Show simple item record

Kajian Potensi Mangrove Dalam Pengembangan Silvofishery di Kabupaten Tulang Bwang, Propinsi Lampung

dc.contributor.advisorWidigdo, Bambang
dc.contributor.advisorYulianto, Gatot
dc.contributor.authorMiasto, Yudha
dc.date.accessioned2012-12-21T02:20:44Z
dc.date.available2012-12-21T02:20:44Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58995
dc.description.abstractA silvofishery approach to manage mangrove ecosystems in Tulang Bawang District, Lampung Province, is an integrated activity between brackish water cultivation with mangrove plantation at the same location. Silvofishery concept was developed as one of the coastal area management approach between conservation and utilization of mangrove ecosystems as a green belt which ecologically have a relative high productivity and the economic benefits of aquaculture activities. The method used in measuring productivity is by using the litter traps placed between the mangrove canopy. Decomposition rate was measured using litter bags were incubated in water at intervals of seven days of observation during 42 days. Total litter productivity of Rhizophora apiculata was produced at 18.73 gr/m2/day, which consists of components of the leaf (18.27 gr/m2/day), branch (0.43 gr/m2/day), and flowers (0,03 gr/m2 Keywords: silvofishery, mangrove, litter productivity, decomposition, nutrient, economy valuation /day). Decomposition rate was ranging from 0.02-0.002 gr/day. Potential contribution of nutrients C, N, and P from leaf were 8.2 gr C, 0.20 gr N, and 0.05 gr P respectively. Economic valuation gained from this study was IDR 3 009 825.en
dc.description.abstractSilvofishery atau sering disebut sebagai wanamina adalah bentuk kegiatan yang terintegrasi (terpadu) antara budidaya air payau dengan pengembangan mangrove pada lokasi yang sama Konsep silvofishery ini dikembangkan sebagai salah satu bentuk budidaya perikanan tradisional yang berkelanjutan dengan input yang rendah. Pendekatan antara konservasi dan pemanfaatan kawasan mangrove ini memungkinkan untuk mempertahankan keberadaan mangrove yang secara ekologi memiliki produktifitas relatif tinggi dengan keuntungan ekonomi dari kegiatan budidaya perikanan. Wilayah pesisir timur Propinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah satu aset pembangunan kawasan pesisir yang sangat diandalkan bagi pendapatan asli daerah. Kawasan ini telah sejak lama dimanfaatkan untuk sektor perikanan budidaya khususnya untuk tambak udang. Kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan perubahan sistem ekologi kawasan setempat. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, untuk tetap mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pesisir sebagai areal budidaya udang tanpa mengesampingkan penurunan kualitas lingkungan perairan pesisir, maka diperlukan suatu upaya agar prokduktifitas lingkungan perairan tetap terjaga. Salah satu diantaranya yaitu dengan mengkombinasikan areal budidaya dengan penanaman mangrove.
dc.publisherIPB ( Bogor Agricultural University )
dc.subjectsilvofisheryen
dc.subjectmangroveen
dc.subjectlitter productivityen
dc.subjectdecompositionen
dc.subjectnutrienten
dc.subjecteconomy valuationen
dc.titleStudy On Mangrove Potentials Of Silvofishery Development In Tulang Bawang District, Lampung Provinceen
dc.titleKajian Potensi Mangrove Dalam Pengembangan Silvofishery di Kabupaten Tulang Bwang, Propinsi Lampung


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record