dominansi kurang dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa makrozoobentos mendapatkan tekanan ekologis yang diindikasikan ditemukannya jenis Capitella sp. dan Prionospio sp. pada beberapa stasiun penelitian yang merupakan indikator pencemaran bahan organik. Ditinjau dari struktur komunitas yang tergambarkan saat ini di Pantai Mayangan maka hanya spesies tertentu yang mampu bertahan hidup dan memiliki keseragaman yang tinggi, sehingga secara keseluruhan tidak ada spesies yang mendominasi. Ditinjau dari variasi spasial dan temporal terdapat perbedaan kepadatan makrozoobenthos, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh curah hujan yang berbeda pada setiap bulan penelitian, karakteristik lokasi penelitian, ketersediaan makanan, serta faktor predasi dan kompetisi antar jenis makrozoobentos.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleVariasi Spasial dan Temporal Struktur Komunitas Makrozoobentos di Daerah Estuari Pantai Mayangan, Jawa Barat.en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record