Show simple item record

dc.contributor.authorHidayat, Aceng
dc.date.accessioned2012-12-14T06:51:05Z
dc.date.available2012-12-14T06:51:05Z
dc.date.issued2011-06
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58820
dc.description.abstractPada tahun 1989, David Pierce, Ani! Markandya, dan Edward D Barbier dari the London Environmental Economic Center, bekerjasama dengan the International Institute for Em/ironment and Del,elopment dan the Department of Economics of University (ollege, London menerbitkan Blueprint for A Green Economy. Buku yang diterbitkan oleh Earthscan Publications Ltd London tersebut dipersembahan kepada Department of the Environment, UK sebagai landasan kebijakan umuk mencapai pembangunan berkelanjutan (Pierce et al., 1989). Selang dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1991, David Pierce, et alet at. kembali menerbitkan buku berjudul Blueprint 2: Greening the World Economy. Sebagaimana buku pertama, buku kedua pun diterbitkan oleh penerbit yang sama. Jika pad a bllku pertama green economy dimaknai secara mikro melalui pendekaran teod ekonomi lingkungan seperti lingkungan, neraca sumberdaY3, benefit-cost anaiysis dan teori discounting the filture, maka pada bukll kedua David Pierce, et at. memaknai greening world economy mdalui pendekatan makro. aleh karena itu, yang dibahas pada bllku dua mengenai global commons, global warming. carbon trade, economics of tradah/e permit, economics of ozon layer dan lain-lain (Pierce et af., 1991) Pierce et at., menlllis kedua bllku tersebut terinspirasi oleh buku "Our Common Future" yang diterbitkan oleh the WOrld Commission on EmJironment and Develrpment (\X'ECD), atau dikenal dengan Brundtland Commission pada tahun 1987. Amanat pentingyang disampaikan oleh bllku tersebllt adalah konscp pernbangunan berkelanjutan, yaitu, pembangllnan I Staf Pengajar p.ld, Dcpartcmcn EkonOlni dan Lingkllngan Fakuiras Ekonomi dan Manajemen IPB 3 f' MEMAHAMI GREEN ECONOMY SECARA KRITIS ekonomi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat global saat ini tanpa mengurangi kemampuan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang. Dengan kata lain, kegiatan pembangunan harus dapat mewariskan kesejahteraan pada generasi mendatang berupa aset lingkungan dan sumberdaya alam minimal sarna dengan yang kita terima dari generasi sebelumnya, plus ilmu pengetahuan, teknologi dan man-made capital. Inilah merupakan pengertian pembangunan berkelanjutan yang telah menjadi mainstream ekonomi dan pembangunan (WCED, 1987). Buku Blueprintfor a Green economy yang disebutkan di atas merupakan panduan strategis untuk merealisasikan pembangunan berkelanjutan melalui pengintegrasian ekonomi dan lingkungan. Artinya, konsep pembangunan berkelanjutan dibangun di atas kesadaran bahwa sistem ekonomi btrdampak pada sistem lingkungan melalui pemanfaatan SDA, pembuangan limbah ke media lingkungan, dan lain-lain. Pun demikian sebaliknya, sistern lingkungan akan mempengaruhi sistem ekonomi melalui berkutangnya daya dukung lingkungan (Pierce et al., 1989). Pada praktiknya, khususnya di negara berkembang, lingkungan selalu mensubsidi pertumbuhan ekonomi dengan cara mengabaikan prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan. Karena itu, tantangan terberat ke depan bagi negara-negara berkembang adalah bagaimana rnengintegrasikan kedua kepentingan tersebut dalam sebuah kebijakan. Dikotomi antara kepentingan lingkungan dan ekonomi harus segera diakhiri. Sejak buku Blueprint for Greer; Economy dan Blueprint: Greening the World Economy diterbitkan, prase green economy jarang terdengar. Pun, tidak menyertai prase pembangunan berkelanjutan yang hampir muncul pada setiap pembicaraan masalah ekonomi dan pembangunan. Pertemuan internasional yang membahas masalah lingkungan, pcrtumbuhan ekonomi, perubahan iklim dan lain-lain tidak menyertakan prase green economy. Terminologi green economy baru terdengar kembali sejak dua tahun terakhir scjalan dengan m.lfaknya pembahasan fenomena perubahan iklim global, dan semakin dekatnya Rio Summit+20 bulan J uni 2012. Perubahan iklim global yang diyakini mempengaruhi iklim mikro (micro climate) banyak menyadarkan penduduk bumi bahwa perubahan iklim global itu ada, dan dampaknya dapat dirasakan. Nelayan dan petani merupakan kelompok masyarakat yang paling merasakan dampak perubahan iklim. Karena itu munculah berbagai usulan strategi mitigasi untuk jangka GREEN ECONOM Y Menuju Pembangunan Berkelanjutan panjang dan adaptasi untuk jangka pendek, dengan tujuan mereduksi dampak tersebut agar tidak terlalu merugikan. Green economy mengemuka sebagai respon atas fenomena perubahan iklim global dan permasalahan lingkungan lainnya yang dianggap mengancam keberlanjutan kehidupan, termasuk keberadaan bumi di mana kita berada ini. Lalu, apa itu green economy? Adakah kesamaan dengan "green economy" yang disampaikan Pierce et af. 20 tahun lalu? Dalam tulisan ini penulis mencoba memahami green economy sebagaimana disampaikan oleh United Nations Environmental Program (UNEP) secara kritis, yan8 melihat relevansinya dengan upaya mengatasi persoalan lingkungan, perubahan iklim, sekaligus mengatasi kemiskinan. Hal ini penting agar green economy ticlak di"main"kan oleh kepentingan sekelompok negara maju.en
dc.language.isoother
dc.publisherFakultas Ekonomi dan Manajemen
dc.subjectGreen Economyen
dc.titleMemahami Green Economy Secara Kritisen
dc.title.alternativeMemahami Green Economy Secara Kritisen
dc.typeBook chapteren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record